(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

DEMPLOT DI SUBAK BANYUMALA, KELURAHAN BANYUASRI, KECAMATAN BULELENG

Admin distan | 02 September 2018 | 309 kali

 

Demplot budidaya padi di Subak Banyumala dengan luas lahan mencapai 50 Are (5,000 meter persegi) ditanami padi dengan varietas Inpari 20 dengan perlakuan khusus yaitu; pemberian pupuk berimbang, penggunaan agensia hayati dan sistem penanaman jajar legowo 2:1. Demplot ini memulai peyemaian bibit Kamis 10 Mei 2018, masa tanam pada Rabu, 30 Mei 2018 dan di panen pada Sabtu, 1 September 2018, pada usia padi 94 hari.

 

Gerakan Panen padi perdana di Subak Banyumala dimulai pada lokasi Demplot dihadiri oleh Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng; Bapk Ir. Nyoman Genep, MT), Kabid Penyuluhan Pertanian; Ibu Ir. Made Lely Nuryantini, Koord Demplot; Bapak Ir.  Tista Laksana, Koordinator Petugas Pertanian Kecamatan Buleleng; Bapak drh. I Gst Bagus Oka Yadnya, Kasi Benih; Bapak Putu Naya, SP, POPT Kecamatan Buleleng; Bapak Made Artayasa, SP, Mantri Tani; Bapak I Kt Suparsana, SP, Penyuluh Pertanian Wilbin Banyuasri; Shinta Istihsan, SP, PPS Kabupaten Buleleng; Bapak Putu Suwardiyasa, SP, Babinsa Desa Banyuasri; Bapak Ketut Susantika,  Kelian Subak Banyumala; Bapak Made Suartana, Petani Demontrator; Bapak Nyoman Wirya, dan anggota petani Subak Banyumala serta Staf Penyuluhan Kabupaten Buleleng. 

 

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng mengatakan, hasil pertanian padi akan sangat bermanfaat bagi masyarakat. “Melalui panen padi ini, kiranya kita tidak lagi bergantung pada daerah lain. Dengan ini, minimal kita bisa menyuplai (keperluan pangan) dengan hasil pertanian kita,” ucap Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng Nyoman Genep.

Penggunaan varietas Inpari 20 ini karena tekstur nasi yang dihasilkan pulen, ketahanan terhadap hama meliputi; wereng batang coklat, rentan terhadap virus tungro dan penyakit blas. Selain itu cocok ditanam di ekosistem sawah dataran rendah sampai ketinggian 600 m dpl dan tidak dianjurkan untuk ditanam didaerah endemik tungro.

Potensi hasil panen mencapai 8,8 ton/Ha GKG, dengan rata-rata hasil 6,4 Ton/Ha GKG.

Penggunaan pupuk hayati merupakan pupuk yang berisi mikroorganisme hidup yang berfungsi penambah nitrogen dan meningkatkan kesuburan tanah. Aktivitas mikroorganisme dalam pupuk hayati membantu meningkatkan penyerapan unsur hara tanah oleh tumbuhan.

Selain itu menerapkan pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan pestisida alami dan pestisida sintetis secara berimbang. Pestisida alami memiliki dampak racun yang lebih rendah yang akan membasmi hama dan penyakit tanaman tapi aman bagi hewan lain dan manusia, sehingga mikroba atau serangga yang berguna bagi padi tidak ikut mati terbasmi.

Menurut PPL Wilbin Banyuasri (Shinta Istihsan, SP), hal yang tidak kalah penting untuk diperhatikan adalah Mekanisme Pertanian, yaitu menggunakan mesin-mesin pertanian untuk proses pemanenan seperti combine harvester. Dengan adanya mesin pertanian tersebut dapat menekan bulir padi yang hilang pada saat proses pemanenan, sehingga budidaya menjadi lebih efisien dan produktivitas pun meningkat dan ini sangat diharapkan di Subak Banyumala mendapatkan bantuan mesin tersebut.

Shinta Istihsan, SP (THLTB-PP Kecamatan Buleleng)