(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Varietas PADI DARAT Unggul (Padi Gogo Lahan Kering)

Admin distan | 17 Juli 2018 | 41416 kali

 

Oleh : Ir. IGusti Ayu Maya Kurnia, M.Si/PP Madya pada Dinas Pertanian Kab. Buleleng 

 

Tanaman padi merupakan tanaman pangan yang bisa ditanam pada berbagai jenis lahan, yaitu lahan sawah, lahan rawa, lahan kering/tegalan/lahan tadah hujan. Tanaman padi yang diusahakan pada lahan kering dikenal dengan sebutan padi gogo. Lahan kering untuk menanam padi disebut tegalan atau lahan tadah hujan. Padi gogo adalah suatu tipe padi lahan kering yang toleran terhadap kekeringan atau tanpa penggenangan seperti padi sawah. Padi gogo banyak diusahakan hampir diseluruh wilayah di Indonesia. Disetiap daerah, varietas padi gogo yang diusahakan bervariasi dan umumnya adalah jenis padi lokal. Budidaya padi gogo umumnya dilakukan dengan sistem tumpang sari, yaitu sistem bercocok tanam secara campuran. Tumpang sari yaitu sistem bercocok tanam berbagai jenis tanaman dalam satu lahan secara bersamaan atau hampir bersamaan.  Sejak tahun 2008 penamaan varietas unggul padi inbrida yang dikembangkan oleh Badan Litbang Pertanian menggunakan nama awalan Inpa (Inbrida Padi) ditambah akronim ekosistem target daerah pengembangannya. Untuk padi lahan kering, varietas unggul padi menggunakan nama Inpago yang merupakan singkatan dari Inbrida Padi Gogo.  Dalam rentang waktu lima tahun terakhir, sebanyak 7 varietas unggul padi gogo telah dilepas oleh Badan Litbang Pertanian melalui Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. Berikut varietas unggul baru padi gogo yang dilepas dari tahun 2010-2014 beserta keunggulannya. (1). Inpago 4. Varietas ini  memiliki potensi hasil gabah kering giling sebesar 6,1 ton/ha. Rata-rata hasil varietas ini di lahan kering sebesar 4,1 ton/ha dengan umur panen 124 hari. Varietas ini memiliki tekstur nasi pulen. Inpago 4 memiliki ketahanan yang baik terhadap beberapa ras penyakit blas yang merupakan penyakit utama di lahan kering. Selain itu varietas ini juga toleran terhadap keracunan aluminium sehingga cocok ditanam di lahan kering subur maupun di lahan kering masam (podsolik merah kuning); (2). Inpago 5. Varietas ini mampu menghasilkan gabah kering giling sampai 6,2 ton/ha, dengan rata-rata hasil 4,0 ton/ha. Varietas ini dapat dipanen setelah berumur 118 hari. Dengan kadar amilosa dalam beras sebesar 18%, tekstur nasi varietas ini tergolong sangat pulen. Inpago 5 tahan terhadap beberapa ras blas. Varietas ini juga toleran terhadap kekeringan dan agak toleran terhadap keracunan aluminium, sehingga sangat sesuai ditanam baik di lahan kering subur maupun lahan kering podsolik merah kuning; (3). Inpago 6. Varietas Inpago 6 merupakan hasil introduksi dari IRRI yang merupakan Lembaga Penelitian Padi Internasional yang berbasis diFilipina. Rata-rata hasil varietas ini di lahan kering 3,9 ton/ha dengan tekstur nasi yang pulen. Varietas Inpago 6 dapat dipanen pada umur 113 hari. Selain tahan terhadap beberapa ras penyakit blas, varietas ini juga agak toleran terhadap keracunan aluminium yang merupakan masalah utama di pertanaman padi gogo di lahan kering masam; (4). Inpago 7 (Beras Merah). Inpago 7 merupakan satu-satunya varietas unggul padi gogo beras merah. Varietas yang dilepas tahun 2011 ini memiliki rata-rata hasil 4,6 ton/ha, dengan potensi hasil di lahan kering mencapai 7,4 ton/ha. Inpago 7 dapat dipanen setelah berumur 111 hari. Varietas ini memiliki kadar amilosa 20,3% dengan tekstur nasi pulen. Seperti halnya varietas Inpago yang lain, varietas ini tahan terhadap beberapa ras penyakit blas. Namun varietas ini rentan terhadap keracunan aluminium sehingga hanya dianjurkan di tanam di lahan kering yang tidak memiliki masalah keracunan aluminium; (5). Inpago 8.  Varietas Inpago 8 dilepas tahun 2011 dan merupakan hasil persilangan antara varietas padi gogo Cirata dengan galur TB177. Inpago 8 memiliki potensi hasil yang cukup tinggi yakni mencapai 8,1 ton/ha, dengan rata-rata hasil 5,2 ton/ha. Umur panen varietas ini adalah 119 hari. Inpago 8 memiliki rasa nasi yang enak dengan tekstur nasi pulen. Keunggulan lain dari varietas ini adalah tahan terhadap beberapa ras penyakit blas, toleran terhadap kekeringan, dan agak toleran terhadap keracunan aluminium. Varietas ini baik ditanam di lahan kering dataran rendah sampai dataran menengah, baik lahan kering subur maupun lahan kering masam; (6). Inpago 9.  Varietas Inpago 9 memiliki rata-rata hasil 5,2 ton/ha dan dapat dipanen pada umur 109 hari. Varietas yang dilepas pada tahun 2012 ini dicirikan dengan warna gabahnya yang berwarna kuning bergaris coklat dengan bentuk gabah bulat besar. Tekstur nasi Inpago 9 tergolong sedang dengan kadar amilosa sekitar 22%. Selain memiliki ketahanan yang baik terhadap penyakit blas, varietas ini juga agak tahan terhadap hama wereng coklat biotipe 1 dan penyakit hawar daun bakteri patotipe III’ (7). Inpago 10. Varietas Inpago 10 merupakan varietas unggul padi gogo terbaru yang dilepas oleh Badan Litbang Pertanian pada tahun 2014. Varietas ini dilepas setelah melalui pengujian di berbagai lokasi lahan kering bersama dengan galur-galur padi gogo unggulan dari lembaga penelitian lain seperti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed). Rata-rata hasil varietas Inpago 10 di lahan kering sekitar 3,9 ton/ha dengan potensi hasil mencapai 7,3 ton/ha. Varietas ini dapat dipanen pada umur 115 hari dan memiliki tekstur nasi yang sedang. Selain tahan terhadap penyakit blas, varietas ini juga agak toleran terhadap kekeringan dan keracunan aluminium. Sumber : bbpadi.litbang.pertanian.go.id