Penggunaan pupuk organik kira kira mulai digunakan pada permulaan dari manusia mengenal bercocok tanam yaitu kurang lebih 5.000 tahun yang lalu.
Bentuk primitive dari pemupukan untuk memperbaiki kesuburan tanah terdapat pada kebudayaan tua manusia di negeri – negeri yang terletak di daerah aliran sungai – sungai nil, euphrat, indus dan daerah lannya. Lahan disekitar aliran – aliran sungai tersebut sangat subur karena menerima endapan – endapan lumpur yang kaya dengan unsur haranya melalui banjir yang terjadi.
Nenek moyang kita menggunakan sisa sisa makanan mereka yang berupa sayur-sayuran, tulang, ikan, dan segala sesuatu yang menjadi sisa makanan mereka, dengan cara menimbun hal hal tersebut didalam tanah yang akan dijadikan tempat untuk bercocok tanam.
Pada mulanya mereka tidak sengaja melakukan hal tersebut, akan tetapi mereka mengamati dengan mereka melakukan hal tersebut, tanaman yang mereka tanam menjadi lebih subur.
Oleh karena itu mereka terus melakukan hal tersebut, dengan maksud membuat tanaman yeng mereka tanam menjadi lebih subur.
Di Indonesia sebenarnya pupuk organik sudah lama dikenal oleh para petani. Bahkan mereka hanya mengenal pupuk organik sebelum gebrakan revolusi hijau melanda diIndonesia pada tahun 1990-an.
Waktu itu pemerintah mengkomando penanaman padi, pemaksaan pemakian bibit impor, pupuk kimia dan yang lain lain oleh pemerintah, membuat Indonesia berjaya pada saat itu, bahkan sempat mengalami swasembada beras.
karena mereka menganggap pupuk anorganik lebih murah, karena pada waktu itu di subsidi oleh pemerintah dan juga lebih peraktis, para petani banyak menggunakan pupuk anorganik ketimbang pupuk organik setelah revolusi hijau melanda.
Namun hal tersebut tidak berlangsung lama, Para petani mulai kelabakan menghadapi kesuburan tanah yang kian merosot, ketergantungan pemakaian pupuk anorganik kian hari makin meningkat.
Revolusi hijau memang pernah meningkatkan produktifitas pertanian di tanah air, akan tetapi penggunaan pupuk anorganik memiliki dampak besar yang dirsakan oleh para petani yaitu:
1. Berbagai jenis organisme penyubur tanah musnah karena pupuk anorganik
2. Kesuburan tanah merosot
3. Keseimbangan ekosistem tanah rusak
4. Terjadi serangan hama dalam jumlah yang besar
Tumbuhnya kesadaran dampak negative dari penggunaan pupuk anorganik, banyak masyarakat yang beralih dari pertanian konvensional ke pertanian organik.
Akan tetapi penggunaan pupuk organik masih terbilang sulit diperoleh sampai sekarang karena
1. Kebanyakan pupuk organik diproduksi oleh pengusaha kecil dan menengah
2. Pupuk organik di produksi untuk digunakan diri sendiri
3. Jumlah penggunaan pupuk organik masih sangat terbatas
Selain itu peminat terbanyak pupuk organik hanya digunakan untuk tanaman hias yang jumlah pemakaiannya terbilang sedikit sehingga produksinya juga tidak terlalu banyak.
Putu Budi Umarayasa, Staff Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian
Sumber : Berbagai sumber