Krisis pangan yang terjadi sebagai dampak covid 19 telah terjadi di sebagian besar Negara di dunia tidak terkecuali Indonesia , sebagai dampak dari kebijakan Lockdown disebagian besar Negara hingga berdampak pada eksportir tidak mau menjual produknya dan lebih focus untuk memenuhi kebutuhan pangan di negerinya sendiri sehingga apapun yang terjadi Indonesia harus mandiri pangan artinya harus mampu menyediakan pangan dalam negeri sendiri tidak tergantung dari Negara lain. Indonesia sebagai negara agraris memiliki agroekosistem Indonesia sangat mendukung bagi pengembangan komoditas pangan lokal yang dapat digunakan sebagai sumber pangan alternatif maupun pangan utama yang mudah dibudidayakan di setiap daerah yang notabene memiliki ragam pangan lokal yang khas.
Indonesia sebagai negara agraris kaya akan sumber pangan lokal yang berkualitas dan sehat karena didukung kecukupan udara tropis dan sub torpis yang berpotensi memaksimalkan fotosintentis tanaman. Produk pangan local adalah olahan bahan pangan yang telah lama diproduksi serta telah berkembang dan dikonsumsi di suatu daerah atau suatu kelompok masyarakat lokal tertentu. Umumnya produk pangan lokal diolah dari bahan baku local, menggunakan teknologi local, pengetahuan lokal pula, dan berkaitan erat dengan budaya lokal setempat yang berasal dari dalam negeri. Berbagai sumber pangan lokal yang tersedia di Negara Indonesia antara lain : ubi kayu, ubi jalar, pisang, jagung,labu kuning, sukun, ganyong, sagu, gembili, empon-empon, umbi garut, talas,gedung, dan lainnya. Potensi pangan lokal nasional.
Salah satu potensi manfaat pangan lokal yang perlu diperhatikan dan dikembangkan adalah Ubi Kayu. Singkong (Manihot utilissima atau Manihot esculenta crantz) yang juga dikenal dengan nama Ketela Pohon atau Ubi Kayu adalah pohon tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Umbinya dikenal luas sebagai makanan pokok penghasil karbohidrat dan daunnya sebagai sayuran. Di Indonesia, singkong ditanam secara komersial pada sekitar tahun 1810, setelah sebelumnya diperkenalkan orang Portugis pada abad ke-16 ke Nusantara dari Brasil melalui Kebun Raya Bogor. Pada tahun 1914-1918 saat terjadi krisis pangan di Indonesia, singkong mulai menduduki posisi pangan pokok alternatif selain beras dan jagung. Ubi kayu atau singkong sangat diminati sebagai pengganti dari makanan pokok kita yaitu nasi karena singkong memang mengandung cukup tinggi kalori dan sumber energi yang baik. Dalam perkembangannya, singkong kini telah banyak dimanfaatkan untuk membuat berbagai macam penganan, atau diambil patinya untuk berbagai macam keperluan.
Kandungan nutrisi singkong sangat tinggi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan kita. Singkong menyediakan Energi sebesar 160 Kcal, jumlah Karbohidrat 38.06 g, Protein 1,36 g 2,5, Total Lemak 0.28 g, Kolesterol 0 mg, dan Serat 1,8 g. Berikut kandungan gizi per 100g singkong mentah menurut USDA. Vitamin: kandungan vitamin tertinggi ubi kayu adalah Folat (vitamin B9) 27 mg, Vitamin C 20,6 mg, dan Vitamin K 1,9 mg. Selebihnya adalah Niacin 0.854 mg, Pyridoxine 0.088 mg, Riboflavin 0.048 mg, Thiamin 0,087 mg, Vitamin A 13 IU <, dan Vitamin E 0,19 mg. Mineral: Sodium 14 mg, Kalium 271 mg, Kalsium 16 mg 1,6, Zat Besi 0,27 mg, Magnesium 21 mg, Mangan 0,383 mg, Fosfor 27 mg, dan Zinc 0.34 mg.
Manfaat ubi kayu untuk kesehatan tubuh cukup beragam, seperti berikut :
1) Sumber energi
Singkong rendah lemak dan 0 kolesterol, namun ia cukup tinggi kalori, bahkan hampir dua kali lipat kalori daripada kentang. Hal ini mungkin yang tertinggi dari setiap umbi tropis yang kaya pati. 100 g ubi kayu menyediakan 160 kalori, terutama berasal dari sukrosa yang membentuk sebagian besar gula pada umbi-umbian, yang total terhitung lebih dari 69 % dari total gula. Gula kompleks amilosa lainnya adalah sumber karbohidrat utama yaitu sekitar 16-17 %. Dengan demikian, singkong bisa sebagai makanan alternatif selain nasi untuk mendapatkan cukup energi bagi tubuh kita;
2)Mengandung Serat dan 0 kolesterol
Mengonsumsi makanan yang tinggi serat akan sangat bermanfaat untuk kesehatan, seperti menurunkan tekanan darah, menurunkan kadar kolesterol, dan membantu pencernaan. Rendahnya lemak dan kolesterol, yang ditambah dengan kandungan serat, membuat singkong juga baik untuk mencegah resiko obesitas;
3) Mengandung protein
Singkong sangat rendah lemak, juga lebih rendah protein jika dibanding dengan sereal dan kacang-kacangan. Meskipun demikian, makanan yang murah meriah ini mengandung lebih banyak protein, jika dibandingkan dengan sumber makanan lainnya seperti ubi, kentang, pisang, dll. Protein tertinggi terutama terdapat dalam daun singkong yang juga tinggi manfaatnya bagi kesehatan;
4) Bebas gluten
Seperti halnya umbi-umbian lain, ubi kayu juga bebas gluten. Pati singkong yang bebas gluten digunakan sebagai makanan khusus untuk pasien penyakit celiac dan autism;
5) Sumber vitamin K
Vitamin K berperan potensial dalam membangun massa tulang dengan cara mempromosikan aktivitas osteotrophic dalam tulang. Selain itu, vitamin ini juga berguna dalam pengobatan pasien penyakit Alzheimer dengan cara membatasi kerusakan saraf di otak;
6) Sumber vitamin B
Singkong merupakan sumber yang cukup baik dari beberapa vitamin B-kompleks, seperti folat, thiamin, piridoksin (vitamin B – 6), riboflavin, dan asam pantotenat. Vitamin B Kompleks adalah vitamin esensial yang harus diperoleh setiap hari dari makanan, yang sangat penting bagi kesehatan secara menyeluruh;
7) Magnesium dan Tembaga
Makan Singkong akan membantu Anda untuk mendapatkan asupan magnesium dan tembaga lebih banyak lagi. Diet makanan yang kaya magnesium akan meningkatkan kesehatan seumur hidup, menurunkan tekanan darah, serta mengurangi risiko osteoporosis. Mineral penting lain yang bisa diperoleh dari makan singkong adalah mangan, zat besi, serta seng; dan Tinggi Kalium: Selain itu, ubi kayu juga menyediakan kalium yang cukup baik (271 mg per 100g, atau 6 % dari kebutuhan setiap hari). Kalium merupakan senyawa penting dari sel dan cairan tubuh yang bermanfaat untuk membantu mengatur detak jantung dan tekanan darah.
Efek samping mengonsumsi ubi kayu minim tergantung pada proses pengolahan karena ubi kayu termasuk makanan mengandung racun, jika tidak diproses dengan benar dari mentah menjadi bahan siap olah, maka ubi kayu bisa memicu mual dan muntah, bahkan kerusakan hati hingga kematian. Ubi kayu tertentu mengandung senyawa beracun alami yang bernama glikosida sianogen linamarin dan metil-linamarin. Namun mengupas ubi kayu akan mengurangi kandungan sianida, pengeringan matahari dan perendaman, perebusan akan menguapkan senyawa ini, yang membuatnya aman untuk dikonsumsi manusia. Menkonsumsi singkong mentah dapat keracunan sianida dengan gejala seperti muntah, mual, pusing, sakit perut, sakit kepala, dan bahkan kematian. Secara umum, kandungan sianida secara substansial lebih tinggi di bagian luar dan kulit. Jangan mengambil singkong yang telah lama disimpan, dengan ditandai dengan garis-garis atau perubahan warna pada ujung yang menjadi keabu-abuan. Jangan mengkonsumsi jenis singkong yang lebih tinggi kandungan racunnya, yaitu jenis ungu atau yang juga disebut singkong genderuwo. Jadi, belilah ubi kayu hanya pada pedagang yang terpercaya. Mengkonsumsi singkong secara monoton dapat mengakibatkan kondisi kronis seperti neuropati ataxic tropis (TAN) dan diabetes mellitus.