(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

PENYAKIT TUNGRO PADA TANAMAN PADI DAN CARA PENGENDALIANNYA

Admin distan | 26 November 2018 | 95432 kali

Penyakit tungro merupakan penyakit padi yang disebabkan oleh dua jenis virus yaitu virus yang berbentuk batang atau virus batang tungro padi Rice tungro bacilliform virus (RTBV), dan virus berbentuk bulat atau virus bulat tungro padi Rice tungro spherical virus (RTSV). Kedua virus tersebut ditularkan oleh beberapa spesies wereng hijau dan wereng daun lainnya. Tanaman padi yang terinfeksi virus-virus tungro umumnya tampak kerdil dan daun berwarna kuning terutama pada daun muda. Sejak tahun 1981, penyakit ini telah meluas dari Sulawesi Selatan ke Bali, Lombok, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Hingga saat ini hampir seluruh sentra produksi padi di Indonesia tidak terlepas dari penyakit tungro.

Gejala Penyakit Tungro

Gejala utama penyakit tungro terlihat pada perubahan warna daun terutama pada daun muda berwarna kuning oranye dimulai dari ujung daun. Daun muda agak menggulung, jumlah anakan berkurang, tanaman kerdil dan pertumbuhan terhambat. Gejala ini biasanya tersebar mengelompok pada areal pertanaman padi sehingga hamparan tanaman padi terlihat bergelombang karena adanya perbedaan tinggi tanaman antara tanaman sehat dan tanaman sakit. Gejala biasanya mulai tampak pada 6-15 hari setelah terinfeksi. Tanaman muda lebih rentan terinfeksi disbanding tanaman tua. Jika tanaman sampai berumur dua bulan terhindar dari infeksi, penyakit tungro kurang berpengaruh terhadap kerusakan dan kehilangan hasil.

Pengendalian Penyakit Tungro.

Mengingat banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan penyakit tungro, maka  pengendalian penyakit tungro yang dianjurkan adalah dengan mengintegrasikan komponen-komponen pengendalian dalam satu system yang dikenal dengan konsep pengendalian penyakit secara terpadu. Beberapa teknologi pengendalian tungro yang dianjurkan adalah tanam serempak, pengaturan waktu tanam, varietas tahan, sanitasi lingkungan, dan penyemprotan insektisida.

Tanam serempak.

Penyakit tungro akan selalu ada pada daerah dengan pola tanam tidak serempak dan penanaman sepanjang tahun. Pola tanam serempak akan memutus siklus hidup vektor dan dapat memperpendek waktu keberadaan sumber inoculum. Untuk mengurangi serangan penyakit tungro, dianjurkan tanam serempak minimal pada luasan 40 ha.

Mengatur waktu tanam yang tepat.

Tanam pada saat yang tepat dimaksudkan agar supaya pada saat fase pertumbuhan tanaman padi peka dapat terhindar dari serangan penyakit tungro. Waktu tanam tepat diidentifikasi berdasarkan pola fluktuasi populasi wreng hijau, keberadaan virus tungro dan iklim terutama curah hujan.  Fase pertumbuhan tanaman padi peka terhadap serangan tungro adalah pada saat tanaman berumur kurang dari 45 hari setelah tanam. Dengan mengamati pola fluktuasi populasi wereng hijau dan intensitas serangan tungro sepanjang tahun, akan diketahui saat-saat ancaman paling serius oleh penyakit tungro.  Waktu tanam diatur sehingga pada saat ancaman tungro serius, tanaman sudah berumur lebih dari 45 hari setelah tanam. Puncak populasi wereng hijau terjadi pada 1,5-2 bulan setelah curah hujan mencapai puncaknya. Pada saat populasi wereng hijau mencapai puncaknya, tanaman padi yang berumur kurang dari 45 hari setelah tanam sangat terancam oleh serangan tungro. Dengan demikian waktu tanam yang tepat adalah 30-45 hari sebelum puncak curah hujan. Waktu tanam tepat hanya efektif mengendalikan penyakit tungro di daerah dengan pola tanam serempak.

Tanam Jajar Legowo

Tanam jajar legowo menyebabkan kondisi iklim mikro di bawah kanopi tanaman kurang mendukung perkembangan pathogen. Pada tanam jajar legowo, wereng hijau kurang aktif berpindah antar rumpun, sehingga penularan dan penyebaran tungro terbatas.

Varietas tahan wereng hijau.

Berdasar pada sumber gen tahan tetuanya, varietas tahan wereng hijau digolongkan menjadi golongan T0-T4. Varietas yang tergolong dalam golongan T0 tidak memiliki gen tahan. Termasuk dalam golongan T0 adalah varietas-varietas IR5, Pelita, Atomita, Cisadane, Cikapundung, dan Lusi. Varietas yang tergolong T1 memiliki gen tahan Glh 1. Termasuk dalam golongan T1 adalah varietas-varietas IR20, IR30, IR26, IR46, Citarum, dan Serayu. Varietas yang tergolong dalam golongan T2 memiliki gen tahan Glh 6. Termasuk dalam golongan ini adalah varietas-varietas IR32, IR38, IR36, IR47, Semeru, Asahan, Ciliwung, Krueng Aceh dan Bengawan Solo. Sedang varietas yang termasuk dalam golongan T3 memiliki gen tahan Glh 5. Termasuk dalam golongan ini adalah IR50, IR48, IR54, IR52 dan IR64. Varietas yang termasuk dalam golongan T4 memiliki gen tahan glh4. yang termasuk dalam golongan ini adalah IR66,IR70, IR72,IR68, Barumun, dan Klara. Hasil uji adaptasi wereng hijau pada berbagai varietas menunjukkan varietas padi yang sesuai  untuk ditanam di Jawa dan Bali adalah sebagai berikut. Untuk di Jawa Barat  dapat ditanam varietas tahan golongan T1, T2 dan T4. Di Jawa Tengah dapat ditanam semua golongan varietas tahan. Di Yogyakarta dapat dianjurkan varietas tahan dari golongan T2 dan T4. Di Jawa Timur dan Bali hanya dianjurkan varietas tahan golongan T4. Di Nusa Tenggara Barat belum ada varietas tahan yang dapat dianjurkan untuk ditanam. Sementara di NTB dianjurkan untuk menanam varietas tahan virus.

 Varietas tahan virus

Lima varietas tahan virus yaitu Tukad Balian, Tukad Petanu, Tukad Unda, Kalimas dan Bondoyudo. Pewilayahan kesesuaian varietas tahan virus tungro adalah dengan anjuran penanaman sebagai berikut. Tukad Petanu dapat diajurkan untuk seluruh daerah endemis, sedangkan varietas Tukad Unda hanya dapat dianjurkan untuk ditanam di NTB dan di Sulawesi Selatan. Begitu pula varietas Tukad Balian, yang hanya dianjurkan untuk ditanam di Bali, Sulawei Selatan, dan Jawa Timur. Bondoyudo dapat dianjurkan ditanam di Jawa Timur, Bali, dan Sulawesi Selatan. Sedangkan Kalimas hanya dianjurkan ditanam di Jawa Timur. Penanaman varietas tahan tidak dapat dilakukan terus-menerus. Untuk itu dianjurkan untuk melakukan giliran varietas tahan minimal tiap dua musim. Di samping itu, perlu diketahui bahwa dalam keadaan tekanan penyakit yang tinggi (sumber inokulum tinggi, populasi wereng hijau tinggi, dan kondisi lingkungan mendukung), varietas tahan perlu didampingi (dikombinasi) dengan teknologi pengendalian yang lain, seperti kultur teknis dan insektisida.

Eradikasi sumber inokulum

Sumber inokulum merupakan salah satu faktor utama penyebab terjadinya penyakit tungro. Virus tungro mampu bertahan pada tanaman inang turiang, gulma dan beberapa jenis padi liar. Tummbuhan inang  tersebut dapat berperan sebagai sumber infaksi penyakit tungro dan vektornya terhadap pertanaman padi di sekitarnya, terutama di daerah dengan waktu tanam tidak serempak.  Beberapa jenis inang tungro dari jenis rerumputan  adalah Jajagoan  (Echinochloa crusgali), rumput bebek atau tuton  (Echinochloa colonum), rumput belulang (Eleusine indica), tapak jalak (Dactyloctenium aegyptium), dan padi liar. Eradikasi sumber inokulum pada tahap pratanam sangat penting untuk menekan sumber inoculum primer dan menghindari infeksi awal virus tungro. Oleh karena itu sangat tidak bijaksana apabila turiang dari sisa-sisa tanaman terserang dibiarkan dalam waktu lama karena akan menjadi sumber penularan pada pertanaman berikutnya terutama pada pola tanam tidak serempak.

Penggunaan Insektisida

Penyemprotan insktisida dimaksudkan untuk menekan populasi wereng hijau untuk mengurangi kecepatan penyebaran virus tungro. Penggunaan insektisida organik sebaiknya  berdasarkan pengamatan populasi wereng hijau. Diteksi ancaman penyakit tungro dapat dilakukan pada waktu pesemaian dan saat tanaman berumur sekitar tiga minggu setelah tanam.  Pengamatan wereng hijau di pesemaian dilakukan dengan jaring serangga sebanyak 10 ayunan untuk mengevaluasi kerapatan populasi wereng hijau.  Pada daerah dengan pola tanam serempak, penggunaan insektisida sistemik butiran dan insektisida berbahan aktif Imidakloprid, tiametoksan  dan MIPC melalui penyemprotan pada pesemaian dan pertanaman dapat menghambat penularan tungro oleh vector.

 

Sumber : Dede Kusdiaman, Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Jl. Raya IX Sukamandi Subang

https://www.artikelpadi.com/penyakit-tungro-pada-tanaman-padi-dan-cara-pengendaliannya/