(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Pemanfaatan Tanaman Refugia Sebagai Pengendali Hama Penggerek Batang Padi

Admin distan | 16 November 2020 | 12219 kali

Pemanfaatan Tanaman Refugia Sebagai Pengendali Hama Penggerek Batang Padi


Pada pertanaman padi terdapat berbagai jenis hama yang menyerang pertanaman. Salah satu hama yang paling sering menimbulkan kerusakan pada tanaman padi yaitu penggerek batang padi. Hama ini merusak tanaman padi baik pada fase vegetatif maupun fase generatif. Pada fase vegetative hama ini menyebabkan gejala yang disebut sundep, dimana pada fase ini larva merusak tanaman padi dengan memakan sistem pembuluh tanaman yang ada didalam batang tanaman padi. Gejala serangannya terlihat pucuk batang padi menjadi kering, berwarna kuning dan mudah dicabut. Serangan pada fase generatif mengakibatkan malai berwarna putih dan hampa karena proses pengisian bijinya tidak berlangsung sempurna.

Dalam usaha pengendalian hama penggerek batang padi, petani masih menggunakan pestisida sintetis tanpa mempedulikan efek dari penggunaan pestisida tersebut apabila digunakan secara terus menerus dan dalam waktu yang lama. Pengendalian penggerek batang padi dengan penggunaan insektisida secara terus menerus sangat beresiko karena berdampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu perlu pengembangan teknik pengendalian yang ramah lingkungan tetapi efektif untuk mengendalikan hama penggerek batang padi tersebut.

Salah satu usaha untuk menekan populasi penggerek batang padi putih tersebut yaitu dengan penanaman tanaman refugia. Refugia merupakan mikrohabitat yang ditanam di sekitar tanaman yang dibudidayakan bagi predator dan parasitoid untuk berkembang biak. Manfaat refugia sebagai area konservasi musuh alami di sawah yaitu sebagai tanaman perangkap hama, tanaman penolak hama, tempat berlindung, menarik musuh alami untuk hidup dan berkembangbiak di area tersebut karena menyediakan sumber nutrisi dan energi seperti nektar, serbuk madu dan embun madu yang dibutuhkan oleh musuh alami sehingga kehadiran musuh alami dapat menyeimbangkan populasi hama pada batas yang tidak merugikan.

Mengingat peran dari serangga musuh alami yang menguntungkan untuk membantu pengendalian hama dan penyakit ini, maka perlu ada usaha konservasi musuh alami dengan menanam tanaman refugia bersamaan atau sebaiknya tanaman refugia ditanam sebelum tanaman utama agar dapat dimanfaatkan sebagai tempat berlindung dan berkembang biak bagi musuh alami dan serangga pollinator yang berperan dalam polinasi yaitu perantara penyerbukan tanaman. Refugia cocok ditanam di pematang sawah. Penanaman refugia sejajar dengan sinar matahari sehingga tidak menutupi atau mengganggu penyerapan sinar matahari bagi tanaman utama.

Jenis-jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai tanaman refugia antara lain tanaman berbunga, gulma berdaun lebar, tumbuhan liar yang ditanam atau yang tumbuh sendiri di areal pertanaman, dan sayuran, biasanya berasal famili Umbelliferae, Leguminosae, dan Compositae atau Asteraceae. Mekanisme ketertarikan serangga oleh tanaman berbunga yaitu ditentukan oleh karakter morfologi dan fisiologi bunga yang berupa warna, bentuk, ukuran, keharuman, periode berbunga dan kandungan nektar. Di sisi lain aroma nektar juga akan mengundang kehadiran serangga-serangga lain yang bermanfaat, serangga pollinator, musuh alami dari golongan predator seperti tawon kertas, lalat buas dan kumbang. Juga golongan parasitoid dari famili Brachymeria, Euphaniidae, Braconidae, Ichneumonidae.

Kebanyakan serangga tertarik pada bunga yang berukuran kecil, cenderung terbuka dan mempunyai periode berbunga yang cukup lama. Tumbuhan berbunga berkemampuan memikat banyak musuh alami karena berfungsi sebagai sumber pakan maupun tempat perhentian (untuk meletakkan telur atau menyembunyikan diri dari bahaya). Fungsi yang beragam ini menyebabkan pentingnya memperhatikan tumbuhan berbunga sebagai habitat khusus bagi serangga dan jasad lainnya, dan tumbuhan berbunga sangat penting untuk melestarikan populasi musuh alami di suatu ekosistem seperti agroekosistem terutama di pertanaman yang selama ini dominan sebagai ekosistem monokultur, misalnya tanaman padi.

Tanaman yang berpotensi besar sebagai refugia adalah tanaman bunga matahari, tanaman kenikir dan tanaman bunga kertas (zinnia). Ketiga tanaman ini mempunyai bunga yang mencolok dan dan mempunyai warna yang diminati musuh alami.  Tanaman kacang panjang juga ternyata sangat cocok digunakan untuk usaha konservasi musuh alami. Tanaman kacang panjang ini bisa diambil manfaat secara langsung (kacang dan lembayung) dan secara tidak langsung (sebagai refugia). Kelebihan bunga kertas kertas (zinnia), selalu mekar dan bunganya beraneka warna sehingga banyak dikunjungi serangga dari berbagai jenis kupu-kupu, semut, kumbang, laba-laba dan lebah. Kelebihan lain tanaman ini mudah ditanam (cepat tumbuh), bibit mudah diperoleh, regenerasi tanaman tergolong cepat dan kontinyu.

 Sumber:

Baehaki. 2012. “Hama Penggerek Batang Padi dan Teknologi Pengendalian”. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, Jawa Barat.

Rahmawasiah & Suriyanto R. 2020. “Efektivitas Refugia Terhadap Populasi Penggerek Batang Padi Putih (Schirpophaga innotata) pada Sawah Tadah Hujan di Kecamatan Malangke Barat Kabupaten Luwu Utara. Jurnal Pertanian Berkelanjutan. Volume 8 No. 2

 

 

 

Download disini