(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Organisme Pengganggu Tanaman (OPT)

Admin distan | 23 November 2018 | 154704 kali

Organisme pengganggu tanaman (OPT) adalah hewan atau tumbuhan baik berukuran mikro ataupun makro yang mengganggu, menghambat, bahkan mematikan tanaman yang dibudidayakan. Berdasarkan jenis seranganya OPT dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu hama, vektor penyakit, dan gulma.

Hama adalah hewan yang merusak secara langsung pada tanaman. Hama terdapat beberapa jenis, diantaranya adalah insekta (serangga), moluska (bekicot, keong), rodenta (tikus), mamalia (babi), nematoda, dll. Serangan hama sangat terlihat dan dapat memberikan kerugian yang besar apabila terjadi secara massive. Namun serangan hama umumnya tidak memberikan efek menular, terkecuali apabila hama tersebut sebagai vektor suatu penyakit.

Vektor penyakit atau biasa disebut sebagai faktor pembawa penyakit adalah organisme yang memberikan gejala sakit, menurunkan imunitas, atau mengganggu metabolisme tanaman sehingga terjadi gejala abnormal pada sistem metabolisme tanaman tersebut. Beberapa penyakit masih dapat ditanggulangi dan tidak memberikan efek serius apabila imunitas tanaman dapat ditingkatkan atau varietas tersebut toleran terhadap penyakit yang menyerangnya. Namun terdapat pula penyakit yang memberikan efek serius pada tanaman dan bahkan menyebabkan kematian. Beberapa vektor penyakit tanaman adalah virus, bakteri, dan cendawan. Umumnya gejala penyakit memiliki efek menular yang sangat cepat dan sulit dibendung.

Gulma adalah tumbuhan liar yang tidak dikehendaki tumbuhnya dan bersifat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang dibudidayakan. Gulma memberikan pengaruh yang cukup signifikan pada pertumbuhan tanaman, meskipun biasanya tidak menimbulkan kematian. Gulma bisa disebut juga sebagai kompetitor penyerap nutrisi daerah perakaran tanaman. Apabila pertumbuhan gulma lebih cepat dibandingkan tanaman, maka sudah dapat dipastikan tanaman yang dibudidayakan akan mengalami pertumbuhan yang tidak optimal. Beberapa jenis gulma bahkan ada yang memberikan efek racun pada perakaran tanaman, seperti kandungan metabolit sekunder (cairan) pada akar alang-alang.

Sehubungan dengan konsep pertanian organik, maka tata cara pencegahan ataupun penganggulangan OPT harus menggunakan bahan-bahan organik dan teknis yang ramah lingkungan. Zat-zat yang digunakan untuk mencegah dan menanggulangi OPT secara organik biasa disebut sebagai pestisida nabati (pesnab). Bahan-bahan pesnab sebenarnya banyak ditemukan dan dapat dengan mudah diperoleh di lingkungan sekitar. Berdasarkan kegunaannya, pesnab terbagi menjadi 3, yaitu pesnab yang bersifat repellant (penolak), antraktant (penarik/perangkap), dan antifeedant (mengurangi nafsu makan).

Selain menggunakan pestisida nabati, pencegahan dan penanggulangan dapat melalui kultur teknis dan predator hama. Kultur teknis adalah suatu perlakuan pada teknis budidaya tanaman untuk meningkatkan produktivitas dan mengurangi dampak serangan hama atau penyakit. Kultur teknis mulai dilakukan semenjak fase pembibitan tanaman hingga pemanenan. Beberapa contoh kegiatan kultur teknis diantaranya adalah menggunakan jarak tanam yang lebar, melakukan bera untuk tanaman sejenis atau satu famili, gilir varietas, dll. Sedangkan predator hama digunakan sebagai musuh alami hama yang menyerang tanaman. Setiap hama memiliki musuh alami atau pemangsanya masing-masing. Oleh karena itu, musuh alami perlu pertahankan secara alami di lahan atau dengan sengaja melepas musuh alami yang sudah dikembangbiakkan secara khusus.

Sumber : https://pertaniansehat.com/read/2015/10/12/organisme-pengganggu-tanaman-opt.html

Marta Supriawan/BPP Buleleng