Limbah merupakan hasil samping dari proses produksi yang bersumber dari pabrik atau aktivitas manusia. Secara umum limbah dibagi empat, yaitu limbah cair, limbah padat, limbah gas dan partikel, serta limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun). Limbah cair tentunya berasal dari pabrik yang menggunakan air dalam sistemnya, limbah padat seperti limbah rumah tangga, limbah kayu atau limbah kertas.
Adapun limbah gas dan partikel ialah limbah yang mengandung unsur kimia yang menurunkan kualitas udara. Sementara, limbah B3 ialah limbah bersifat toksik, mudah terbakar, mengandung logam yang tinggi dan sebagainya.
Bagaimana pemanfaatan limbah kertas sebagai pupuk tanaman budidaya?
Tentunya limbah kertas harus ditambahkan bahan lain agar pupuk dapat terbentuk sempurna. Limbah padat kertas dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu sludge, biossludge, dan pith. Masing-masing limbah berasal dari hasil samping pada proses pembuatan kertas.
Sludge atau limbah padat didapatkan dari proses pengendapan pada efflument treatment plant yang terdiri atas padatan dan air. Biosludge adalah hasil samping dari efflument treatment, yakni dari proses biological aeration.
Sementara, pith adalah bahan dari proses depething plant, yaitu proses pemisahan secara mekanik bahan baku pulb. Limbah padat kertas ini dapat pula diaplikasikan sebagai pupuk dasar ataupun pupuk tambahan.
Sebuah penelitian menyebutkan bahwa limbah padat dari industri kertas sisa pengolahan dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) memiliki kandungan hara yang cukup sesuai untuk dijadikan sebagai pupuk organik. Akan tetapi, nisbah C/N yang tinggi, yaitu 56,90 pada limbah padat kertas memerlukan waktu pengomposan yang lebih panjang.
Oleh karena itu, limbah padat ditambahkan bahan lain seperti dedak, pupuk anotganik (Za, TSP atau KCL) sebagai nutrisi, serbuk kayu sebagai bahan untuk meningkatkan porositas tumpukan limbah padat pada proses pengomposan. Terakhir, yaitu penambahan aktivator hayati Trichoderma pseudokoningii dan bakteri Cytophaga sp.
Limbah padat kertas yang dicampur pupuk anorganik ternyata juga berpotensi menyediakan bahan organik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman bawang merah. Perlakuan dosis limbah padat pabrik kertas berpengaruh nyata terhadap jumlah umbi, berat segar umbi, dan berat kering umbi bawang merah.
Penggunaan limbah padat kertas menaikkan berat segar umbi. Limbah sludge menghasilkan pH netral sekitar 6,8 yang memungkinkan unsur P tersedia bagi tanaman. Unsur P diketahui berperan dalam mengendalikan proses fisiologi tanaman.
Selain digunakan pada tanaman bawang merah, pupuk yang berasal dari limbah padat kertas ini direkomendasikan sebagai campuran media tanam pada tanaman kehutanan dengan menambahkan bahan organik seperti pupuk kandang.
Sumber : https://www.pertanianku.com/limbah-kertas-bisa-dimanfaatkan-jadi-pupuk-pertanian-lho/
-Teges/Umum-