(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

LIMBAH BUAH SEBAGAI MIKRO ORGANISME LOKAL

Admin distan | 21 November 2018 | 7172 kali

MikrMikro Organisme Lokal atau MOL adalah bahan pengurai untuk membuat pupuk organik berupa kompos atau bokashi. MOL ini sangat banyak sekali manfaatnya, karena sangat berperan penting dalam dunia Pertanian Organik.

Salah satu prinsip pertanian organik adalah mendaur ulang sisa-sisa pertanian yang ada untuk dijadikan sumber pupuk maupun sebagai pestisida nabati.pemupukan adalah menyediakan unsur hara yang diperlukan tanaman untuk dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Jenis pupuk berdasarkan bahan penyusunnya adalah pupuk kimia, pupuk organik dan pupuk hayati. Penggunaan pupuk kimia dalam budidaya tanaman sangat diminati petani dalam usaha meningkatkan produktivitas tanaman karena pupuk kimia dapat menyediakan unsurhara yang diperlukan tanaman secara cepat dan dalam jumlah yang tidak banyak. Akan tetapi, penggunaan pupuk kimia secara  secara terus menerus tanpa diimbangi dengan pupuk organik dapat menyebabkan kadar bahan organik tanah menurun, struktur tanah rusak, dan mengakibatkan pencemaran lingkungan, dan jika hal ini terus berlanjut akan menurunkan kualitas tanah dan kesehatan lingkungan. Oleh karena itu, selain menggunakan pupuk kimia, sebaiknya petani juga menggunakan pupuk organik untuk meningkatkan/mempertahankan kesuburan tanah.Pupuk organik dapat dibagi menjadi 2 (dua) berdasarkan bentuknya yaitu pupuk organik padat dan pupuk organik cair. Salah satu jenis pupuk organik cair adalah yang umumnya dikenal sebagai Mikro Organisme Lokal (MOL) yang merupakan larutan hasil fermentasi. Bahan dasar MOL berasal dari berbagai sumber yang mengandung unsur hara mikro, makro, bakteri perombak bahan organik, perangsang pertumbuhan dan agen pengendali hama/penyakit tanaman. Oleh karena itu, MOL dapat dimanfaatkan sebagai (a) Pupuk organik cair, (b) Decomposer atau biang pembuatan kompos, (c) Pestisida nabati.

SUMBER BAHAN MOL

  1. Karbohidrat (sumber C) : air cucian beras, singkong, kentang, nasi dll
  2. Glukosa (sumber C dan N) berasal dari air gula merah, gula pasir, molases dan urin sapi.
  3. Vitamin dan mineral: air kelapa dan susu bekas

KEUNGGULAN UTAMA PENGGUNAAN MOL 

Berikut adalah keunggulan dari pemanfaatan MOL

  1. Pembuatan MOL sederhana dan mudah dengan waktu yang relatif singkat.
  2. Biaya pembuatan murah, karena menggunakan bahan-bahan yang kurang dimanfaatkan dan tersedia di sekitar..
  3. Pupuk organik yang dihasilkan mengandung unsur kompleks baik makro maupun mikro serta mengandung mikroba yang bermanfaat.
  4. Ramah lingkungan karena tidak meninggalkan residu.
  5. Biota tanah terlindungi sehingga dapat memperbaiki/mempertahankan kualitas tanah.
  6. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produk hasil tanaman.

BAHAN DAN PROSES PEMBUATAN MOL

Bahan dasar pembuatan MOL berasal dari berbagai bahan yang tersedia dan belum termanfaatkan dilokasi/mudah didapat. Bahan dasar yang dapat digunakan antara lain berenuk, bonggol pisang, dan sisa buah-buahan busuk yang tidak dikonsumsi.

Berikut adalah contoh pembuatan MOL. Buah-buahan busuk yang sudah tidak bisa dimakan lagi bisa dimanfaatkan sebagai MOL. MOL yang dibuat dari buah-buahan busuk ini bisa digunakan untuk pengomposan maupun untuk disemprotkan ke tanaman. Cara pembuatannya sangat mudah dengan menggunakan bahan-bahan yang ada di sekitar kita. 

Bahan-bahan: 

  • Buah-buahan yang sudah busuk. Bisa buah apa saja seperti: pepaya, pisang, mangga, apel, salak, dll
  • Air kelapa 10 butir
  • Gula jawa 1 kg

Cara pembuatan: 

  1. Limbah buah-buahan dihaluskan. Bisa dengan cara ditumbuk atau diparut.
  2. Masukkan ke dalam tempat (drum).
  3. Tambahkan air kelapa
  4. Tambahkan gula
  5. Semua bahan diaduk sampai tercampur merata.
  6. Tutup drum dengan penutu. Beri lubang untuk aerasi. Lubang aerasi ini bisa menggunakan selang agar tidak dimasuki oleh lalat atau serangga lain.
  7. Semua bahan kemudian difermentasi selama dua minggu sebelum digunakan.

Penggunaan: 

MOL ini bisa digunakan untuk pengomposan maupun untuk penyemprotan ke tanaman. Untuk pengomposan, encerkan larutan fermentasi dengan perbandingan 1:5 air, kemudian disemprotkan ke bahan-bahan yang akan dikomposkan. Sedangkan untuk penyemprotan tanaman, larutkan larutan fermentasi sebanyak 30 kali. Penyemprotan dilakukan pada pagi hari atau sore hari ke permukaan daun. Penyemprotan dilakukan selang dua minggu. 

 

Red. Candraningsih/bpp sawan