(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

KENAPA PANGAN LOKAL

Admin distan | 10 Januari 2018 | 2367 kali

Oleh : Ir. I Gusti Ayu Maya Kurnia, M.Si/PP Madya pada Dinas Pertanian Kab. Buleleng

 

Pangan Lokal tidak harus asli dalam arti indigenous sebagaimana kata asli digunakan dalam konteks pengetahuan dan kearifan asli (indigeneous knoledge/indegenous wisdom)tanamankampung.blogspot.com

Pangan dalam Undang-undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan makanan atau minuman.  Definisi ini memberikan cakupan yang sangat luas terhadap apa yang dimaksud dengan pangan, bukan hanya sebagai sumber karbohidrat. Pangan dalam konteks definisi ini adalah segala sesuatu yang dikonsumsi, baik dengan cara dimakan maupun diminum.  Sedangkan definisi Pangan Lokal adalah sebagai makanan yang dikonsumsi oleh masyarakat setempat sesuai dengan potensi dan kearifan lokal.  Yang jelas di Indonesia banyak macam pangan lokal yang tersedia, yang tidak saja menjadi ciri khas suatu daerah karena hanya dapat tumbuh di satu daerah tertentu saja.  Tetapi pangan lokal dimaksud juga dapat tumbuh di daerah lainnya, seperti contohnya di Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali


Ketela Pohon

Ketela pohon/singkong merupakan tanaman tahunan tropika dan subtropika dari keluarga Euphorbiaceae. Hasil dari Ketela pohon yang berupa umbi dikenal luas sebagai salah satu makanan pokok penghasil karbohidrat merupakan makanan pokok khas masyarakat Indonesia. Tanaman ini tumbuh dan berproduksi dari daerah dataran rendah hingga dataran tinggi. Adapun pemanfaatan dari Ketela pohon yaitu dapat digunakan sebagai bahan baku industri pembuatan tepung tapioka, tepung gaplek, serta bahan lainnya.

 

Sukun

Sukun (Artocarpus altilis) merupakan tanaman yang dapat tumbuh baik pada lahan kering (daratan), dengan tinggi pohon dapat mencapai 10 m atau lebih. Menurut Pustaka Litbang Deptan, buah sukun telah lama dimanfaatkan sebagai bahan pangan. Di daerah Kepulauan Sangir Talaud, buah sukun dimanfaatkan sebagai makanan tradisional dan makanan ringan. Bahkan dalam lingkup internasional buah sukun dikenal dengan sebutan bread fruit atau buah roti dikarenakan kelezatannya sebagai buah, namun juga memiliki kandungan karbohidrat yang tidak kalah dari beras, gandum dan jagung. Potensi tanaman sukun sebagai makanan pengganti padi memiliki keunggulan dibandingkan dengan tanaman pendamping padi yang lain karena pemanenan buah sukun dapat dilakukan setiap waktu tanpa mengenal musim. Tanaman sukun bermanfaat sebagai tanaman peneduh dan tanaman penghijauan. Sosok tanaman sukun yang tinggi, dengan perakaran tanaman yang tidak terlalu dalam tetapi kokoh, membuat tanaman sukun sangat cocok untuk digunakan sebagai tanaman penghijauan. Tajuk tanaman yang besar mampu mengurangi erosi tanah yang disebabkan oleh angin kencang.

 

Jagung

Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan tanaman yang memiliki hasil utama berupa biji. Jagung diberdayakan untuk memenuhi berbagai keperluan baik pangan maupun non pangan. Sebagai bahan pangan beberapa hasil olahannya meliputi : tepung jagung, berondong (pop corn), jenang, nasi jagung, sirup jagung dan lain sebagainya. Sebagai bahan non pangan beberapa manfaat dari jagung adalah sebagai berikut, misalnya digunakan sebagai bahan pakan ternak. Penyebaran tanaman jagung yang dapat tumbuh dan berproduksi secara merata di manapun, dikarenakan karakteristik tanaman jagung yang merupakan tanaman yang dapat tumbuh di daerah sub-tropis maupun tropis.


Penganeka ragaman dilakukan agar masyarakat tidak hanya tergantung pada beras sebagai pangan pokok tetapi juga mulai mengkonsumsi pangan non beras misalnya dari ketela pohon, sukun atau jagung dan yang lainnya. Apabila terjadi kekurangan beras, masyarakat tidak perlu kuatir lagi karena sudah tersedia bahan pangan lain yang tidak kalah dengan beras.