(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

JENIS TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) BAGIAN 4

Admin distan | 17 Juni 2015 | 3968 kali

JENIS TANAMAN OBAT KELUARGA (TOGA) BAGIAN 4
Oleh : IGA. Maya Kurnia/PP Madya Distanak Kab. Buleleng

DAUN KATUK
Di Bali dikenal dengan nama daun kayumanis, nama lain daun katuk adalah sauropus androgynus merupakan tumbuhan sayuran yang banyak terdapat di asia tenggara. Tumbuhan ini termasuk dalam suku menir-meniran (phyllantheae), dan masih berkerabat dengan tumbuhan menteng, buni, dan cermai. Tumbuhan ini juga termasuk dalam tibus phyllanteae dan subtibus flueggeinae. Daun katuk mengandung sejumlan manfaat sayur-sayuran yang baik untuk tubuh, berikut ini beberapa diantaranya : dapat mencegah osteoporosis, kalsium yang terdapat di dalamnya cukup baik, cocok untuk dikonsumsi oleh kaum perempuan yang tidak ingin terkena osteoporosis. Kandungan kalsium hingga 2,8%, besi kalium, dapat di olah seperti manfaat kangkung atau manfaat bayam; Efektif untuk melancarkan ASI bagi ibu yang tengah menyusui. Senyawa minyak esensial (saponin, flavooid, tanin, triterpenoid) sejumlah asam amino, vitamin a, b, dan c, mineral (kalsium, fosfor, zat besi) serta tujuh senyawa aktif lainnya. Daun katuk mengandung efedrin yang sangat baik bagi penderita influenza. Kandungan zat besi yang cukup tinggi tentunya dapat mengatasi gejala pemyakit anemia.  Sebagai sumber manfaat vitamin A yang diperlukan untuk mencegah penyakit mata, pertumbuhan sel, sistem kekebalan tubuh, dan reproduksi.  Disamping mengandung hampir 7% protein dan serat kasar sampai 19%. Daun ini juga kaya akan vitamin K. Selain pro-vitamin A  (beta karoneta), B dan C, kandungan kalori, protein dan karbohidrat pada daun katuk hampir setara dengan manfaat daun pepaya dan manfaat daun singkong. Sedangkan kandungan zat besi dan proteinnya lebih tinggi dari pada kedua jenis daun tadi.

TEMPUYUNG
Merupakan jenis herba yang tumbuh dengan bebas di alam dan dapat dengan mudah ditemukan, terutama di tempat yang agak terlindungi dari sinar matahari. Tempuyung sebagai bahan dalam pengobatan tradisional telah lama digunakan. Tempuyung (Sanchus arvensis) dikenal dengan berbagai nama lokal, seperti jombang, galibug, atau lempung. Di Sunda orang menyebutnya sebagai rayana.Tempuyung memiliki ciri khas yang dapat dengan mudah dikenali, yaitu pada daunnya. Daun tempuyung merupakan daun tunggal yang berbentuk lonjong dengan ujung yang runcing. Pada bagian pangkal daun bertoreh warna hijau. Warna daun tempuyung adalah hijau keunguan dengan permukaan yang Iicin dengan tepi yang berombak, bergerigi, dan tidak beraturan. Daun yang bergerigi tadi terpusat membentuk roset di dekat pangkal batang. Daun bergerigi pada bagian atas berselang-seling memeluk batang. Nah, bagian yang berombak dan memeluk batang inilah yang paling berkhasiat. Tinggi tempuyung hanyalah antara 60-150 cm dengan batang yang berlubang dan bergetah hijau. Bunga tempuyung berupa malai dengan kelopak berbentuk lonceng dan berbulu. Sedangkan buah tempuyung berbentuk kotak dengan rambut hitam dan berusuk lima.  Kandungan pada daun tempuyung yang terdiri dari berbagai mineral dan senyawa aktif membuat tempuyung juga mampu mengatasi aneka penyakit Daun tempuyung mengandung ion-ion mineral seperti silika, kalium, magnesium, dan natrium. Daun tempuyung juga mengandung senyawa organic seperti flavanoid (kaempferol, luteolin-7-0 glukosida, dan apigenin-7-0-glukosida), taraksasterol, inositol, kumarin (skepoletin), dan asam fenolat (sinamat, kumarat, dan vanilat). Tempuyung mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan seperti menetralkan dan melancarkan peredaran darah, memperlancar pengeluaran air kencing, menurunkan panas, menawarkan racun, serta pendengaran berkurang. Tempuyung juga bersifat antiradang sehingga bisa digunakan untuk mengobati radang salurang kencing, radang usus, hingga radang. Tempuyung juga berkhasiat mengurangi bengkak. Maka, tanaman ini juga bisa untuk mengobati bisul serta wasir.  Banyak masyarakat memanfaatkan daun tempuyung sebagai lalapan, terutama untuk mengobati tekanan darah tinggi.

PEGAGAN
Dikenal juga dengan nama antanan atau daun kaki kuda. Pegagan memiliki nama latin Centella asiatica (Linn) dan termasuk dalam keluarga Umbelliferae. Daun pegagan ini memiliki sifat manis dan sejuk. Sementara efek farmakologisnya adalah anti-infeksi, antitoxic, penurun panas, peluruh air seni. Karena efek farmakologis tersebut pegagan secara turun temurun sering dijadikan sebagai obat tradisional. Untuk mengobati tensi/darah tinggi caranya dengan mengambil 20 lembar daun pegagan kemudian direbus dalam 3 gelas air hingga menjadi 3/4-nya. Ramuan tersebut diminum 3 kali sehari, masing-masing 3/4 gelas. Daun pegagan juga dapat dipakai untuk mengobati demam dengan mengambil segenggam daun pegagan segar ditumbuk hingga halus, kemudian ditambah sedikit air dan garam, lalu saring. Airnya diminum pagi-pagi sebelum makan. Pada beberapa orang penderita wasir, daun pegagan dapat dimanfaatkan untuk mengobati wasir, yaitu dengan mengambil 4-5 batang pegagan berikut akar-akarnya, lalu direbus dengan 2 gelas air selama ± 5 menit. Minum air rebusan ini secara rutin selama beberapa hari. Mereka yang mengalami kesulitan buang air kecil/sSusah kencing dapat mengobatinya dengan mengambil 30 gram pegagan segar. Lumatkan atau tumbuk halus. Ramuan tersebut ditempelkan di sekitar pusar. Sedangkan pada mereka yang mengalami sakit campak dapat mengobatinya dengan mengambil 60 -120 gram pegagan, cuci bersih lalu direbus. Kemudian air rebusannya diminum.