Inseminasi Buatan (IB)

Oleh :  drh. Agus Nuna JBS (Bidang Produksi Peternakan)

Kebutuhan terhadap produk hewani (Pangan Asal Hewan/PAH) terus mengalami peningkatan, sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya gizi yang berasal dari produk hewani khusunya danging, dan belum cukupnya penyediaan daging lokal.

Untuk mengatasi hal tersebut dan dalam upaya mendukung serta mensukseskan terwujudnya Program Swasembada Daging Sapi dan kerbau Tahun 2014, maka salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan daging adalah dengan meningkatkan populasi, produksi dan produktifitasnya melalui usaha budidaya yang efisien, produktif dan berkesinambungan.

Melalui upaya tersebut diharapkan dapat menunjang ketersediaan pangan asal hewan di dalam negeri khususnya daging sapi. Salah satu sapi Indonesia yang saat ini banyak diternakkan untuk dibudidayakan sebagai sapi potong adalah Sapi Bali, karena bangsa sapi potong ini memiliki banyak keunggulan yaitu dapat beradaptasi dengan sangat baik pada kondisi dan perlakuan apapun, memiliki kesuburan reproduksi yang tinggi dimana dalam kondisi baik dapat beranak setiap tahun sekali, serta sangat responsive apabila mendapat perlakuan yang baik.

Dalam rangka melestarikan bangasa sapi Bali dan meningkatkan mutu genetiknya sekaligus meningkatkan, populasi, produksi dan produktifitasnya maka Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Buleleng khusunya Bidang Produksi Peternakan mengupayakan hal tersebut dengan memanfaatkan teknologi IB (Inseminasi Buatan).
Inseminasi Buatan (IB) yang lebih populer dengan sebutan kawin suntik, merupakan teknik memasukkan semen/mani kedalam alat reproduksi ternak betina sehat untuk dapat membuahi sel telur dengan menggunakan alat inseminasi buatan dengan tujuan agar ternak betina menjadi bunting. Memanfaatkan teknologi IB meruakan salah satu upaya Dinas Pertanian dan Peternakan Kab. Buleleng Khususnya Bidang Produksi Peternakan untuk menyebarkan bibit unggul yang memiliki nilai praktis dan ekonomis yang dapat dilakukan dengan mudah, murah dan cepat. Teknologi IB diharapkan secara ekonomi dapat memberikan nilai tambah dalam pengembangan usaha peternakan. Keuntungan dari pemanfaatan teknologi IB yaitu :

1. Dapat Menghasilkan keturunan anak yang baik dan berkualitas karena menggunakan sperma dari pejantan unggul.
2. Peternak tidak perlu memelihara pejantan sehingga biaya pakan maupun waktu untuk memelihara pejantan dapat digunakan untuk keperluan lain.
3. Dapat menghindari cacat pada kelahiran anak.
4. Mencegah terjadinya penularan penyakit yang disebarkan melalui perkawinan alami.
5. Dapat memperpendek jarak kelahiran (Calving interval)
6. Menghindarkan ternak sapi betina mengalami kecelakaan dalam melakukan perkawinan alami bila pejantan yang digunakan terlalu besar.

Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Buleleng melalui Bidang Produksi Peternakan juga telah melatih masyarakat yang berminat yang berasal dari anggota kelompok-kelompok tani (poktan-poktan) maupun Gapoktan untuk menjadi petugas pelaksana inseminasi buatan. Petugas pelaksana inseminasi buatan adalah petugas yang telah menjalani pelatihan untuk melakukan IB, petugas pelaksana IB dilengkapi dengan SIMI (Surat Ijin Melakukan Inseminasi Buatan), petugas pelaksana IB bertugas pada satuan pelaksana Inseminasi Buatan (SP-IB) di masing-masing kabupaten/Kota dan kecamatan. Untuk tahun TA. 2012 telah mengirim masyarakat dari anggota kelompok-kelompok Tani yang berminat sebagai petugas pelaksana IB sebanyak 3 orang dan hingga sekarang petugas IB yang ada di Kabupaten Buleleng sebanyak 41 orang aktif menjadi petugas pelaksana IB.

Kontak Petugas IB yang bisa dihubungi: