GEDE ARGITA PETANI TERNAK SAPI INOVATIF DARI DESA KALIASEM
Admin distan | 12 September 2018 | 1140 kali
Banjar Dinas Asah Desa Kaliasem, Kecamatan Banjar tergolong wilayah lahan tegalan kering, tempat tinggal Gede Argita. Dengan kondisi kering Petani peternak mampu memelihara induk sapi sebanyak 11 ekor Induk Sapi Bali dan 9 ekor anak sapi (godel) yang dipelihara dengan kandang koloni. Bagaimana strategi menyikapi kondisi ini berikut ini ada berbagai inovasi yang diterapkan :
- Sebagai perontok padi, Dengan mendirikan sekeha/kelompok panen Gede Argita menampung 12 orang anggota. Dari hasil perontokan gabah dengan alat power tresher disamping hasil yang didapat berupa gabah juga mendapatkan jerami untuk pakan ternak. Lokasi pelaksanaan perontokan padi dengan power tresher adalah di Desa Kaliasem, Desa Temukus, Desa Dencarik sampai di Desa Kalibukbuk Kecamatan Buleleng. Jerami yang diperoleh dijemur kemudian disimpan dalam gudang penyimpanan yang ada didekat kandang koloni ternaknya.
- Mengatur pola pemberian pakan ternak. Untuk mendapatkan peningkatan berat badan dari ternaknya pemberian pakan dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu pagi hari sekitar jam setengah 7, siang hari sekitar jam 11 dan saat sore hari jam 5.00. dengan pemberian yang teratur dalam volume yang stabil ternak akan tetap lahap saat makannya. Namun demikian banyaknya pakan yang diberikan hanya 10 persen dari berat badannya setiap hari.
- Pemberian pakan berupa dedak. Saat ini Petani sebagai ketua kelompok Bhuana Giri Ulangun ini memberikan pakan dedak saat memberikan air siang hari, dedak yang biasa diberikan berupa polar. Banyaknya polar yang diberikan per ekor hanya segenggam, atau lebih kurang 200 gram/ekor. Pemberian ini bertujuan untuk meningkatkan gizi pakan.
- Untuk meningkatkan kandungan nutrisi pakan Gede Argita membuat MOL (mikro Organisme Lokal) disemprotkan pada jerami sehari sebelum diberikan ternaknya, hal ini juga untuk meningkatkan kandungan nutrisi dari pakan sapi.
- Vaksinasi dilakukan bekerjasama dengan dokter hewan Kecamatan demikian juga pemberian vitamin.
Dengen pemeliharaan ternak induk sapi Bali Gede Argita setiap tahun mampu menjual 12 ekor ternak sapi bibit, atau setiap bulan rata rata mampu menjual 1 ekor ternak, maka Gede Argita menghasikan uang per bulan rata-rata empat juta sampai lima juta. Penghasilan lain yang diperoleh juga dari hasil perontok padi dalam setahun sekurang-kurangnya mendapatkan hasil berupa gabah 1,5 ton per tahun. Selama ini Gede Argita tidak pernah menerima uang dari hasil perontokan, Jika menerima uang, akan jadi cepat habis, lebih baik menerima upah berupa natura.
Sebagai pelopor petani peternak lelaki dengan 4 orang anak ini, mengelola pupuk organic dari kotoran ternak sapi yang ada dikandang, dan membeli kotoran ternak sapi dari peternak lain. Tahun 2017 lalu dapat menjual seratus lima puluh ton pupuk organic yang dipasarkan dengan petani cengkeh.
Dengan inovasi dan terobosan yang dilakukan oleh Gede Argita, mudah mudahan dapat memberikan semangat kepada petani ternak lainnya, bahwa beternak sapi bali walaupun didaerah lahan kering dapat memberikan keuntungan yang menjanjikan. (Sada Wedantara)