(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

BUDIDAYA TOGA (TANAMAN OBAT KELUARGA)

Admin distan | 03 Juni 2015 | 54053 kali

BUDIDAYA TOGA (TANAMAN OBAT KELUARGA)
Oleh : IGA. Maya Kurnia/PP Madya Distanak Kab. Buleleng

Saat ini upaya pelayanan pengobatan tradisional dengan obat tradisionalnya berperan pada tingkat rumah tangga dan tingkat masyarakat. Sedang pada tingkat pertama fasilitas pelayanan, tingkat rujukan pertama dan rujukan yang lebih tinggi upaya pelayanan kesehatan dilakukan melalui pelayanan kesehatan formal. Salah satu pengobatan tradisional yang sedang trend saat ini adalah ramuan tanaman obat/ramuan tradisional  yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Penggunaan ramuan tradisonal tidak hanya untuk menyembuhkan suatu penyakit, tetapi juga untuk menjaga dan memulihkan kesehatan. Tanaman Obat Keluarga yang disingkat dengan TOGA dahulunya dikenal dengan Apotek Hidup. TOGA terdiri dari berbagai jenis tanaman yang dibudidayakan baik di halaman, pekarangan rumah, ladang atau di kebun. Jenis tanaman yang dibudidayakan sebagai TOGA adalah tanaman yang tidak memerlukan perawatan khusus, tidak mudah diserang hama penyakit, bibitnya mudah didapat, mudah tumbuh dan tidak termasuk jenis tanaman terlarang.


Budidaya TOGA telah lama dilakukan oleh instansi terkait seperti Dinas Pertanian dan Peternakan Kabuaten Buleleng dengan kerjasama PKK, BKBPP dan Dinas Kesehatan. Sosialisasi terhadap pemanfaatan di tingkat keluarga melalui program pengembangan TOGA untuk tujuan menunjang upaya peningkatan kesehatan oleh masyarakat secara optimal.

Jenis tanaman obat keluarga dimaksud adalah jenis-jenis tanaman yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
(1). Jenis tanaman yang lazim digunakan sebagai obat didaerah pemukiman;
(2). Jenis tanaman yang dapat tumbuh dan hidup dengan baik di daerah pemukiman;
(3). Jenis tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain misalnya: buah-buahan dan bumbu masak;
(4). Jenis tanaman yang hampir punah;
(5). Jenis tanaman yang masih liar;
(6). Jenis tanaman obat yang disebutkan dalam buku pemanfaatan tanaman adalah tanaman yang sudah lazim di tanam di pekarangan rumah atau tumbuh di daerah pemukiman.

Salah satu fungsi Toga adalah sebagai sarana untuk mendekatkan tanaman obat kepada upaya-upaya kesehatan masyarakat yang antara lain meliputi : (a).Upaya preventif (pencegahan) (b).Upaya promotif (meniungkatkan derajat kesehatan) (c). Upaya kuratif (penyembuhan penyakit)
Selain fungsi diatas ada juga fungsi lainnya yaitu :
(1). Sarana untuk memperbaiki status gizi masyarakat, sebab banyak tanaman obat yang dikenal sebagai tanaman penghasil buah-buahan atau sayur-sayuran misalnya lobak, saledri, pepaya dan lain-lain;
(2). Sarana untuk pelestarian alam;
(3). Apabila pembuatan tanaman obat alam tidak diikuti dengan upaya-upaya pembudidayaannya kembali, maka sumber bahan obat alam itu terutama tumbuh-tumbuhan akan mengalami kepunahan;
(4). Sarana penyebaran gerakan penghijauanuntuk lokasi yang mengalami penggundulan, dapat dianjurkan penyebarluasan penanaman tanaman obat yang berbentuk pohon-pahon misalnya pohon asam, pohon kedaung, pohon trengguli dan lain-lain;
(5).Sarana untuk pemertaan pendapatan;
(6). Sumber penghasilan bagi keluarga;
(7). Sarana keindahan. Dengan adanya Toga dan bila di tata dengan baik maka hal ini akan menghasilkan keindahan bagi orang/masyarakat yang ada disekitarnya. Untuk menghasilkan keindahan diperlukan perawatan terhadap tanaman yang di tanam terutama yang ditanam di pekarangan rumah.

Budidaya TOGA dilakukan sebagai berikut :


(a).Pengolahan Tanah, sebagian besar tanaman obat diusahakan di tanah kering. Pada dasarnya pengolahan tanah bertujuan menyiapkan tempat atau media tumbuh yang serasi bagi pertumbuhan tanaman. Pada kesuburan fisik dan kesuburan kimiawi. Jika kedua macam kesuburan telah dipenuhi untuk jenis tanaman yang diusahakan., maka dapat dikatakan tanah tersebut subur bagi tanaman tersebut. Kesuburan fisik sangat erat hubungannya dengan struktur tanah yang menggambarkan susunan butiran tanah, udara, dan air, sehingga dapat menjamin aktivitas akar dalam mengambil zat-zat yang diperlukan tanaman.  
Sedangkan kesuburan kimiawi sangat erat hubungannya dengan kemampuan tanah menyediakan kebutuhan nutrisi tanaman. Kedua kesuburan tersebut saling berinteraksi dalam menentukan tingkat kesuburan bagi pertumbuhan tanaman.   Di samping itu, pengolahan tanah mencakup pula menghilangkan gulma yang merupakan saingan tanaman, menimbun dan meratakan bahan organik yang penting bagi tanaman serta pertumbuhannya,  saluran drainase untuk mencegah terjadinya kelebihan air seperti dikehendaki oleh tanaman. Dalam pengolahan tanah memerlukan waktu mengingat terjadinya proses fisik , kimia dan biologis dalam tanah sehingga terbentuk suatu media yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengolahan tanah bagi tanaman obat antara lain : (a). Bagi tanaman obat yang dipungut hasilnya dalam bentuk umbi  umumnya dikehendaki pengolahan-pengolahan tanah cukup dalam (25 – 40 cm), struktur gembur sehingga pertumbuhan umbi atau rimpang dapat berkembang dengan  baik; (b). Menghindari tercampurnya bahan induk yang belum melapuk dalam daerah pekarangan tanaman. Untuk itu perlu adanya waktu yang cukup untuk memberi kesempatan terjadinya proses pelapukan, antara lain proses oksidasi, sehingga akan terbentuk lapisan tanah  yang menjamin pertumbuhan akar. Hal itu penting yaitu pada waktu membuat lubang tanah (sedalam 40x 60) bagi tanaman obat berbentuk pohon, seperti Cengkeh (Eugenia caryophyllata); (c). Pembuatan teras–teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat diperkecil, misal  dalam penanaman Sereh  (Cymbopogon nardus ); (d). Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur perdu seperti Kumis kucing (Orthosiphon stamineus); (e). Pembuatan guludan sering dilengkapi dengan saluran drainase yang baik,  terutama bagi tanaman yang tidak toleran terhadap genangan air, seperti  Cabe ( Capsicum annuum ).

(b).Penanaman,  dalam penanaman dikenal  dua cara utama yaitu  penanaman bahan tanaman (benih atau stek ) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan. Umumnya persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan tingkat kematian yang tinggi. Disamping itu persemaian diperlukan apabila benih terlalu kecil  sehingga sulit untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna. Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan  (menghemat) waktu  musim tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim tiba tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma xanthorrhiza), rimpang ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan agak gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan.
Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman  obat antara lain : (a). Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan; (b).Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari segi fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika; (c).Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak tahan cahaya matahari, misalnya Mentol  (Mentha piperita); (d).Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan   naungan ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar matahari tidak langsung, misalnya Kemukus  (Piper cubeba).
Tanaman yang dapat saling bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi beberapa tujuan antara lain : memperluas areal tanam (pada satu tempat dan waktu bersamaan ditanam lebih dari satu macam tanaman), menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko kegagalan panen. Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang berbatang merambat dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti dengan tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan. (e).Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi oleh terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan tanah.

(c).Pemeliharaan Tanaman, beberapa  faktor  penghambat  produksi,  misalnya  gulma, hama penyakit harus ditekan sehingga batas  tertentu.   Demikian pula  faktor  penghambat  lingkungan  fisik  dan  kimia ,  seperti kekurangan air,  tingginya  suhu,  kesuburan  tanah,  hendaknya diperkecil pengaruhnya. Perlu dilakukan pemupukan.  Demikian pula tindakan pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan lain. Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah : (a).Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya sehingga tidak mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman Tempuyung (Sonchus arvensis) hendaknya dilakukan  pada sore hari dan diberi naungan sementara; (b).Penyiangan  yang  intensif  guna  menekan  populasi  gulma disamping  dapat  mengurangi kesempatan tumbuh tanaman  usaha  juga  dapat  mengganggu  kebersihan hasil  pada saat  panen; (c).Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat  tanah tempat tumbuh; (d).Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau kelebihan air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman; (e).Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga   kelembaban tanah dapat tetap sesuai , dilakukan pemberian   mulsa. Misalnya pada tanaman Jahe (Zingiber officinale) pemberian  mulsa   jerami  dapat  menaikkan  hasil  sebesar 35 %. (f).Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif  ke generatif yang banyak memerlukan energi, sehingga kandungan  bahan berkhasiat sebagai sumber energi tidak berkurang; (g).Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga  dapat menambah jumlah daun yang tumbuh serta kandungan   alkaloida dalam akar bertambah.  Misalnya pada tanaman Kumiskucing (Orthosiphon stamineus);
Sumber : Wikipedia Indonesia, http://tanamanobatq.blogspot.com