Untuk memacu peningkatan produksi beras nasional, diperlukan beberapa strategi, antara lain perluasan areal tanam dengan mencetak sawah baru, peningkatan produktivitas lahan, perluasan areal panen melalui peningkatan IP (Index Pertanaman). Budidaya Salibu dapat memacu peningkatan produksi padi dengan meningkatkan IP (Indek Pertanaman). Beberapa keuntungan budidaya salibu diantaranya adalah umurnya relatif lebih pendek, kebutuhan air lebih sedikit, biaya produksi lebih rendah karena penghematan dalam pengolahan tanah, penanaman, penggunaan bibit dan kemurian genetik lebih terpelihara. Pertumbuhan tunas-tunas terjadi, salah satunya karena adanya perlakuan pemangkasan. Tinggi pemangkasan batang menentukan jumlah mata tunas yang ada untuk pertumbuhan ulang, maka tinggi pemangkasan berpengaruh terhadap kemampuan pembentukan tunas salibu.
Budidaya padi Salibu adalah salah satu inovasi teknologi untuk memacu produktivitas/peningkatan produksi. Pada budidaya padi salibu ada beberapa faktor yang berpengaruh, antara lain : 1) Tinggi pemotongan batang sisa panen; 2) Varietas; 3) Kondisi air tanah setelah panen, dan 4) Pemupukan. Padi salibu merupakan tanaman padi yang tumbuh lagi setelah batang sisa panen ditebas/dipangkas, tunas akan muncuk dari buku yang ada di dalam tanah. Tunas ini akan mengeluarkan akar baru, sehingga suplay hara tidak lagi tergantung pada batang lama. Tunas ini bisa membelah atau bertunas lagi seperti padi tanaman pindah biasa, inilah yang membuat pertumbuhan dan produksinya sama datu lebih tinggi dibandingkan tanaman pertama (ibunya). Padi salibu berbeda dengan padi ratun, ratun adalah padi yang tumbuh dari batang sisa panen tanpa dilakukan pemangkasan batang. Tunas akan muncul pada buku paling atas, suplay hara tetap dari batang lama. Pertumbuhan tunas setelah dipotong sangat dipengaruhi oleh kersediaan air tanah, dan pada saat panen sebaiknya kondisi air tanah dalam keadaan kapasitas lapang. Untuk mengimbangi kebutuhan unsur hara pada masa pertumbuhan anakan padi. Salibu perlu pemupukan yang cukup, terutama hara nitrogen. Unsur nitrogen merupakan komponen utama dalam sistesis protein, sehingga sangat dibutuhkan pada fase vegetatif tanaman, khususnya dalam proses pembelahan sel. Tanaman yang cukup mendapatkan nitrogen memperlihatkan daun yang hijau tua dan lebar, fotosintesis berjalan dengan baik, unsur nitrogen adalah faktor penting untuk produktivitas tanaman. Budidaya salibu akan meningkatkan indek panen, karena tidak lagi melakukan pengolahan tanah, persemaian dan tanam, sehingga rentang waktu produksi lebih pendek. Budidaya ini secara tidak langsung juga dapat menanggulangi keterbatasan varietas unggul, karena pertumbuhan tanaman selanjutnya terjadi secara vegetative maka mutu berietas tetap sama dengan tanaman pertama. Budidaya padi selibu akan lebih ekonomis sekitas 45% dibanding bubidaya tanaman pindah, hal ini yang meningkatkan pendapatan petani. Metodologi Pelaksanaan Salibu :
Keunggulan teknologi salibu dimana umur padi relatif lebih pendek, kebutuhan air lebih sedikit, biaya produksi lebih rendah karena adanya penghematan pada pengolahan tanah, tanam dan penggunaan bibit serta dapat mempertahankan kemurnian benih.
Adapun tujuan sistem tanam Salibu untuk meningkatkan indeks pertanaman karena waktu tanam yang pendek dan hasil tinggi dan menghemat biaya operasional penanaman karena tidak lagi memerlukan benih baru dan tidak melalui proses persemaian, pengolahan lahan dan penanaman.
Sumber : http://distan.karawangkab.go.id/sites/default/files/pdf/SALIBU.pdf
Rima/BPP Sukasada