(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Bertanam Ubikayu yang Menguntungkan

Admin distan | 04 Agustus 2020 | 3479 kali

Bertanam Ubikayu yang Menguntungkan

Pangan akan selalu dibutuhkan, mengingat berkaitan dengan kebutuhan pokok dan kesehatan manusia. Salah satu jenis tanaman pangan yang sudah lama dikenal dan di budidayakan oleh petani di seluruh wilayah nusantara adalah ubi kayu. Potensi nilai ekonomi dan sosial ubi kayu merupakan bahan pangan masa depan yang sangkil (berdaya guna), bahan baku berbagai industri dan pakan ternak.

Peran ubi kayu sebagai penyangga sumber karbohidrat bagi kebanyakan masyarakat di pedesaan. Hal tersebut karena ubi kayu sebagai komoditas strategis untuk ketahanan pangan di pedesaan dan juga karena mudahnya menanam ubi kayu yang antara lain karena tidak perlunya perawatan khusus untuk menanam ubi kayu dan sampai sekarang masih tercatat tidak banyak serangan hama dan penyakit yang sangat merugikan. Kontradiksi terhadap nilai lebih ini, menjadikan ubi kayu bukan dijadikan sebagai tanaman utama melainkan tanaman kedua atau tanaman celah yang ditanam di kebun maupun dipekarangan. Komoditi ubi kayu merupakan komoditi tanaman pangan yang penting di Indonesia setelah padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan kacang hijau, yaitu sebagai bahan pangan, pakan dan bahan baku industri baik hulu maupun hilir. Oleh karena itu maka budi daya ubi kayu sangat dianjurkan darena disamping menguntungkan juga bisa untuk mendukung diversifikasi pangan.

Faktor produksi adalah faktor mutlak yang diperlukan dalam proses produksi. Faktor produksi terdiri dari lima komponen, yaitu: tanah, modal, tenaga kerja, skill, dan manajemen. Masing-masing faktor produksi mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Kalau salah satu faktor produksi tidak tersedia, maka produksi tidak berjalan

Sesuai hasil penelitian Usahatani ubi kayu yang dilaksanakan oleh petani masih belum optimal, yaitu: penggunaan bibit ubi kayu dengan umur yang tidak sesuai, penggunaan jarak tanam ubi kayu,para petani hanya mengandalkan hujan untuk penyiraman, tidak melakukan pencegahan terhadap hama dan penyakit tumbuhan karena kurangnya pengetahuan petani tentang budidaya ubi kayu yang berdampak pada hasil panen ubi kayu yang rendah. Hal ini dikarenakan usahatani yang dilaksanakan oleh petani ubi kayu masih berdasarkan pengalaman petani. Belum terlaksananya kegiatan-kegiatan usahatani yang sesuai dengan literatur ubi kayu.

Ubi kayu jenis tanaman yang dapat tumbuh di sembarang tempat. Apalagi di kawasan tropis dengan penyinaran penuh sepanjang tahun seperti di Indonesia, tanaman ubi kayu pasti menguntungkan. Pada daerah dimana tidak cocok lagi untuk menanami padi dan kedele, ubi kayu masih dapat tumbuh dan menghasilkan. Itulah kelebihan yang di peroleh dari tanaman ubi kayu. Tapi untuk memperoleh hasil menguntungkan, tentu ada syarat minimum yang harus di penuhi , menurut penelitian di antaranya :
1) Tanah janganlah terlalu subur, kalau terlalu subur, tumbuhnya akan subur dan berdaun rindang tanpa di imbangi oleh ubinya.
2) Usahakan sistem pengairan tempat penanaman lancar. Pada tanah becek atau berair, ubi kayu tidak dapat tumbuh baik dan umbinya tetap kerdil.

Pengolahan lahan;
Tanah yang akan digunakan untuk tempat penanaman ubi kayu harus disiapkan dengan baik (gembur dengan kedalaman sekitar 2020 Cm).

Persiapan Bibit;
Bibit dipilih dari stek varietas yang unggul. Batang ubi kayu yang baik untuk diambil stek adalah bagian batang yang sudah berkayu, khususnya bagian tengah. Bagian yang masih muda atau masih hijau dapat tumbuh, tetapi hasilnya rendah. Untuk itulah dianjurkan memilih batang yang sudah tua, karena dengan cara ini bias dijamin hasilnya. Jadi syarat yang harus dipenuhi bibit adalah :
1) Usianya cukup tua 1 – 1,5 tahun dan hasilnya tinggi.
2) Batangnya sehat dan besar (kalau bias bergaris tengah 2 cm).
3) Batangnya lurus, ruas – ruasnya rata dan tidak cacat.

Persiapan Lahan;
Petani pada umumnya memilih tanah atau lahan yang letaknya datar sehingga mudah meresap air. Karena pada umumnya lahan yang datar akan mempengaruhi produksi ubi kayu.

Penanaman;
Bibit hanya di tancapkan ke dalam tanah dengan kedalaman sekitar 5 cm dengan jarak tanam 60 cm x 70 cm. Waktu yang baik untuk penanaman adalah pada permulaan musim hujan.

Pemberantasan Gulma;
Selama masa pertumbuhan tanaman,petani hanya melakukan beberapa kali penyiangan gulma untuk menjaga kebersihan areal tanaman. Namun pada umumnya pembersihan gulma dilakukan 1 x per musim tanam. Tanaman ubi kayu merupakan tanaman tidak membutuhkan perawatan yang intensif tanaman ini dapat tumbuh hingga tahunan, akan tetapi tidak dapat menghasilkan produksi yang baik.

Pemupukan;
Untuk menghasilkan produksi tanaman ubi kayu yang baik, sebaiknya dilakukan pemupukan 2 x dalam setahun (pupuk dasar 1/3 bagian dosis Urea dan NPK diberikan pada saat tanamdan Pupuk susulan : 2/3 bagian dari dosis Urea dan NPK diberikan pada saat tanaman berumur 3-4 bulan.

Unsur N dan P tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan umbi unsur K untuk meningkatkan aktivitas kambium dalam akar umbi yang menyimpan pati dan juga untuk meningkatkan aktivitas sintetase pati dalam umbi. Peningkatan pemupukan menggunakan pupuk kandang sapi memberikan peningkatan ketersediaan hara pada lahan, karena merupakan sumber hara, seperti Nitrogen, Fosfor, Kalium dan lain-lain yang dibutuhkan tanaman. Hal tersebut sesuai hasil penelitian Pemmy Tumewu dkk, menghasikan kesimpulan bahwa 1)Pemupukan berpengaruh terhadap hasil ubi kayu.2) Nilai bobot umbi/tanaman dan produksi umbi/petak tertinggi pada pemupukan dosis 20 ton/ha bokashi kotoran sapi dan 250 kg/ha NPK + 150 kg urea/ha.

Penunasan;
Untuk menghasilkan produksi tanaman ubi kayu yang baik, sebaiknya dilakukan penunasan batang, dengan meninggalkan 2-3 batang ubi kayu pada umur 4 bulan.

Panen;
Tanaman ubi kayu dapat dipanen pada umur 8-10 bulan tergantung bibit yang digunakan. Umbi yang diambil adalah umbi yang sudah cukup umur. Panen dilakukan 1 x dalam setahun. Dalam setahun ada 1 kali musim panen raya.

 

Pustaka:
1.Muhammad Thamrin, Ainul Mardhiyah dan Samsul Efendi Marpaung 2015 Analisis Usahatani Ubi Kayu (Manihot Utilissima) Agrium, April 2013 Volume 18 No 1

2.Pemmy Tumewu, Carolus P. Paruntu, dan Tommy D. Sondakh, 2015 Hasil UbiKayu (MannihotEsculenta Crantz.) Terhadap PerbedaaJenis Pupuk, Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi Manado, dalam jurnal LPPMbidang Sains dan teknologi vol 2 no. 2 Okt 2015

3.Priswanto Nahari, 2017, Efisiensi Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Usahatani Ubi Kayu (ManihotUtillisima) di Daerah Pegunungan Desa Wanurojo Kecamatan Kemiri Kabupaten Purworejo

4.Resti Amnuza Shaly, 2016, Analisis Usahatani Ubi Kayu (Manihot Uttilissima) Di Kecamatan Koto Tangah Kota Padang