Oleh : Ir. IGA. Maya Kurnia, M.Si/ PP. Madya Dinas Pertanian & Peternakan Kab. Buleleng
Di Indonesia, secara umum terdapat tiga macam beras, yakni beras putih (Oryza sativa), beras merah (Oryza glaberrima) dan beras hitam (Oryza sativa L. indica). Dari ketiga jenis itu, beras putih paling banyak dikonsumsi disusul dengan beras merah dan terakhir beras hitam. Dalam kehidupan bermasyarakat, kita lebih mengenal ketan hitam dibanding beras hitam. Meskipun warnanya sama-sama hitam, beras hitam berbeda dari ketan hitam. Begitu pula dengan kandungan nutrisinya. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), beras hitam memiliki kandungan protein lebih tinggi daripada beras putih atau merah yakni 8,5 gram per 100 gram beras. Kandungan seratnya tertinggi dibandingkan jenis lainnya. Adapun kandungan besinya lebih tinggi daripada beras putih, tetapi sedikit di bawah beras merah. Sifat dan teksturnya mirip dengan beras biasa dibanding ketan. Dari segi rasa, beras hitam tidak begitu “pulen” seperti beras putih. Untuk memasaknya, dibutuhkan lebih banyak air dan waktu lebih lama. Setelah matang, beras ini memiliki aroma kuat yang menguggah selera makan.
Dalam perkembangan berusaha tani, jenis-jenis beras hitam di Indonesia berasal dari kultivar yang beragam. Kebanyakan petani mendapatkannya dari warisan turun-menurun. Sebagian ada yang memurnikannya dari beras hitam yang beredar di pasar. Benih beras hitam yang beredar di pasaran beberapa diantaranya adalah Cempo Ireng (Kulon Progo, Sleman), Melik (Lereng Gunung Merbabu, Jawa Tengah), Cibeusi (Subang), Toraja (Sulawesi). Jenis-jenis beras hitam tersebut secara umum memiliki karakter fisik sebagai berikut ;
(a). Bulir beras berwarna hitam. Warna hitam tersebut diatur secara genetik oleh warna aleuron dan komposisi pati dalam endospermia. Pada beras hitam aleuron dan endospermia memproduksi antosianin yang menyebabkan warna ungu. Karena tingginya kadar antosianin ini warna ungu menjadi terlihat hitam. Antosianin merupakan zat antioksidan yang diperlukan sebagai anti kanker; (b). Warna gabah cokelat. Meski warna berasnya hitam, kulit gabahnya tetap cokelat seperti padi biasa. Hanya saja pada saat pengisian bulir padi warna gabah akan menghitam, namun akan berubah kembali menjadi cokelat saat matang. Hal ini berbeda dengan ketan hitam yang berkulit gabah hitam juga; (c). Tanamannya berumur panjang. Secara umum kendala pengembangan beras hitam adalah pada umur panen yang panjang bisa mencapai 200 hari. Namun ada beberapa varietas yang sudah genjah (berumur panen pendek), bisa dipanen dalam 4 bulan. Sayangnya benih tersebut masih sulit ditemukan dan kalaupun ada belum tentu stabil; (d). Postur tanaman tinggi. Beras hitam lokal nusantara postur tanamannya tegap. Tingginya bisa mencapai 2 meter. Namun beberapa persilangan saat ini didapatkan tanaman yang lebih pendek.
Berdasarkan informasi dari Balai Besar Biogen, sejak tahun 2003 telah dikembangkan varietas beras hitam yang diambil dari persilangan beras varietas Silugonggo dengan beras merah. Galur persilangan ini menghasilkan beras hitam yang berumur genjah (umur hingga panen) 90-100 hari dengan tinggi tanaman 90-100 cm. Dalam catatan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat, usaha pemuliaan beras hitam pada tahun 2009 diperoleh tiga varian beras hitam yang biasa ditanam oleh petani di Desa Cibeusi dan Ciater, Kabupaten Subang. Varian tersebut berwarna kuning cerah, kusam, dan kehitaman. Beras asal Subang tersebut dikenal dengan nama Cibeusi. Beras cibeusi mempunyai umur genjah hingga 200 hari dengan produktivitas lebih dari 5 ton per hektar.
Beras hitam adalah bahan pangan, bukan obat.Walaupun bisa saja berfungsi obat pada keadaan tertentu. Seperti pangan pada umumnya, manfaat atau khasiat yang ada pada beras hitam lebih kepada pencegahan penyakit dari pada mengobati. Ada pun manfaat utama beras hitam adalah sebagai berikut :
(1). Dalam beberapa tulisan dinyatakan bahwa beras hitam dikatakan bermanfaat mencegah kanker karena dalam beras hitam memiliki kandungan antosianin yang tinggi. Berdasarkan banyak riset, antosianin ini merupakan salah satu antioksidan yang sangat kuat. Sebagaimana diketahui secara luas, zat antioksidan berperan aktif untuk mencegah penyakit kanker; (2). Nilai kalori beras hitam terendah dibanding dengan jenis beras lainnya, yaitu sekitar 362 kcal per 100 gram. Kandungan kalori ini berkaitan erat dengan indeks glikemik. Indeks glikemik merupakan angka yang menujukkan seberapa besar suatu makanan bisa meningkatkan kadar gula dalam darah setelah dikonsumsi. Semakin tinggi indeks glikemik, maka makanan tersebut akan memicu kenaikan gula darah semakin tinggi pula. Sehingga beras hitam digolongkan sebagai pangan sehat dan dianjurkan bagi penderita diabetes; (3). Beras hitam memiliki kandungan serat yang tinggi. Ini terasa dari rasanya yang tidak sepulen beras putih. Setiap makanan yang memiliki kadar serat tinggi tentu akan berperan aktif memelihara kesehatan jantung Anda; (4). Kandungan zat besi beras hitam tinggi mencapai 15,52 ppm. Zat besi merupakan salah satu unsur penting dalam pembentukan darah (hemoglobin). Karena itu makanan yang akaya akan zat besi sangat dianjurkan bagi penderita anemia; (5). Hal lain yang masih terkait dengan antioksidan dalam beras hitam. Antioksidan diketahui juga berperan dalam memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak. Sehingga apabila sel-sel tubuh cepat memperbaiki diri, seseorang akan terlihat lebih bugar dan awet muda. Secara manfaat beras hitam memiliki segudang manfaat bagi kesehatan.
Dalam sejarahnya, beras ini dianggap sebagai makanan para raja. Di Cina, beras hitam pernah disebut sebagai beras terlarang (forbiden rice). Karena pada masa itu yang boleh mengkonsumsi beras hitam hanya keluarga kerajaan. Beras hitam memiliki nama yang berbeda – beda tergantung dimana beras hitam itu berada. Di Solo, dikenal dengan nama Beras Wulung, di Sleman dengan nama Cempo Ireng atau Beras Jitheng, di Bantul disebut Beras Melik dan di Cibeusi Subang, disebut Beras Gadog. Konon, hanya petani istimewa saja yang ditunjuk untuk menanam beras ini. http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/871/