Beras dengan Indeks Glikemik Rendah Baik untuk Tubuh
Admin distan | 01 Oktober 2015 | 1439 kali
Perubahan gaya hidup masyarakat modern dipercaya telah mengakibatkan peningkatan beberapa penyakit degeneratif seperti diabetes. Diabetes adalah sekelompok penyakit yang mengakibatkan kadar gula dalam darah terlalu tinggi. Bila tidak ditangani dengan benar, penyakit ini dapat menimbukan komplikasi akut seperti penyakit kardiovaskuler atau stroke. Pada dasarnya penyakit ini tidak dapat diobati, tetapi harus ditangani dengan pola makan sehat, pengendalian porsi dan penghitungan karbohidrat yang tepat agar kadar gula darah penderita diabetes senantiasa rendah. Ketiga hal diatas sebenarnya juga perlu dilakukan oleh orang sehat pada umumnya sebagai tindakan pencegahan agar tidak terkena penyakit diabetes di kemudian hari.
Sebagai tindakan pencegahan diabetes atau merupakan salah satu penanganan pada penderita diabetas, konsumsi jenis pangan yang tidak menaikkan kadar glukosa dalam darah secara drastis sangat dianjurkan. Indek Glikemik (IG) mengklasifikasikan pangan berdasarkan potensinya untuk meningkatkan kadar gula darah : IG rendah (≤55), IG sedang (56−69) dan IG tinggi (≥70). Pangan dengan IG tinggi cenderung untuk meningkatkan gula darah lebih tinggi dibandingkan dengan pangan dengan IG rendah. Terdapat beberapa metode penentuan IG, tetapi pada dasarnya nilai IG berdasarkan seberapa besar suatu pangan meningkatkan kadar glukosa darah dalam sukarelawan/partisipan penelitian dibandingkan dengan seberapa besar glukosa murni meningkatkan glukosa darah mereka (kemudian dikalikan seratus). Berdasarkan definisi IG tersebut dapat diketahui bahwa IG tidak mempertimbangkan porsi pangan, proses pengolahan atau kombinasi jenis makanan yang dikonsumsi. Meskipun demikian, IG masih berguna sebagai panduan dalam memilih pangan untuk perencanaan menu makanan.
Perubahan gaya hidup masyarakat modern dipercaya telah mengakibatkan peningkatan beberapa penyakit degeneratif seperti diabetes. Diabetes adalah sekelompok penyakit yang mengakibatkan kadar gula dalam darah terlalu tinggi. Bila tidak ditangani dengan benar, penyakit ini dapat menimbukan komplikasi akut seperti penyakit kardiovaskuler atau stroke. Pada dasarnya penyakit ini tidak dapat diobati, tetapi harus ditangani dengan pola makan sehat, pengendalian porsi dan penghitungan karbohidrat yang tepat agar kadar gula darah penderita diabetes senantiasa rendah. Ketiga hal diatas sebenarnya juga perlu dilakukan oleh orang sehat pada umumnya sebagai tindakan pencegahan agar tidak terkena penyakit diabetes di kemudian hari.
Sebagai tindakan pencegahan diabetes atau merupakan salah satu penanganan pada penderita diabetas, konsumsi jenis pangan yang tidak menaikkan kadar glukosa dalam darah secara drastis sangat dianjurkan. Indek Glikemik (IG) mengklasifikasikan pangan berdasarkan potensinya untuk meningkatkan kadar gula darah : IG rendah (≤55), IG sedang (56−69) dan IG tinggi (≥70). Pangan dengan IG tinggi cenderung untuk meningkatkan gula darah lebih tinggi dibandingkan dengan pangan dengan IG rendah. Terdapat beberapa metode penentuan IG, tetapi pada dasarnya nilai IG berdasarkan seberapa besar suatu pangan meningkatkan kadar glukosa darah dalam sukarelawan/partisipan penelitian dibandingkan dengan seberapa besar glukosa murni meningkatkan glukosa darah mereka (kemudian dikalikan seratus). Berdasarkan definisi IG tersebut dapat diketahui bahwa IG tidak mempertimbangkan porsi pangan, proses pengolahan atau kombinasi jenis makanan yang dikonsumsi. Meskipun demikian, IG masih berguna sebagai panduan dalam memilih pangan untuk perencanaan menu makanan.
Beras merupakan salah satu pangan pokok di Indonesia. Untuk memenuhi kebutuhan beras dengan indek glikemik rendah, Balitbangtan telah melepas beberapa varietas unggul padi seperti IR 36 (IG 45), Logawa (IG 49), Batang Lembang (IG 54), Cisokan (IG 34), Margasari (IG 39), Air Tenggulang (IG 50), Inpara 4 (IG 51), Inpari 12 (IG 53), Ciherang (IG 55), Situ Patenggang (IG 54), Inpari 1 (IG 50), Hipa 7 (IG 49), dan Inpari 13 (IG 45). Beras-beras tersebut mempunyai karakteristik tekstur nasi yang pulen dan pera yang sesuai dengan preferensi konsumen. Beras IR 36, Logawa, Batang Lembang, Cisokan, Margasari, Air Tenggulang, Inpara 4 dan Inpari 12 cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes yang nasi bertekstur pera. Sedangkan beras Ciherang, Situ Patenggang, Inpari 1, Hipa 7, dan Inpari 13 cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes yang yang menyukai nasi bertekstur pulen.
Sebagai contoh Inpari 13 termasuk varietas unggul padi yang menghasilkan beras dengan IG rendah. Varietas ini, yang dilepas tahun 2010, memiliki butir gabah panjang ramping, bertekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 22,4%. Varietas yang berumur sangat genjah ini (99 hari) memiliki potensi hasil 8,0 ton/ha gabah kering giling (GKG) dengan rata-rata hasil 6,6 ton/Ha GKG. Lebih lanjut, varietas ini tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1, 2 dan 3. Varietas ini agak rentan terhadap hawar daun bakteri patotipe III, IV dan VIII, tahan terhadap blas ras 033 dan agak tahan terhadap ras 133, 073 dan 173. Inpari 13 cocok ditanam di sawah dataran rendah – sedang (0-600 m diatas permukaan laut).