Perangkap Likat Kuning untuk Mengatasi Hama Lalat Buah pada Cabai
oleh : Ni
Putu Eka Handayani, S.P
POPT Ahli Pertama di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sawan
Lalat buah pada cabai adalah serangga hama yang
menyerang buah cabai terutama pada fase pematangan buah. Lalat buah dikenal
sebagai salah satu hama utama dalam budidaya tanaman cabai. Proses serangan lalat buah pada cabai yaitu
1.
Fase
pembuahan tanaman cabai lalat buah betina akan bertelur di dalam kulit buah
cabai yang masih muda atau hampir matang karena memiliki bau atau warna
tertentu sehingga menarik lalat buah.
2.
Telur
menetas menjadi larva masuk ke dalam buah dan mulai memakan daging buah cabai.
Hal ini menyebabkan buah cabai rusak, berlubang, dan cepat membusuk dapat mengurangi
kualitas buah cabai. Buah yang terinfeksi biasanya tidak dapat dipanen atau
dijual karena sudah rusak (Budiyani dan Sukasana, 2020).
Untuk
mengendalikan lalat buah pada cabai digunakan berbagai metode untuk
mengendalikan hama salah satunya seperti perangkap likat kuning, Perangkap ini adalah alat yang digunakan untuk
menangkap hama khususnya lalat buah dengan memanfaatkan warna kuning yang
menarik perhatian serangga. Hama melihat warna kuning sebagai
indikasi buah yang matang sehingga perangkap berwarna kuning menarik lalat buah yang kemudian terperangkap pada
permukaan lengket (likat) yang dilapisi dengan lem atau bahan perekat lainnya.
Lalat buah sangat tertarik pada warna cerah akan terjebak saat mencoba
mendekati perangkap tersebut (Gunaeni dkk, 2014)
Penggunaan
perangkap likat kuning sering diterapkan dalam pertanian sebagai metode
pengendalian hama yang ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia
berbahaya dan dapat mengurangi kerusakan tanaman terutama pada tanaman cabai
yang rentan terhadap serangan lalat buah. Membuat perangkap likat
kuning untuk mengendalikan lalat buah di pertanaman cabai cukup sederhana dan
dapat dilakukan dengan bahan-bahan bekas yang mudah didapat. Berikut ini cara
pembuatan perangkap likat kuning menggunakan botol bekas yaitu
1.
Siapkan
botol bekas ukuran 1 liter
2.
Campurkan
cat berwarna kuning dengan tiner kemudian dicat pada permukaan luar botol
secara merata dengan kuas
3.
Keringkan
botol yang sudah dicat dibawah sinar matahari
4.
Lapisi
plastik pada botol yang sudah kering kemudian dioles lem untuk perekat (lem
tikus, dll)
5.
Perangkap
siap dipasang pada pertanaman cabai
6.
Apabila
lalat sudah penuh menempel pada permukaan botol, plastik dapat dicabut dan
dipasang kemudian dioles lem dan dapat digunakan berkali kali
Jumlah
perangkap kuning yang dipasang dalam 1 hektar (ha) tanaman cabai bervariasi
tergantung pada tingkat intensitas serangan hama, kondisi pertanaman, dan
tujuan pengendalian. Secara umum, pedoman yang disarankan untuk penempatan
perangkap kuning adalah sebagai berikut:
1.
Jumlah
perangkap kuning yang disarankan:
a.
10–20
perangkap per hektar adalah jumlah yang umum digunakan dalam pengendalian lalat
buah pada tanaman cabai.
2.
Penempatan
perangkap
a.
Ketinggian
dan jarak penempatan: perangkap kuning sebaiknya dipasang pada ketinggian
sekitar 50–100 cm dari permukaan tanah dan disebar secara merata di area
tanaman cabai. Jarak antara perangkap dapat berkisar antara 5 hingga 10 meter
tergantung pada kepadatan tanaman dan luas area yang harus dipantau.
b.
Pemasangan
di dekat tanaman yang rentan: Fokuskan penempatan perangkap di sekitar area
yang sering diserang lalat buah, seperti di sekitar buah cabai yang matang atau
hampir matang.
3.
Penyesuaian
berdasarkan kondisi
a.
Jika
pada pertanaman cabai memiliki banyak tanaman atau banyak buah yang matang,
jumlah perangkap mungkin perlu ditingkatkan.
b.
Untuk
areal pertanaman dengan serangan lalat buah yang berat atau kondisi cuaca yang
mendukung perkembangan hama perlu memasang perangkap lebih banyak.
Secara keseluruhan memasang
perangkap kuning dalam jumlah yang cukup dapat membantu mengurangi populasi
lalat buah namun perlu diimbangi dengan pemantauan dan pengelolaan tanaman
cabai dengan baik.
Daftar
Pustaka
Budiyani, N. K., & Sukasana, I. W.
(2020). Dosen Pada Program Studi Agroteknologi, Fakultas Sains Dan Teknologi,
Universitas Tabanan. Jln. Wagimin No. 8 Kediri, Tabanan, Bali. Agrica, 2(1), 15–27.
Gunaeni, N., W. Setiawan, dan Y
Kusandriani, Y. 2014.Pengaruh perangkap likat kuning, ekstrak Tagetes erecta,
dan Imidacloprid terhadap perkembangan vektor kutu kebul dan virus kuning
keriting pada tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.). J. Hort 24(4):346–354.