(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Kenapa Petani Kecamatan Busungbiu Mulai Beralih ke MCC 02? Ini Alasannya!

Admin distan | 05 Desember 2025 | 16 kali


 

I Wayan Sudiarta, S.P.

Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Ahli Pertama

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Busungbiu

 

 

Dalam upaya meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil kakao nasional, penggunaan bahan tanam unggul menjadi salah satu langkah strategis yang harus diterapkan. Salah satu klon kakao yang semakin banyak diminati oleh petani maupun industri pengolahan adalah MCC 02, atau dikenal sebagai Malaysian Cocoa Clone 02. Klon ini berasal dari program pemuliaan kakao di Malaysia, yang kemudian dikembangkan dan diadopsi di berbagai negara penghasil kakao karena keunggulan kualitas biji dan potensi produksinya.

MCC 02 termasuk ke dalam kategori kakao mulia (fine-flavor cocoa), yaitu jenis kakao yang dihasilkan dari kultivar unggulan yang memiliki aroma dan cita rasa lebih baik dibandingkan kakao lindak atau kakao curah pada umumnya. Permintaan terhadap kakao mulia terus meningkat seiring berkembangnya industri cokelat premium. Oleh karena itu, varietas seperti MCC 02 menjadi sangat penting dalam mendukung diversifikasi produk kakao dan peningkatan nilai jual di tingkat petani. Keunggulan utama dari varietas ini terletak pada mutu bijinya yang tinggi, aroma khas setelah fermentasi, serta kemampuan menghasilkan lemak kakao dengan komposisi yang disukai oleh industri.

Secara morfologis, tanaman kakao MCC 02 memiliki bentuk tajuk yang rimbun dan percabangan kuat. Karakter ini mendukung proses fotosintesis secara optimal, sekaligus memberikan produktivitas buah yang lebih stabil sepanjang tahun. Daunnya berukuran sedang dengan warna hijau mengilap, menandakan kesehatan vegetatif yang baik. Buah kakao klon MCC 02 berbentuk bulat lonjong dengan kulit relatif tipis serta alur yang tidak terlalu dalam. Ketika masak, buahnya menampilkan warna merah kekuningan atau oranye yang cukup mencolok. Dari sisi biji, MCC 02 menghasilkan biji berukuran sedang hingga besar dengan warna keunguan yang kuat sebagai ciri kakao mulia. Struktur biji juga memudahkan proses fermentasi sehingga aroma dan rasa cokelat yang dihasilkan menjadi lebih kompleks, lembut, dan berkarakter.

Keunggulan lain dari MCC 02 ialah produksi buah yang cukup tinggi apabila dikelola dengan teknik budidaya yang baik. Dalam kondisi agroklimat yang sesuai, klon ini mampu menghasilkan buah dalam jumlah stabil dengan ukuran yang seragam. Selain itu, kandungan lemak kakao pada biji MCC 02 tergolong baik sehingga sangat diminati oleh industri pengolahan cokelat dan kosmetik. Kombinasi antara produktivitas yang tinggi dan kualitas biji unggul menjadikan MCC 02 sebagai salah satu varietas yang layak direkomendasikan bagi petani yang ingin meningkatkan pendapatan melalui budidaya kakao bernilai premium.

Dari segi ketahanan terhadap hama dan penyakit, MCC 02 termasuk varietas yang memiliki toleransi cukup baik terhadap beberapa penyakit penting, terutama busuk buah yang disebabkan oleh Phytophthora palmivora. Meskipun tidak sepenuhnya kebal, tingkat serangan pada varietas ini cenderung lebih rendah dibandingkan klon yang rentan. Ketahanannya terhadap penggerek buah kakao (PBK) juga tergolong moderat. Dengan penerapan Pengendalian Hama Terpadu (PHT) seperti sanitasi kebun, pemangkasan, perbaikan drainase, serta penggunaan agen hayati, varietas ini dapat dipelihara dengan relatif mudah dan ekonomis.

MCC 02 memiliki kemampuan adaptasi yang baik pada dataran rendah hingga menengah dengan ketinggian 0–600 meter di atas permukaan laut. Varietas ini cocok ditanam pada daerah dengan curah hujan antara 1.500–2.500 mm per tahun, serta membutuhkan naungan sebesar 30–50% terutama pada fase awal pertumbuhan. Lingkungan yang stabil dengan kelembapan terkontrol akan memberikan pengaruh besar terhadap produktivitas dan ketahanan tanaman. Oleh karena itu, petani perlu memperhatikan pengaturan naungan dan pemangkasan yang teratur untuk memastikan tanaman tidak tumbuh terlalu lembap atau terlalu terbuka terhadap sinar matahari.

Meskipun memiliki banyak keunggulan, MCC 02 juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu dicermati. Tanaman ini membutuhkan pemangkasan teratur untuk menjaga pertumbuhan generatif dan vegetatif tetap seimbang. Jika tidak dilakukan pemeliharaan yang baik, produktivitas tanaman bisa menurun. Selain itu, pada lahan yang terlalu lembap atau dengan drainase buruk, penyakit busuk buah tetap berpotensi menjadi masalah serius. Faktor ini menunjukkan bahwa penerapan praktik budidaya yang tepat dan teratur menjadi kunci keberhasilan dalam mengoptimalkan potensi varietas MCC 02.

Secara keseluruhan, varietas kakao MCC 02 merupakan klon unggulan yang sangat direkomendasikan untuk pengembangan kakao berkualitas tinggi. Karakter bijinya yang mulia, produktivitas stabil, serta toleransi terhadap penyakit membuat varietas ini mampu bersaing dengan klon-klon unggulan lainnya di dunia. Selain itu, peningkatan permintaan pasar terhadap cokelat premium menjadikan MCC 02 sebagai peluang besar bagi petani untuk meningkatkan nilai tambah hasil panen. Dengan manajemen kebun yang baik, penggunaan pupuk berimbang, sanitasi teratur, serta penerapan fermentasi pascapanen yang benar, MCC 02 dapat memberikan hasil yang maksimal baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.

Pustaka

Directorate General of Estate Crops. (2022). Statistik Perkebunan Indonesia: Kakao 2021–2023. Kementerian Pertanian RI. Jakarta.

Fajar, A., Marzuki, I., & Rahman, R. (2019). “Evaluasi Klon Kakao Unggul pada Berbagai Kondisi Agroklimat di Indonesia.” Jurnal Tanaman Perkebunan, 16(2), 85–94.