I
Wayan Sudiarta, S.P.
Pengendali
Organisme Pengganggu Tumbuhan Ahli Pertama
Balai
Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Busungbiu
Dalam
upaya meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil kakao nasional, penggunaan
bahan tanam unggul menjadi salah satu langkah strategis yang harus diterapkan.
Salah satu klon kakao yang semakin banyak diminati oleh petani maupun industri
pengolahan adalah MCC 02, atau dikenal sebagai Malaysian Cocoa Clone 02. Klon
ini berasal dari program pemuliaan kakao di Malaysia, yang kemudian
dikembangkan dan diadopsi di berbagai negara penghasil kakao karena keunggulan
kualitas biji dan potensi produksinya.
MCC
02 termasuk ke dalam kategori kakao mulia (fine-flavor cocoa), yaitu jenis
kakao yang dihasilkan dari kultivar unggulan yang memiliki aroma dan cita rasa
lebih baik dibandingkan kakao lindak atau kakao curah pada umumnya. Permintaan
terhadap kakao mulia terus meningkat seiring berkembangnya industri cokelat
premium. Oleh karena itu, varietas seperti MCC 02 menjadi sangat penting dalam
mendukung diversifikasi produk kakao dan peningkatan nilai jual di tingkat
petani. Keunggulan utama dari varietas ini terletak pada mutu bijinya yang
tinggi, aroma khas setelah fermentasi, serta kemampuan menghasilkan lemak kakao
dengan komposisi yang disukai oleh industri.
Secara
morfologis, tanaman kakao MCC 02 memiliki bentuk tajuk yang rimbun dan
percabangan kuat. Karakter ini mendukung proses fotosintesis secara optimal,
sekaligus memberikan produktivitas buah yang lebih stabil sepanjang tahun.
Daunnya berukuran sedang dengan warna hijau mengilap, menandakan kesehatan
vegetatif yang baik. Buah kakao klon MCC 02 berbentuk bulat lonjong dengan
kulit relatif tipis serta alur yang tidak terlalu dalam. Ketika masak, buahnya
menampilkan warna merah kekuningan atau oranye yang cukup mencolok. Dari sisi
biji, MCC 02 menghasilkan biji berukuran sedang hingga besar dengan warna
keunguan yang kuat sebagai ciri kakao mulia. Struktur biji juga memudahkan
proses fermentasi sehingga aroma dan rasa cokelat yang dihasilkan menjadi lebih
kompleks, lembut, dan berkarakter.
Keunggulan
lain dari MCC 02 ialah produksi buah yang cukup tinggi apabila dikelola dengan
teknik budidaya yang baik. Dalam kondisi agroklimat yang sesuai, klon ini mampu
menghasilkan buah dalam jumlah stabil dengan ukuran yang seragam. Selain itu,
kandungan lemak kakao pada biji MCC 02 tergolong baik sehingga sangat diminati
oleh industri pengolahan cokelat dan kosmetik. Kombinasi antara produktivitas
yang tinggi dan kualitas biji unggul menjadikan MCC 02 sebagai salah satu
varietas yang layak direkomendasikan bagi petani yang ingin meningkatkan
pendapatan melalui budidaya kakao bernilai premium.
Dari
segi ketahanan terhadap hama dan penyakit, MCC 02 termasuk varietas yang
memiliki toleransi cukup baik terhadap beberapa penyakit penting, terutama
busuk buah yang disebabkan oleh Phytophthora
palmivora. Meskipun tidak sepenuhnya kebal, tingkat serangan pada varietas
ini cenderung lebih rendah dibandingkan klon yang rentan. Ketahanannya terhadap
penggerek buah kakao (PBK) juga tergolong moderat. Dengan penerapan
Pengendalian Hama Terpadu (PHT) seperti sanitasi kebun, pemangkasan, perbaikan
drainase, serta penggunaan agen hayati, varietas ini dapat dipelihara dengan
relatif mudah dan ekonomis.
MCC
02 memiliki kemampuan adaptasi yang baik pada dataran rendah hingga menengah
dengan ketinggian 0–600 meter di atas permukaan laut. Varietas ini cocok
ditanam pada daerah dengan curah hujan antara 1.500–2.500 mm per tahun, serta
membutuhkan naungan sebesar 30–50% terutama pada fase awal pertumbuhan.
Lingkungan yang stabil dengan kelembapan terkontrol akan memberikan pengaruh
besar terhadap produktivitas dan ketahanan tanaman. Oleh karena itu, petani
perlu memperhatikan pengaturan naungan dan pemangkasan yang teratur untuk
memastikan tanaman tidak tumbuh terlalu lembap atau terlalu terbuka terhadap
sinar matahari.
Meskipun
memiliki banyak keunggulan, MCC 02 juga memiliki beberapa kelemahan yang perlu
dicermati. Tanaman ini membutuhkan pemangkasan teratur untuk menjaga
pertumbuhan generatif dan vegetatif tetap seimbang. Jika tidak dilakukan
pemeliharaan yang baik, produktivitas tanaman bisa menurun. Selain itu, pada
lahan yang terlalu lembap atau dengan drainase buruk, penyakit busuk buah tetap
berpotensi menjadi masalah serius. Faktor ini menunjukkan bahwa penerapan
praktik budidaya yang tepat dan teratur menjadi kunci keberhasilan dalam
mengoptimalkan potensi varietas MCC 02.
Secara
keseluruhan, varietas kakao MCC 02 merupakan klon unggulan yang sangat
direkomendasikan untuk pengembangan kakao berkualitas tinggi. Karakter bijinya
yang mulia, produktivitas stabil, serta toleransi terhadap penyakit membuat
varietas ini mampu bersaing dengan klon-klon unggulan lainnya di dunia. Selain
itu, peningkatan permintaan pasar terhadap cokelat premium menjadikan MCC 02
sebagai peluang besar bagi petani untuk meningkatkan nilai tambah hasil panen.
Dengan manajemen kebun yang baik, penggunaan pupuk berimbang, sanitasi teratur,
serta penerapan fermentasi pascapanen yang benar, MCC 02 dapat memberikan hasil
yang maksimal baik dari sisi kualitas maupun kuantitas.
Pustaka
Directorate
General of Estate Crops. (2022). Statistik Perkebunan Indonesia: Kakao
2021–2023. Kementerian Pertanian RI. Jakarta.
Fajar,
A., Marzuki, I., & Rahman, R. (2019). “Evaluasi Klon Kakao Unggul pada
Berbagai Kondisi Agroklimat di Indonesia.” Jurnal Tanaman Perkebunan,
16(2), 85–94.