(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

PENDAMPINGAN PEMELIHARAAN SISTEM TANAM LEGOWO PADA TANAMAN PADI SAWAH

Admin distan | 06 Maret 2024 | 565 kali

Secara berkelanjutan   pelaksanaan dan penerapan sistem tanam legowo 2:1 yang dilaksanakan setiap periode tanam oleh Kelian Subak Titab Desa Titab Kecamatan Busungbiu, merupakan salah satu inovasi yang dicontohkan pada anggota atau lingkungan subaknya dengan alat bantu caplak legowo 2:1  yang diciptakan sendiri menggunakan rangka pipa besi yang dirakit/las dengan tanda jarak yang telah ditentukan. 


Tujuan sistem tanam legowo 2:1 untuk memperoleh produksi tinggi  dalam budidaya tanaman padi, karena dengan Sistem Tanam Legowo populasi rumpun tanaman justru meningkat, dari populasi 250.000 rumpun per ha meningkat menjadi 300.000-320.000 rumpun per ha lahan (peningkatan populasi sekitar 28%) bukan mengurangi populasi   seperti yang disangka oleh banyak orang karena penerapan sistem tanam cara lain seperti Sistem Tanam  Tandur jajar biasa  dengan jarak yang tidak konsisten akibat tanpa alat bantu caplak sehingga populasi sangat mungkin tidak mencapai 250.000 rumpun per ha. Sistem Tanam Legowo  artinya meniadakan baris tanaman tidak ditanami sehingga baris tanaman  tersebut terlihat seperti lorong  tanpa barisan tanaman, namun rumpun tanaman yang semetinya pada barisan tersebut disisipkan sepanjang alur di antara rumpun dalam barisan tanaman sisi kiri dan kanan lorong/legowo, sehingga rumpun tanaman dalam barisan terlihat seperti tanaman pagar  dengan jarak tanam rapat. Salah satu  Sistem Tanam yang  diterapkan dan tampilkan dalam bentuk Demplot yaitu LEGOWO 2:1  dengan Jarak Tanam 20X40X15 cm.

Manfaat penerapan Sistem Legowo antara lain : Meningkatkan populasi tanaman pet satuan luas, Sarana produksi yang diberi sangat efektif dimanfaatkan   tanaman karena aplikasinya diantara dalam barisan legowo yang terbentuk, Mempermudah aktifitas dalam melakukan kegiatan/aktifitas seperti : pemeliharaan, pengamatan tanaman langsung ke dalam petakan sawah, aplikasi  saprodi dan lain-lain cukup melalui lorong dengan tanpa mengganggu rumpun tanaman, Sangat memungkinkan sinar matahari masuk secara merata sehingga proses fotosintsis  berlangsung sempurna yang menjadikan tingkat bernas malai yang dihasilkan maksimal,  Sangat   memungkinkan adanya sirkulasi  udara yang bergerak keluar masuk melalui lorong di antara barisan tanaman dengan leluasa yang sangat membantu sempurnanya proses fotosentesis karena udara yang bergerak banyak membawa CO² yang secara langsung  membantu penyempurnaan proses fotosintesa atas bantuan sinar matahari, Sangat baik diterapkan  / budidaya di lahan sawah disertai dengan Budidaya Ikan (Mina Padi) atau model tumpang sari dengan memelihara itik, atau sayuran  seperti Gonde di lorong/alur legowo.  

Demikian, artikel ini kami buat dengan sangat sederhana untuk menjadi sebuah informasi, semoga ada manfaatnya.


(BPP Busungbiu)