OPT Uret/Lundi pada Tanaman Kacang Tanah
Oleh: I Wayan Rusman (POPT Kubutambahan)
Kacang tanah merupakan komoditi dengan permintaan konsumen yang sangat tinggi, ini disebabkan keperluan akan kacang tanah untuk berbagai macam olahan makanan seperti kacang telur, selai kacang dan bahan tambahan (topping) makanan. Kacang tanah juga dikenal dengan kandungan gizinya terutama protein dan lemak yang tinggi. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ke tahun terus meningkat sejalan dengan bertambahnya kebutuhan gizi masyarakat, diversifikasi pangan dan jumlah penduduk. Akar tanaman kacang tanah juga memiliki kemampuan berasosiasi dengan mikroorganisme yang membentuk kerja sama untuk memfiksasi N, ini bermanfaat untuk menambah unsur hara N dalam tanah. Dengan kemampuannya tersebut kacang tanah hanya memerlukan pupuk NPK sebagai starter dengan jumlah yang sedikit.
Di
Kecamatan Kubutambahan tanaman kacang tanah banyak ditanam pada lahan kering di
wilayah Desa Kubutambahan, Bulian, dan Tunjung. Banyak juga yang membudidayakan
kacang tanah dengan sistem tumpang sari dengan tanaman jagung maupun ketela
pohon. Dalam perjalanannya budidaya kacang tanah juga menghadapi berbagai macam
tantangan seperti dranise yang buruk pada musim hujan, persaingan gulma pada
fase vegetatif dan yang paling diwaspadai adalah serangan organisme pengganggu
tumbuhan (OPT). Serangan penyakit khususnya penyakit layu bakteri dan layu
jamur, karat dan bercak daun, dan virus belang Peanut Stripe Virus
(PStV), serta serangan hama tikus, kutu kebul, ulat pemakan daun, penggerek
polong dan nematoda, terkadang masih belum bisa dikendalikan dengan bijaksana.
Masalah
OPT spesifik yang menjadi kendala di beberapa Desa di Kecamatan Kubutambahan
adalah serangan uret/ lundi. Uret/lundi sangat beragam baik dari segi ukuran
dan warna, uret merupakan fase larva dari kumbang Scarabaeidae atau Cerambycidae
dengan ciri larva berukuran besar, gemuk, putih, badan tembus cahaya dengan
kepala warna coklat dan taring yang besar. Kaki berwarna coklat terdapat pada
rongga dada selain itu juga ditemukan ukuran yang lebih kecil dengan warna yang
agak kekuningan. Hama ini termasuk hama yang polifag (memakan berbagai jenis
tanaman) seperti tanaman jagung, kacang tanah, maupun ketela pohon, mekanisme
perusakan adalah dengan memakan bagian akar tanaman sehingga apabila menyerang
pada fase vegetatif akan menyebabkan kematian dan pada vase generatif akan
menyebabkan penurunan produksi.
Tindakan
pengendalian untuk uret atau lundi yang dilakukan secara PHT (Pengendalian Hama
Terpadu) akan lebih efektif apabila dilaksanakan secara prepentif dari mulai
olah tanah, tujuan dari olah tanah adalah membalik tanah sehingga telur larva
tidak menetas secara sempurna karena terpapar sinar matahari, kemudian
penggunaan kompos sebagai pupuk dasar dapat ditambahkan (dicampur) dengan agen
hayati jamur Metarhizium anisopliae, kemuadian apabila terjadi serangan
dapat dilakukan pemungutan uret/lundi secara manual dan bisa dimanfaatkan
sebagai pakan ternak. Tindakan pengendalian secara kimia sintetis dapat
menggunakan insektisida dengan bahan aktif Karbofuran sesuai anjuran pada
label, penggunaan insektisida kimia sintetis merupakan tindakan pengendalian
terakhir yang harus dilaksanakan secara hati-hati dan bijaksana.
Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan oleh POPT Kecamatan Kubutambahan bersama dengan
PPL menemukan beberapa serangan OPT uret/ lundi di KTT. Tri Nadi Desa Bulian,
hama ini menyerang tanaman kacang tanah pada musim tanam 2021/2022. Hasil
identifikasi secara visual detemukan serangan uret/ lundi yang ciri-cirinya
menyerupai larva dari kumbang Scarabaeidae atau Cerambycidae
dengan intensitas ringan. Gejala serangan adalah tanaman yang layu dan apabila
tanaman tersebut dibongkar akar tanaman telah dimakan oleh uret atau lundi.
Tindakan pengendalian yang dilakukan adalah dengan memungut uret/lundi pada
bongkaran tanaman yang mengalami gejala layu sehingga serangan tidak sampai
menyebabkan kerugian secara ekonomi.