Sistem tanam legowo merupakan salah
satu system tanam dalam tekhnis budidaya tanaman padi sawah, Legowo dalam
system tanam padi sawah dapat diartikan bahwa merelakan ( Legee/legowo) untuk
meniadakan pada titik tanam yang normal pada setiap dapur antar barisan tanam namun setiap titik yang seharusnya disisipkan
rumpun tanaman dalam barisan tanaman, sehingga setiap baris
tanaman merupakan tanaman pagar dan seluruhnya merupakan tanaman pinggir
sedangkan antar barisan pada jarak tanam yang semestinya tanpa barisan ( Kosong
) dari barisan tanaman dan terlihat longgar ( dua kali jarak tanam antar
barisan ) sedangakan dalam barisan memiliki jarak rapat yaitu setengan jarak
tanam semestinya.
Di Subak Gebang dan Subak Titab oleh masing-masing
Kelian Subak melaksanakan kembali pada periode tanam Mei – Agustus 2023 Demplot
sistem tanam legowo yaitu legowo 4:1 oleh Kelian Subak Gebang dan Legowo 2:1
oleh Kelian Subak Titab pada periode tanam April-Agustus 2023.
Tujuan dilakukannya demplot ini
adalah untuk memotivasi anggota dan sebagai bahan edukasi bahwa sistem tanam
legowo sangat relevan dalam upaya peningkatan produktifitas lahan karena sistem
tanam legowo memiliki keunggulan antara lain :
1. Meningkatkan popolasi tanaman per ha
yaitu dari 250.000 rumpun sampai menjadi 320.000 (tergantung jarak tanam dan
model legowo yang diterapkan)
2.
Memungkinkan
pertumbuhan pada lebih homogen karena setiap rumpun dalam barisan tanaman
merupakan tanaman pinggir
3.
Dengan
adanya legowo terbentuk orong – lorong yang memungkinkan angin yang leluasa
bergerak keluar masuk karena angin yang bergerak membawa sangat banyak membawa
gas CO2 untuk membantu proses fotosintesa disamping penyinaran
matahari secara merata di setiap pinggir barisan tanaman.
4.
Mempermudah
pengelola/pelaku utama dalam melakukan aktivitas memelihara, pengamatan dengan
melintasi lorong-lorong/legowo dengan sangat sedikit mengganggu tanaman seperti
memupuk, menemrot dan lain-lain
5.
Pupuk
ang diaplikasi memungkinkan sangat efektif diserap secara optimal oleh akar
tanaman karena cukup aplikasinya di antara barisan tanaman/ di lorong atau
legowo tidak di taburi pupuk
6.
Keluar
dan masaknya malai dapat lebih kompak
dan lebih bernas dari ujung sampai kepangkal malai karena efek
fontosintesa terjadi lebih sempurna dan merata, akhirnya produktifitas dapat
meningkat.
Dilihat dari pertumbuhan tanaman sampai saat ini sangat baik
yang tentunya masih memerlukan pendampingan oleh berbagai pihak secara
berkelanjutan sampai dengan analisa usaha tani
Demikian artikel ini semoga ada manfaatnya
Busungbiu, 14 Juni 2023/BPP. Busungbiu,