(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

PENYIAPAN LAHAN DENGAN PENGAPURAN PETRO-CAS

Admin distan | 04 Februari 2022 | 12915 kali

         Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia, kondisi tanahnya masam. Salah satu penyebabnya adalah tingginya curah hujan. Curah hujan yang tinggi bisa mempercepat proses penghancuran mineral tanah. Kemasaman tanah juga disebabkan oleh pemanfaatan tanah tanpa jeda, dan penggunaan pupuk kimia secara berlebihan. Adanya perlakuan engapuran pada tanah bertujuan untuk meningkatkan ph tanah yang masam akibat pemupukan unsur n pada tanah yang tinggi dan terus menerus, yang dimana ingginya kemasaman tanah memicu ketersediaan hara tanah yang rendah sehingga tanaman tidak tumbuh optimal dan sesuai harapan.

Cabai rawit menjadi salah satu tanaman hortikultura strategis nasional yang menjadi bahan pendukung berbagai industri makanan. Berdasarkan data badan pusat statistik (BPS), yang dirilis tahun 2019, panen cabai rawit nasional 2018 mencapai 1,34 juta ton, atau terbesar nomor tiga setelah bawang merah dan kubis. Oleh karena itu, untuk menjaga bahkan meningkatkan produktivitas cabai rawit secara nasional, diperlukan pasokan pupuk yang berkualitas,

Kapur yang biasa digunakan dalam budi daya cabai yaitu kalsit atau kalsium karbonat (CaCo3) dan dolomit (CaMg(CO3)2) Dari berbagai sumber dijelaskan bahwa dolomit (CaMg(CO3)2) mengandung 30,55 persen kalsium dan 19,5 persen magnesium dibandingkan kaptan yang lebih dikenal sebagai kalsit (kalsium karbonat) yang hanya memiliki  44% kalsium dan minim magnesium. Sehingga dolomit ini bersifat ganda karena menyediakan kalsium untuk meningkatkan pH sekaligus menyediakan magnesium yang esensial di dalam tanaman untuk menjadi hara dalam inti klorofil tanaman.

Salah satu jenis kapur yang dapat digunakan adalah Petro-Cas, keunggulan Petro-Cas adalah (1) menyediakan unsur hara Ca dan S bagi tanaman; (2) memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah sampai ke lapisan bawah (subsoil); dan (3) memperbaiki perakaran tanaman. Adapun spesifikasi dari kapur tersebut dapat dilihat sebagai berikut.

- Kadar CaSO4.2H2O: 90%

- Kadar Ca: 21%

- Kadar S: 18%

- pH: 6 - 7

- Bentuk : powder

- Warna : putih kecoklatan    

Melalui adanya pengapuran pada tanah, tanaman cabai diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Adapun cara pengapuran tanah sebagai berikut.

1.     Ukur ph tanah menggunakan ph meter atau kertas lakmus. ambil sampel tanah secara merata dari seluruh petak kebun.

2.     Taburkan secara merata kapur dolomit atau kapur pertanian sebanyak 100-125 gr/tanaman di atas bedengan jika ph tanah kurang dari 5,5. beri pupuk belerang 0,25 kg per lubang jika ph lebih dari 7.

3.     Aduk hingga rata kapur atau belerang dengan tanah. biarkan selama 1-2 minggu.

4.     Sementara untuk tanah dengan ph 5,5-6,8 dapat langsung diberi pupuk dasar.

Pengapuran memang diharapkan dapat memberikan dampak positif pada tanaman yang dibudidayakan. Namun pengapuran juga perlu memperhatikan dosis penggunaan yang baik dan tepat. Hal ini perlu diperhatikan agar tanaman tidak mengalami gejala overdosis Adapun ciri-ciri tanaman yang kelebihan kapur sebagai berikut.

  • Tanaman mengalami chlorosis (daun menguning) akibat kekurangan zat besi. pengapuran yang berlebihan dapat menurunkan kandungan zat besi (fe) di dalam tanah. kekurangan fe menyebabkan pembentukan klorofil pada tanaman tidak dapat berlangsung dengan baik sehingga daun berwarna kuning.
  • Tanaman dapat mengalami keracunan akibat meningkatnya unsur seng (zn), tembaga (cu), dan mangan (mn).
  • Dapat terjadi kerontokan bunga dan buah akibat menurunnya kandungan fosfat (p) dan molibdenum (mo) serta gangguan penyerapan boron (b).

 

Oleh :  Gede Suara / BPP Kubutambahan