Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia, kondisi tanahnya masam. Salah satu penyebabnya adalah tingginya curah hujan. Curah hujan yang tinggi bisa mempercepat proses penghancuran mineral tanah. Kemasaman tanah juga disebabkan oleh pemanfaatan tanah tanpa jeda, dan penggunaan pupuk kimia secara berlebihan. Adanya perlakuan engapuran pada tanah bertujuan untuk meningkatkan ph tanah yang masam akibat pemupukan unsur n pada tanah yang tinggi dan terus menerus, yang dimana ingginya kemasaman tanah memicu ketersediaan hara tanah yang rendah sehingga tanaman tidak tumbuh optimal dan sesuai harapan.
Cabai rawit
menjadi salah satu tanaman hortikultura strategis nasional yang menjadi bahan
pendukung berbagai industri makanan. Berdasarkan data badan pusat statistik
(BPS), yang dirilis tahun 2019, panen cabai rawit nasional 2018 mencapai 1,34
juta ton, atau terbesar nomor tiga setelah bawang merah dan kubis. Oleh karena
itu, untuk menjaga bahkan meningkatkan produktivitas cabai rawit secara
nasional, diperlukan pasokan pupuk yang berkualitas,
Kapur yang biasa digunakan dalam budi daya cabai yaitu kalsit atau
kalsium karbonat (CaCo3) dan dolomit (CaMg(CO3)2)
Dari berbagai sumber dijelaskan bahwa dolomit (CaMg(CO3)2) mengandung 30,55
persen kalsium dan 19,5 persen magnesium dibandingkan kaptan yang lebih dikenal
sebagai kalsit (kalsium karbonat) yang hanya memiliki 44% kalsium
dan minim magnesium. Sehingga dolomit ini bersifat ganda
karena menyediakan kalsium untuk meningkatkan pH sekaligus menyediakan
magnesium yang esensial di dalam tanaman untuk menjadi hara dalam
inti klorofil tanaman.
Salah
satu jenis kapur yang dapat digunakan adalah Petro-Cas, keunggulan Petro-Cas adalah (1) menyediakan unsur hara Ca dan
S bagi tanaman; (2) memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah sampai ke lapisan
bawah (subsoil); dan (3) memperbaiki perakaran tanaman. Adapun spesifikasi dari kapur tersebut dapat dilihat sebagai berikut.
- Kadar
CaSO4.2H2O: 90%
- Kadar Ca: 21%
- Kadar S: 18%
- pH: 6 - 7
- Bentuk : powder
- Warna : putih
kecoklatan
Melalui adanya pengapuran pada tanah, tanaman cabai
diharapkan dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Adapun cara pengapuran tanah sebagai berikut.
1.
Ukur ph tanah
menggunakan ph meter atau kertas lakmus. ambil sampel tanah secara merata dari
seluruh petak kebun.
2.
Taburkan secara
merata kapur dolomit atau kapur pertanian sebanyak 100-125 gr/tanaman di atas
bedengan jika ph tanah kurang dari 5,5. beri pupuk belerang 0,25 kg per
lubang jika ph lebih dari 7.
3.
Aduk hingga rata
kapur atau belerang dengan tanah. biarkan selama 1-2 minggu.
4.
Sementara untuk tanah
dengan ph 5,5-6,8 dapat langsung diberi pupuk dasar.
Pengapuran
memang diharapkan dapat memberikan dampak positif pada tanaman yang dibudidayakan.
Namun pengapuran juga perlu memperhatikan dosis penggunaan yang baik dan tepat.
Hal ini perlu diperhatikan agar tanaman tidak mengalami gejala overdosis
Adapun ciri-ciri tanaman yang kelebihan kapur
sebagai berikut.
Oleh :
Gede Suara / BPP Kubutambahan