Tingkat keasaman tanah menjadi salah satu faktor penting agar tanaman mampu beradaptasi dengan baik.
Untuk meningkatkan pH tanah serta menetralkan kadar keasamannya, kamu bisa menggunakan kapur dolomit yang mengandung kalsium (Ca) dan magnesium (Mg).
Kapur dolomit dihasilkan dari pupuk ZA yang menggunakan bahan baku berupa Phosphor gypsum, amoniak (NH3), dan karbon dioksida (CO2). Oleh karena itu, kapur ini juga mengandung unsur hara makro dan mikro.
Pada umumnya, kapur dolomit berbentuk halus, bersifat homogen, dan berwarna putih kecokelatan dengan kadar kelarutan 0,15 miligram per liter serta kerapatan jenisnya mencapai 0,762 ton per meter kubik.
Kapur dolomit dipercaya bisa untuk meningkatkan pH tanah, memperbanyak unsur hara di dalam tanah, menetralisir tanah dari senyawa beracun, menambah populasi mikroorganisme, merangsang pertumbuhan akar tanaman, menghijaukan tanaman, menaikkan produktivitas dan kualitas panen, menyediakan unsur kalium dan magnesium, menetralkan unsur alkali (Al), dan membunuh bibit penyakit.
Agar hasilnya optimal, kapur dolomit yang akan diaplikasikan ke lahan harus dipilih berdasarkan faktor-faktor tertentu. Di antaranya yaitu sifat kimia, harga, kecepatan reaksi, serta kehalusan bahan.
Ada tiga metode yang dapat dilakukan untuk mengaplikasikan kapur ini ke lahan pertanian. Pertama, untuk memperbaiki kondisi tanah, kapur dolomit disebarkan ke seluruh bagian lahan secara merata. Proses ini biasanya dikerjakan pada saat tahap pengolahan lahan dan sebelum proses penanaman bibit.
Pada tahap pertama, taburkan kapur dolomit secara merata setelah pengolahan tanah, kemudian pada tahap kedua kapur harus dicampurkan ke tanah melalui mekanisme pengolahan tanah. Waktu pemberian kapur sebaiknya dilakukan paling cepat dua pekan sebelum waktu penanaman bibit dimulai yaitu pada awal musim penghujan sehingga reaksinya dapat berjalan dengan baik.
Kedua, kapur dolomit bisa dimanfaatkan sebagai pupuk dasar pada proses pembudidayaan tanaman perkebunan. Dolomit bisa ditaburkan dengan dosis secukupnya ke dalam lubang tanam.
Setelah itu, tutupi lapisan kapur tersebut menggunakan campuran tanah dan pupuk kandang. Biarkan lubang tanam dalam waktu 2-3 pekan sebelum boleh digunakan. Berikutnya petani bisa menanamkan bibit ke dalam lubang tersebut.
Ketiga, kapur dolomit dapat disebarkan bersama dengan pupuk amonium sulfat (ZA). Campuran ini berguna untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman berupa magnesium dan sulfat nitrogen tanpa menurunkan kadar keasaman tanah.
Campuran kapur dolomit dan pupuk ZA ini disebarkan secara merata dalam larikan yang sejajar di dalam barisan tanaman, di sekeliling tanaman, atau dimasukkan ke dalam lubang khusus yang dibuat di sisi kanan dan kiri tanaman.