Oleh : Vani Silvana, S.P.
POPT Ahli Pertama pada Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng
Sistem tanam padi Hazton
merupakan metode budidaya padi yang menggunakan bibit tua (25-35 hari
setelah semai) dengan jumlah bibit padat (20-30 bibit per lubang
tanam). Metode ini dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas padi.
HAZTON merupakan singkatan dari “Hasil Ber Ton Ton”, merupakan Teknik budidaya
padi yang mulai diperkenalkan pada tahun 2012, oleh Ir.H. Hazairin MS, dan
Anton Kamarudin, SP, MSi di Kalimantan Barat. Nama Hazton merupakan perpaduan
dua nama penemu gagasan ini yaitu HAZ (Ir. H. Hazairin, Ms) dan Ton
(Anton Kamarudin Sp. M.Si.).
Hazton sebagai teknologi
budidya padi yang relative baru, maka pasti memiliki kekurangan dan kelebihan,
baik dari sisi teknologi, ekonomi dan sosial. Beberapa hasil pengamatan, hasil
penelitian, dan wawancara dengan petani yang pernah melakukan budidaya dengan
system hazton menyatakan bahwa metode Hazton memiliki beberapa kekurangan dan
kelebihan.
Secara agronomi teknik budidaya padi
Hazton memiliki kelebihan antara lain :
1)
produksi
panen tinggi (hasil berlipat),
2)
mudah
dalam penanamannya, tanaman cepat beradaptasi/tidak stres setelah tanam,
3)
relatif
tahan terhadap hama keong mas dan orong-orong,
4)
umur
panen lebih cepat (kurang lebih 10-15 hari),
5)
mutu
gabah tinggi (sedikit gabah hampa),
6)
rendemen
beras kepala tinggi (prosentase beras pecah rendah).
Kekurangan atau kelemahan di dalam
penerapan metode tanam padi hazton di tingkat petani antara lain:
1) Membutuhkan adanya penambahan
ketersedian benih yang lebih banyak (4 kali lipat) dari budidaya padi
konvensioanl, kebutuhan benih metode hazton berkisar antara 100-120 kg/ha.
2) Kondisi tanaman rimbun maka
memerlukan kondisi bibit dan lahan yang sehat, sehingga perlu perlakuan
penggunan agensia hayati untuk imunisasi bibit padi, penggunaan dekomposer
untuk kesehatan lahan, dan penggunaan bio fungisida untuk pengendalian hama dan
penyakit.
3) Kebutuhan pupuk unsur hara makro
(NPK), dan pupuk unsur hara mikro serta pupuk organik perlu tambahan
dari dosis normal yang direkomendasikan (anjuran).
4) Membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak,
terutama untuk tenaga pada saat penyiapan bibit untuk tanam.
Sumber :
Supriyadi, Purwanto, dan Sri Hartati, 2023. Budidaya Tanam Padi Hazton Sebuah Harapan Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan https://fp.uns.ac.id/site/show-berita?id=31 diakses tanggal 26 Mei 2025
2.
Syahri
dan Renny Utami Somantri. 2019. Kajian Teknologi Budidaya Padi Sistem Hazton di
Lahan Rawa Lebak Sumatera Selatan.