(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Budidaya Padi dengan Metode Hazton

Admin distan | 28 Mei 2025 | 21 kali


Oleh : Vani Silvana, S.P. 

POPT Ahli Pertama pada Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng

Sistem tanam padi Hazton merupakan metode budidaya padi yang menggunakan bibit tua (25-35 hari setelah semai) dengan jumlah bibit padat (20-30 bibit per lubang tanam). Metode ini dikembangkan untuk meningkatkan produktivitas padi. HAZTON merupakan singkatan dari “Hasil Ber Ton Ton”, merupakan Teknik budidaya padi yang mulai diperkenalkan pada tahun 2012, oleh Ir.H. Hazairin MS, dan Anton Kamarudin, SP, MSi di Kalimantan Barat. Nama Hazton merupakan perpaduan dua nama penemu gagasan ini yaitu HAZ  (Ir. H. Hazairin, Ms) dan Ton (Anton Kamarudin Sp. M.Si.). 

Hazton sebagai teknologi budidya padi yang relative baru, maka pasti memiliki kekurangan dan kelebihan, baik dari sisi teknologi, ekonomi dan sosial. Beberapa hasil pengamatan, hasil penelitian, dan wawancara dengan petani yang pernah melakukan budidaya dengan system hazton menyatakan bahwa metode Hazton memiliki beberapa kekurangan dan kelebihan.

Secara agronomi teknik budidaya padi Hazton memiliki kelebihan antara lain :

1)    produksi panen tinggi (hasil berlipat),

2)    mudah dalam penanamannya, tanaman cepat beradaptasi/tidak stres setelah tanam,

3)    relatif tahan terhadap hama keong mas dan orong-orong,

4)    umur panen lebih cepat (kurang lebih 10-15 hari),

5)    mutu gabah tinggi (sedikit gabah hampa),

6)    rendemen beras kepala tinggi (prosentase beras pecah rendah).

Kekurangan atau kelemahan di dalam penerapan metode tanam padi hazton di tingkat petani antara lain:

1) Membutuhkan adanya penambahan ketersedian benih yang lebih banyak (4 kali lipat) dari budidaya padi konvensioanl, kebutuhan benih metode hazton berkisar antara 100-120 kg/ha.

2) Kondisi tanaman rimbun maka memerlukan kondisi bibit dan lahan yang sehat, sehingga perlu perlakuan penggunan agensia hayati untuk imunisasi bibit padi, penggunaan dekomposer untuk kesehatan lahan, dan penggunaan bio fungisida untuk pengendalian hama dan penyakit.

3) Kebutuhan pupuk unsur hara makro (NPK), dan pupuk unsur hara mikro serta  pupuk organik perlu tambahan dari dosis normal yang direkomendasikan (anjuran).

 4) Membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak, terutama untuk tenaga pada saat penyiapan bibit untuk tanam.



Sumber :

Supriyadi, Purwanto, dan Sri Hartati, 2023. Budidaya Tanam Padi Hazton Sebuah Harapan Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan https://fp.uns.ac.id/site/show-berita?id=31 diakses tanggal 26 Mei 2025

2.    Syahri dan Renny Utami Somantri. 2019. Kajian Teknologi Budidaya Padi Sistem Hazton di Lahan Rawa Lebak Sumatera Selatan.