(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Busuk Batang pada Tanaman Jagung

Admin distan | 18 Januari 2025 | 996 kali

Busuk Batang pada Tanaman Jagung

Oleh : I Kade Purnawirawan Putra/ POPT Pertama pada BPP Kecamatan Buleleng

Tanaman jagung (Zea mays) merupakan salah satu komoditas pangan utama di dunia, termasuk Indonesia. Namun, seperti tanaman lainnya, jagung rentan terhadap berbagai penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhannya dan menurunkan hasil panen. Salah satu penyakit yang sering menyerang tanaman jagung adalah busuk batang, yang dapat menyebabkan kerugian besar bagi petani jika tidak ditangani dengan baik. Penyakit busuk batang pada tanaman jagung disebabkan oleh serangan berbagai jenis mikroorganisme, seperti jamur, bakteri, atau bahkan virus. Beberapa penyebab utama busuk batang pada jagung adalah: Fusarium spp. Jamur dari genus Fusarium merupakan salah satu penyebab utama busuk batang pada jagung. Jamur ini biasanya menyerang batang bagian bawah tanaman, menyebabkan pembusukan jaringan yang berujung pada kematian tanaman. Fusarium dapat berkembang biak dengan baik di tanah yang lembap dan tergenang air. Helminthosporium spp. Jamur ini juga dapat menyebabkan busuk batang pada jagung, terutama pada kondisi iklim yang lembap. Penyakit ini lebih sering terjadi pada tanaman jagung yang ditanam di tanah yang kurang terdrainase dengan baik. Pythium spp. Jamur dari genus Pythium juga dapat menyebabkan busuk batang dan akar tanaman jagung. Penyakit ini lebih sering terjadi pada tanah yang tergenang air atau tanah yang kurang aerasi. Bakteri (Xanthomonas spp.) Bakteri seperti Xanthomonas dapat menyerang batang jagung dan menyebabkan kerusakan pada jaringan batang, yang berujung pada busuk batang. Faktor lingkungan, seperti kelembaban tinggi, curah hujan yang berlebihan, atau suhu yang tidak stabil, dapat memperburuk perkembangan penyakit busuk batang. Tanaman yang mengalami stres akibat kondisi lingkungan ini lebih rentan terhadap serangan patogen penyebab busuk batang.

Gejala penyakit busuk batang pada tanaman jagung dapat bervariasi tergantung pada penyebabnya, namun secara umum, gejalanya meliputi: Perubahan Warna Batang: Batang tanaman yang terinfeksi akan menunjukkan perubahan warna menjadi cokelat atau kehitaman di bagian bawah tanaman, di sekitar pangkal batang. Batang Busuk dan Lembek: Jaringan batang yang terinfeksi akan tampak lembek dan mudah rusak, bahkan bisa mengeluarkan cairan busuk. Kematian Tanaman: Jika infeksi parah, batang tanaman akan pecah dan tanaman akan mati. Kondisi ini menyebabkan kegagalan panen, terutama pada tanaman jagung yang sudah memasuki fase pembentukan tongkol. Penurunan Kualitas Hasil: Pada tanaman jagung yang tidak mati akibat busuk batang, kualitas hasil, seperti tongkol jagung, akan menurun, dengan biji yang cacat atau tidak terbentuk dengan baik.

Beberapa faktor dapat meningkatkan kemungkinan tanaman jagung terinfeksi penyakit busuk batang, antara lain: Kelembaban yang Tinggi: Kondisi kelembaban tinggi dan tanah yang tergenang air dapat menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan jamur dan bakteri penyebab busuk batang. Tanaman yang Terlalu Rapat: Tanaman jagung yang ditanam terlalu rapat dapat meningkatkan kelembaban di sekitar tanaman, memudahkan penyebaran patogen. Pengelolaan Tanah yang Kurang Baik: Tanah yang tidak memiliki drainase yang baik akan menyebabkan penumpukan air di sekitar akar dan batang tanaman, memperburuk kondisi tanaman dan meningkatkan risiko infeksi. Varietas Jagung yang Rentan: Beberapa varietas jagung mungkin lebih rentan terhadap penyakit busuk batang dibandingkan dengan yang lainnya.

Untuk mencegah dan mengendalikan penyakit busuk batang pada jagung, petani dapat melakukan beberapa langkah berikut: Pemilihan Varietas Tahan Penyakit: Pilihlah varietas jagung yang lebih tahan terhadap penyakit busuk batang. Banyak penyedia benih yang menawarkan varietas unggul yang dirancang untuk tahan terhadap berbagai penyakit. Rotasi Tanaman: Rotasi tanaman dengan tanaman selain jagung dapat membantu memutus siklus hidup patogen penyebab busuk batang. Dengan demikian, tanah tidak menjadi tempat berkembang biak yang optimal bagi patogen. Pengelolaan Drainase yang Baik: Pastikan tanah tempat menanam jagung memiliki drainase yang baik. Tanah yang tidak tergenang air akan mengurangi kelembaban berlebih yang dapat mendukung perkembangan jamur dan bakteri. Penyemprotan Fungisida dan Bakterisida: Penggunaan fungisida dan bakterisida yang tepat dapat membantu mengendalikan infeksi jamur dan bakteri penyebab busuk batang. Namun, penggunaan pestisida harus dilakukan sesuai dengan petunjuk agar tidak menimbulkan resistansi atau kerusakan lingkungan. Pemangkasan dan Pengendalian Gulma: Pemangkasan bagian tanaman yang terinfeksi dan pengendalian gulma yang efektif dapat mencegah penyebaran penyakit. Gulma sering menjadi tempat berkembang biaknya patogen yang menyerang tanaman jagung. Pemupukan yang Seimbang: Pemupukan yang tepat dan seimbang akan memperkuat daya tahan tanaman terhadap serangan penyakit. Pastikan tanaman jagung mendapatkan nutrisi yang cukup selama masa pertumbuhannya. Pembersihan Peralatan Pertanian: Pastikan peralatan pertanian yang digunakan dalam proses penanaman jagung dalam kondisi bersih dan bebas dari patogen untuk mencegah penyebaran penyakit.

 

Daftar Pustaka

Jackson, T. 2017. Bacterial root stock University of Nebraska. https://cropwatch.u nl.edu/plantdisease/corn/bacterial-stalk-rot.

Plantix. 2021. Bakteri Busuk Batang pada Jagung. https://plantix.net/id library/ply /plant-diseases/300035/bacterial-stalk-rot-of-maize. [8 Januari 2025]

Shurtleff, MC. 1980. Kompendium Penyakit Jagung. Perhimpunan Fitopatologi Amerika. https://ipm.ca.uky.edu/content/stalk-rots-corn diakses pada tanggal 8 Januari 2025