Oleh : I Kade Purnawirawan Putra/ POPT Pertama pada BPP Kecamatan Buleleng
Tanaman
jagung (Zea mays) merupakan salah satu komoditas pangan utama di dunia,
termasuk Indonesia. Namun, seperti tanaman lainnya, jagung rentan terhadap
berbagai penyakit yang dapat mengganggu pertumbuhannya dan menurunkan hasil
panen. Salah satu penyakit yang sering menyerang tanaman jagung adalah busuk
batang, yang dapat menyebabkan kerugian besar bagi petani jika tidak ditangani
dengan baik. Penyakit busuk batang pada tanaman jagung disebabkan oleh serangan
berbagai jenis mikroorganisme, seperti jamur, bakteri, atau bahkan virus.
Beberapa penyebab utama busuk batang pada jagung adalah: Fusarium spp. Jamur
dari genus Fusarium merupakan salah satu penyebab utama busuk batang
pada jagung. Jamur ini biasanya menyerang batang bagian bawah tanaman,
menyebabkan pembusukan jaringan yang berujung pada kematian tanaman. Fusarium
dapat berkembang biak dengan baik di tanah yang lembap dan tergenang air. Helminthosporium
spp. Jamur ini juga dapat menyebabkan busuk batang pada jagung, terutama
pada kondisi iklim yang lembap. Penyakit ini lebih sering terjadi pada tanaman
jagung yang ditanam di tanah yang kurang terdrainase dengan baik. Pythium
spp. Jamur dari genus Pythium juga dapat menyebabkan busuk batang
dan akar tanaman jagung. Penyakit ini lebih sering terjadi pada tanah yang
tergenang air atau tanah yang kurang aerasi. Bakteri (Xanthomonas spp.) Bakteri
seperti Xanthomonas dapat menyerang batang jagung dan menyebabkan
kerusakan pada jaringan batang, yang berujung pada busuk batang. Faktor
lingkungan, seperti kelembaban tinggi, curah hujan yang berlebihan, atau suhu
yang tidak stabil, dapat memperburuk perkembangan penyakit busuk batang.
Tanaman yang mengalami stres akibat kondisi lingkungan ini lebih rentan
terhadap serangan patogen penyebab busuk batang.
Gejala
penyakit busuk batang pada tanaman jagung dapat bervariasi tergantung pada
penyebabnya, namun secara umum, gejalanya meliputi: Perubahan Warna Batang:
Batang tanaman yang terinfeksi akan menunjukkan perubahan warna menjadi cokelat
atau kehitaman di bagian bawah tanaman, di sekitar pangkal batang. Batang
Busuk dan Lembek: Jaringan batang yang terinfeksi akan tampak lembek dan
mudah rusak, bahkan bisa mengeluarkan cairan busuk. Kematian Tanaman:
Jika infeksi parah, batang tanaman akan pecah dan tanaman akan mati. Kondisi
ini menyebabkan kegagalan panen, terutama pada tanaman jagung yang sudah
memasuki fase pembentukan tongkol. Penurunan Kualitas Hasil: Pada
tanaman jagung yang tidak mati akibat busuk batang, kualitas hasil, seperti
tongkol jagung, akan menurun, dengan biji yang cacat atau tidak terbentuk
dengan baik.
Beberapa
faktor dapat meningkatkan kemungkinan tanaman jagung terinfeksi penyakit busuk
batang, antara lain: Kelembaban yang Tinggi: Kondisi kelembaban tinggi
dan tanah yang tergenang air dapat menciptakan lingkungan yang ideal bagi
pertumbuhan jamur dan bakteri penyebab busuk batang. Tanaman yang Terlalu
Rapat: Tanaman jagung yang ditanam terlalu rapat dapat meningkatkan
kelembaban di sekitar tanaman, memudahkan penyebaran patogen. Pengelolaan
Tanah yang Kurang Baik: Tanah yang tidak memiliki drainase yang baik akan
menyebabkan penumpukan air di sekitar akar dan batang tanaman, memperburuk
kondisi tanaman dan meningkatkan risiko infeksi. Varietas Jagung yang
Rentan: Beberapa varietas jagung mungkin lebih rentan terhadap penyakit
busuk batang dibandingkan dengan yang lainnya.
Untuk
mencegah dan mengendalikan penyakit busuk batang pada jagung, petani dapat
melakukan beberapa langkah berikut: Pemilihan Varietas Tahan Penyakit:
Pilihlah varietas jagung yang lebih tahan terhadap penyakit busuk batang.
Banyak penyedia benih yang menawarkan varietas unggul yang dirancang untuk
tahan terhadap berbagai penyakit. Rotasi Tanaman: Rotasi tanaman dengan
tanaman selain jagung dapat membantu memutus siklus hidup patogen penyebab
busuk batang. Dengan demikian, tanah tidak menjadi tempat berkembang biak yang
optimal bagi patogen. Pengelolaan Drainase yang Baik: Pastikan tanah
tempat menanam jagung memiliki drainase yang baik. Tanah yang tidak tergenang
air akan mengurangi kelembaban berlebih yang dapat mendukung perkembangan jamur
dan bakteri. Penyemprotan Fungisida dan Bakterisida: Penggunaan
fungisida dan bakterisida yang tepat dapat membantu mengendalikan infeksi jamur
dan bakteri penyebab busuk batang. Namun, penggunaan pestisida harus dilakukan
sesuai dengan petunjuk agar tidak menimbulkan resistansi atau kerusakan
lingkungan. Pemangkasan dan Pengendalian Gulma: Pemangkasan bagian
tanaman yang terinfeksi dan pengendalian gulma yang efektif dapat mencegah
penyebaran penyakit. Gulma sering menjadi tempat berkembang biaknya patogen
yang menyerang tanaman jagung. Pemupukan yang Seimbang: Pemupukan yang
tepat dan seimbang akan memperkuat daya tahan tanaman terhadap serangan
penyakit. Pastikan tanaman jagung mendapatkan nutrisi yang cukup selama masa
pertumbuhannya. Pembersihan Peralatan Pertanian: Pastikan peralatan
pertanian yang digunakan dalam proses penanaman jagung dalam kondisi bersih dan
bebas dari patogen untuk mencegah penyebaran penyakit.
Daftar Pustaka
Jackson,
T. 2017. Bacterial root stock University of Nebraska. https://cropwatch.u
nl.edu/plantdisease/corn/bacterial-stalk-rot.
Plantix.
2021. Bakteri Busuk Batang pada Jagung. https://plantix.net/id library/ply
/plant-diseases/300035/bacterial-stalk-rot-of-maize. [8 Januari 2025]
Shurtleff, MC. 1980. Kompendium Penyakit Jagung. Perhimpunan
Fitopatologi Amerika. https://ipm.ca.uky.edu/content/stalk-rots-corn diakses pada tanggal 8 Januari 2025