Oleh: Rafika Ardiani, S.P/ POPT Ahli Pertama
Balai Penyuluh Pertanian Kecamatan Gerokgak
Abu gosok (wood ash) merupakan hasil pembakaran kayu/biomassa yang merupakan bahan sederhana yang secara tradisional digunakan petani untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman maupun hama gudang. Karena mudah diperoleh dan berbiaya rendah, abu gosok menarik perhatian sebagai alternatif atau pelengkap pestisida kimia dalam strategi Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Namun efektivitas dan cara kerja abu bervariasi menurut jenis abu, target hama, dan kondisi aplikasi; oleh karena itu perlu perlu kajian ilmiah untuk panduan penerapan.
Menaknisme Kerja Abu Gosok Terhadap Hama
Secara umum ada beberapa mekanisme yang diusulkan untuk menjelaskan efek abu terhadap serangga dan hama:
1. Efek mekanis/desikatif
Partikel abu dapat merusak lapisan lilin kutikula serangga sehingga menyebabkan kehilangan kelembapan dan kematian, konsep ini mirip dengan cara kerja diatomaceous (DE) (Stejska,V.et.al, 2021).
2. Sifat abrasif dan partikel
Ukuran butir dan komposisi mineral abu memengaruhi seberapa efektif ia mengiritasi atau melukai serangga sehingga mengurangi aktivitas makan atau menyebabkan mirtalitas
3. Sifat kimia (alkalinitas)
Abu memiliki pH tinggi dan mengandung kalsium, kalium, dan mineral lain; kontak atau larutan abu dapat mengubah lingkungan permukaan tumbuhan atau biji sehingga bersifat kurang menguntungkan bagi telur.larva tertentu. Namun sifat kimia ini juga dapat menimbulkan risiko fitotoksisitas pada tanaman jika dipakai berlebihan.
Beberapa Hasil Penelitian
Beberapa studi laboratorium dan lapangan melaporkan efektivitas abu terhadap berbagai hama:
a. Fall Armyworm (Spodoptera frugiperda)
Penelitian pada jagung menunukkan bahwa aplikasi abu (kering atau basah) dapat menurunkan preferensi makan dan mortalitas larva FAW pada perlakuan pencegahan maupun kuratif, meskipun hasil bergantung pada metode aplikasi dan instar larva. Temuan ini menujukkan potensi abu sebagai metode lokal untuk membantu pengendalian larva pada daun jagung (Maphumulo,N. et.al. 2023).
b. Kombinasi dengan Agen Biologis
Penelitian menunjukkan bahwa kombinasi abu dengan entomopatogen (mis. Konidia Beauveria bassiana) dapat meningkatkan mortalitas hama tertentu dibanding perlakuan tunggal, menunjukkan peluang integritas abu dalam strategi kombinasi biopestisida (S.M. Smith, et.al. 2006).
Kelebihan Abu Gosok
1. Murah dan mudah diperoleh, terutama di daeraah dengan sumber biomassa kayu
2. Ramah lingkungan, bila digunakan bijak dapat menurunkan ketergantungan pada insektisida sintesis.
3. Multifungsi, selain potensi insektisida, abu dapat menjadi sumber K dan Ca serta sebagai bahan untuk sanitasi biji sebelum penanaman.
Keterbatasan dan risiki
1. Variabilitas efektivitas: tidak semua abu sma terdapat komposisi kimia dan ukuran partikel memengaruhi hasil, beberapa jenis abu kurang efektif dibanding diatomaceus.
2. Risiko fitotoksisitas : larutan abu bersifat alkali, aplikasi berlebih dapat merusak jaringan daun atau mengganggu keseimbangan nutrisi tanah bila diaplikasikan terus-menerus.
3. Keterbatasan terhadap hama tertentu: abu lebih efektif pada hama yang terekspos dan bergantung pada kontak/gesekan. Tetapi kurang efektif terhadap hama yang hidup di dalam jaringan tanaman atau berperilaku kriptik tanpa kontak langsung.
Sumber:
Curk M., et.al. 2025. Efficacy of wood adh and diatomaceous earth against stored product pests. Journaal of Economic Entomology.
Haryanti SJ. 2017. Efektivitas Abu Sekam Padi dan Abu Kayu Gergaji pada Pengendalian Hama Gudang Kacang Hijau. Universitas Bangka Belitung
Maphumulo NM, etal. 2003. The Effect of Wood Ash and Soil Application on the Control of Fall Armyworm (Spodoptera frugiperda). Insects.
Smith SM, et.al. 2006. Effect of Wood Ash and Conidia of Beauveria bassiana on Maize Pests. (SecienceDirect).