(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Optimalkan Potensi KISELA untuk Pengendalian Kutu Putih (Planococcus lilacinus) pada Tanaman Manggis

Admin distan | 14 November 2024 | 30 kali

Oleh: I Wayan Rusman, S.P.

Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Ahli Pertama

Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Kubutambahan


Manggis (Garcinia mangostana Linn) merupakan buah yang dijuluki dengan ratu buah “the queen of fruits” karena memiliki banyak khasiat pada setiap bagiannya. Hal tersebut menyebabkan permintaan pasar manggis di dalam dan luar negeri sangatlah tinggi. Sejak tahun 2018, buah manggis berhasil menjadi primadona ekspor yang menyumbang 44,11% dari total ekspor buah-buahan (Wahyuni, 2019). Buah manggis merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki bentuk dan cita rasa buah yang khas serta kandungan nilai gizi yang baik untuk Kesehatan. Namun, meskipun memiliki potensi besar, ekspor manggis Indonesia menghadapi sejumlah kendala seperti produksi yang fluktuatif dan juga ketatnya standar kualitas ekspor yang dipersyaratkan.

 

Salah satu standar kualitas ekspor yang diminta adalah buah manggis yang terbebas dari organisme pengganggu tumbuhan (OPT) tertentu. Salah satunya adalah kutu putih (Planococcus lilacinus). Pengendalian yang selama ini dilakukan oleh petani adalah penyemprotan insektisida kimia sintetis. Pengendalian dengan insektisida kimia sintetis memang mendapatkan hasil yang instan mematikan serangga sasaran, namun disisi lain penggunaannya secara terus-menerus dan tidak bijaksana mengundang masalah baru seperti kekebalan OPT dan menimbulkan residu yang berbahaya bagi kesehatan. Hal tersebut menjadi isu keamanan pangan bagi konsumen dan penggunanya, maka dari itu potensi bahan-bahan alami yang dapat digunakan harus dioptimalkan sebagai solusi ramah lingkungan dan berkelanjutan.

 

Kutu Putih (Planococcus lilacinus)

Kutu putih adalah salah satu OPT pada manggis yang saat ini dicegah pemasukkannya ke Negara Cina. Kutu putih dapat menyebabkan kehilangan hasil mencapai 57% dengan kerugian sebesar US$3.009 per ha per tahun pada buah papaya (Kansiime et al., 2023). Dalam skripsi Adelina N.S. 2021 dijelaskan bahwa Kutu putih dapat ditemukan diseluruh bagian tanaman dalam jumlah individu ataupun koloni. Karakteristik serangga ini adalah terdapat lapisan lilin berwarna putih yang dikeluarkan oleh trilocular pore pada kutikula melalui proses sekresi. Ukuran tubuh Planococcus lilacinus sekitar 3-4 mm dengan bentuk tubuh betina bulat telur-memanjang dan beruas serta memiliki tungkai yang berkembang. Keberadaan kutu kebul ini seringkali menyebabkan kerusakan pada daun ataupun tangkai daun serta kelopak ataupun tangkai bunga/ buah. Selain itu hasil sekresi dari hama ini berupa embun madu juga dapat menimbulkan munculnya serangan jamur embun jelaga.

 

Pesnab Kisela sebagai Sarana Pengendali OPT Ramah Lingkungan

Pestisida Nabati KISELA 866 dibuat dari campuran bahan-bahan alami, yaitu 8 kg kipahit, 6 kg sereh wangi, dan 6 kg lengkuas. Ketiga bahan ini dicacah dan ditumbuk hingga halus, lalu dicampur dengan 20 liter air. Campuran tersebut disimpan selama 24 jam agar sari bahan aktifnya larut secara maksimal. Setelah itu, campuran diperas dan disaring hingga diperoleh ekstrak yang siap diaplikasikan. Untuk penggunaannya, ekstrak ini diencerkan dengan perbandingan 1 liter ekstrak ke dalam 29 liter air. Agar merata saat disemprotkan, dapat ditambahkan perekat pestisida atau 0,1 gram sabun cuci piring atau deterjen per liter ekstrak. Ampas hasil penyaringannya pun dapat digunakan sebagai pupuk kompos.



Pesnab Kisela dapat digunakan sebagai pengendali OPT baik hama maupun penyakit karena kombinasi dari ketiga bahan alami tersebut dapat menjadikannya sebagai insektisida dan fungisida alami. Masing-masing dari bahan tersebut memiliki manfaat dalam mengendalikan OPT. Kipahit (Tithonia diversifolia) merupakan tumbuhan dari famili asteraceae, memiliki kandungan bahan aktif terutama dibagian daun yaitu alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, terpenoid dan fenolik (Sapoetro dkk, 2019). Kipahit yang memiliki bau yang menyengat, berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai penolak hama (repellent). Sedangkan sereh wangi dan juga lengkuas mengandung minyak atsiri yang dapat berfungsi sebagai anti mikroba yang dapat berfungsi sebagai pencegahan infeksi penyakit pada tanaman. Selain itu aroma dari sereh wangi dapat mengganggu insting serangga dalam menentukan tanaman inangnya. Diharapkan potensi dari pesnab kisela dapat dioptimalkan dan menjadi solusi pengendalian OPT secara ramah lingkungan dan berkelanjutan.


 

Sumber Referensi:

Adelina N.S. 2021. Studi Biologi dan Pemberian Dosis Letal Iradiasi Gamma 60 C0 Terhadap Kutu Putih Planococcus lilacinus Cockerell, 1905 (Hemiptera: Pseudococcidae). Skripsi: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

 

Kansiime, M. K. et. all. (2023). Crop losses and economic impact associated with papaya mealybug (Paracoccus marginatus) infestation in Kenya. International Journal of Pest Management, 69(2), 150-163. https://doi.org/10.1080/09670874.2020.1861363.

 

Sapoetro T.S., R. Hasibun, A.M. Hariri dan L. Wibowo. (2019). Uji Potensi Daun Kipahit (Tithonia diversifolia A. Gray) Sebagai Insektisida Botani Terhadap Larva Spodoptera litura F. Di laboratorium. Jurnal Agrotek Tropika. 7(3): 371-381.

 

Wahyuni, Nisa Tri. 2019. ?Manggis Primadona Ekspor Buah Indonesia.? Pertanian.Go.Id. 2019