(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Mengenal dan Mengendalikan Lalat Hydrellia Hama Kecil Perusak Daun Padi

Admin distan | 21 Juni 2025 | 20 kali

 

oleh : Ni Putu Eka Handayani, S.P

POPT Ahli Pertama di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sawan

 

Lalat Hydrellia adalah hama yang merugikan tanaman padi terutama pada fase awal pertumbuhan. Lalat bibit atau dalam bahasa latinnya Hydrellia spp merupakan salah satu hama tanaman padi yang sangat merugikan jika keberadaannya tidak segera diantisipasi sejak dini. Pasalnya yang diserang adalah tanaman yang masih muda/ semai atau yang baru muncul di permukaan tanah.

 

Gejala Serangan Hama Hydrellia

Umumnya menyerang tanaman padi muda, terutama pada fase vegetatif awal (1–3 minggu setelah tanam).

Gejala khas:                                              

1.      Daun muda menggulung (whorl) seperti spiral akibat larva menambang jaringan daun bagian dalam.

2.      Pertumbuhan tanaman terhambat, daun pucat dan mengecil.

3.      Kematian titik tumbuh jika serangan parah, menyebabkan tanaman tidak bisa pulih,( Nasruddin, M., 2006).

 

Daur Hidup Hama Lalat Hydrellia

1.        Telur diletakkan oleh lalat betina di daun padi muda.

2.        Larva menetas dan masuk ke dalam daun untuk memakan jaringan dalam (mining).

3.        Setelah ±5–7 hari, larva menjadi pupa di dalam daun atau tanah sekitar pangkal tanaman.

4.        Dewasa keluar dalam beberapa hari dan kembali bertelur. Siklus hidup berlangsung sekitar 2–3 minggu, tergantung suhu dan kelembapan (Pathak, M. D., & Khan, Z. R., 1994).

 

Kondisi yang Mendukung Perkembangan

1.      Penanaman padi serentak tidak dilakukan.

2.      Genangan air yang lama di sawah.

3.      Banyak gulma air di sekitar sawah.

4.      Rotasi tanaman tidak diterapkan (monokultur terus-menerus).

 

Dampak Serangan Hama Hydrellia

1.      Serangan hama hydrellia menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat akibat dari

a)      Larva Hydrellia merusak jaringan daun muda

b)      Daun tidak bisa melakukan fotosintesis secara optimal.

c)      Pertumbuhan bibit padi menjadi kecil, kerdil, dan lambat.

2.      Penurunan Produksi

a)      Penurunan jumlah anakan produktif.

b)      Pengurangan jumlah gabah per malai.

 

 

Pencegahan dan Pengendalian Hama Lalat Hydrellia

1.      Pengendalian Budidaya

a)      Tanam serempak di satu hamparan untuk memutus siklus hidup lalat

b)      Pengeringan sementara sawah (drainase) saat awal tanam untuk mengganggu siklus larva

c)      Pengolahan lahan yang baik, termasuk pembersihan gulma air.

2.      Pengendalian Mekanis

a)      Menjepit/membuang daun muda yang terserang gulungan larva.

b)      Pengendalian secara mekanis juga dapat dilakukan dengan membuat perangkap cahaya (light trap).

3.      Pengendalian Hayati

Memanfaatkan musuh alami seperti:

a)      Parasit telur (Trichogramma spp.)

b)      Predator larva seperti laba-laba air dan kumbang kecil

4.      Penggunaan Insektisida Kimia (sebagai alternatif terakhir)

 Bila populasi sangat tinggi dan tidak terkendali, gunakan insektisida sistemik berbahan aktif  abamektin, karbofuran atau deltametrin sesuai dosis dan cara aplikasi pada kemasan. Ikuti prinsip rotasi insektisida untuk menghindari resistensi.

 

Daftar Pustaka

Pathak, M. D., & Khan, Z. R. (1994). Insect Pests of Rice. International Rice Research Institute (IRRI).

Nasruddin, M. (2006). Pengamatan intensitas serangan lalat Hydrellia philippina pada tanaman padi dan strategi pengendaliannya. Jurnal Proteksi Tanaman, 12(2), 56–63.