oleh : Ni Putu Eka Handayani, S.P
POPT Ahli
Pertama di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sawan
Lalat Hydrellia adalah hama yang merugikan tanaman padi
terutama pada fase awal pertumbuhan. Lalat bibit atau dalam bahasa
latinnya Hydrellia spp merupakan salah satu hama tanaman padi yang
sangat merugikan jika keberadaannya tidak segera diantisipasi sejak dini.
Pasalnya yang diserang adalah tanaman yang masih muda/ semai atau yang baru
muncul di permukaan tanah.
Gejala Serangan Hama Hydrellia
Umumnya menyerang tanaman padi muda,
terutama pada fase vegetatif awal (1–3 minggu setelah tanam).
Gejala khas:
1.
Daun
muda menggulung (whorl) seperti spiral akibat larva menambang jaringan daun
bagian dalam.
2.
Pertumbuhan
tanaman terhambat, daun pucat dan mengecil.
3.
Kematian
titik tumbuh jika serangan parah, menyebabkan tanaman tidak bisa pulih,( Nasruddin,
M., 2006).
Daur Hidup Hama Lalat Hydrellia
1.
Telur
diletakkan oleh lalat betina di daun padi muda.
2.
Larva
menetas dan masuk ke dalam daun untuk memakan jaringan dalam (mining).
3.
Setelah
±5–7 hari, larva menjadi pupa di dalam daun atau tanah sekitar pangkal tanaman.
4.
Dewasa
keluar dalam beberapa hari dan kembali bertelur. Siklus hidup berlangsung
sekitar 2–3 minggu, tergantung suhu dan kelembapan (Pathak,
M. D., & Khan, Z. R., 1994).
Kondisi yang Mendukung Perkembangan
1.
Penanaman
padi serentak tidak dilakukan.
2.
Genangan
air yang lama di sawah.
3.
Banyak
gulma air di sekitar sawah.
4.
Rotasi
tanaman tidak diterapkan (monokultur terus-menerus).
Dampak Serangan Hama Hydrellia
1.
Serangan
hama hydrellia menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat akibat dari
a)
Larva Hydrellia
merusak jaringan daun muda
b)
Daun
tidak bisa melakukan fotosintesis secara optimal.
c)
Pertumbuhan
bibit padi menjadi kecil, kerdil, dan lambat.
2.
Penurunan
Produksi
a)
Penurunan
jumlah anakan produktif.
b)
Pengurangan
jumlah gabah per malai.
Pencegahan dan Pengendalian Hama Lalat Hydrellia
1.
Pengendalian
Budidaya
a)
Tanam serempak di
satu hamparan untuk memutus siklus hidup lalat
b)
Pengeringan
sementara sawah (drainase) saat awal tanam untuk mengganggu siklus larva
c)
Pengolahan lahan
yang baik, termasuk pembersihan gulma air.
2. Pengendalian Mekanis
a)
Menjepit/membuang
daun muda yang terserang gulungan larva.
b) Pengendalian secara mekanis juga dapat
dilakukan dengan membuat perangkap cahaya (light trap).
3.
Pengendalian
Hayati
Memanfaatkan musuh alami
seperti:
a)
Parasit telur (Trichogramma spp.)
b)
Predator
larva seperti laba-laba air dan kumbang kecil
4.
Penggunaan
Insektisida Kimia (sebagai alternatif terakhir)
Bila populasi sangat tinggi
dan tidak terkendali, gunakan insektisida sistemik berbahan aktif abamektin, karbofuran atau deltametrin sesuai
dosis dan cara aplikasi pada kemasan. Ikuti prinsip rotasi
insektisida untuk menghindari
resistensi.
Daftar
Pustaka
Pathak,
M. D., & Khan, Z. R. (1994). Insect Pests of Rice. International
Rice Research Institute (IRRI).
Nasruddin,
M. (2006). Pengamatan intensitas serangan lalat Hydrellia philippina
pada tanaman padi dan strategi pengendaliannya. Jurnal Proteksi Tanaman,
12(2), 56–63.