(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

MANDIRI BIBIT MEMPERMUDAH GERAK PETANI DALAM PEREMAJAAN TANAMAN KOPI DI LAPANGAN

Admin distan | 19 Juli 2024 | 131 kali

Tanaman kopi atau dengan nam latin Coffea canephora atau Coffea robusta) merupakan tanaman perkebunan yang berproduksi tahunan/ setahun sekali, mampu hidup normal hingga ketinggian 700 mdpl seperti di desa pucaksari dan tersebar di masing-masing Banjar dinasnya.

Secara umum di lapangan tanaman kopi bisa berproduksi/berbuah dengan usia paling singkat 5 tahun dan paling lama 6-8 tahun, tergantung jenis "perbanyakan/budidaya" yang petani lakukan.

Bergelut dengan jenis/cara perbanyakan tanaman kopi, maka ada 2 hal sederhana yang bisa dilakukan petani agar bisa mandiri bibit dan mempermudah petani didalam peremajaan di kebunnya masing-masing.

#1 :  perbanyakan dengan sistem pesemaian biji (genertif)

kopi, dan dengan varietas/klon tertenu yang petani inginkan, misal : Kalibendo, kawisari, tugusari ,malangsari dan BP308 Beserta turunannya. Maka ada beberapa  keunggulan dan juga kekurangannya, menggunakan perbanyakan bibit dari biji , tentu di musim panen dewasa ini yang memasuki bulan (juni,juli&agustus)  kita/petani akan gampang mendapatkan biji kopi yang secara fisiologis bagus dari bentuk bijinya, maka petani bisa mendapatkan banyak biji yang akan disemai, dari segi teknik pesemaian-nya dirasa juga efisien bisa langsung dibuatkan guludan dan ditanam diatas permukaan tanah.

Teorinya dan realita di lapangan, berbanding lurus ada kekurangan perbanyakan menggunakan biji, pertama : memiliki sifat degradasi gen tidak sesuai dengan sifat indukan (cendrung rusak). Kedua : membutuhkan waktu 6-8 tahun untuk bisa berproduksi (itupun perlu toping dan teknik sambung klon tertentu kembali). Ketiga : pesemaian yang sekiranya praktis di atas permukaan tanah, akan menyebabkan stresing kembali pada saat pencabutan dan penanaman ke kebun petani.


#2 Perbanyakan dengan sistem vegetatif batang, dewasa ini sistem generatif atau biji sudah di tinggalkan petani dan berubah dengan perbanyakan stek intres/ vegetatif batang, karena banyak hal positif dilapangan yang petani langsung bisa rasakan, Pertama : Waktu "pasca panen kopi"  di bulan Agustus akhir, maka ada peremajaan cabang cabang produktif B-0, ataupun pemotongan cabang yang tidak diperlukan, maka cabang yang sekiranya terbuang di kebun akan bisa dimanfaatkan petani untuk dijadikan stek intres. Kedua : perbanyakan dengan teknik stek intres memiliki akar serabut yang lebih banyak dengan teori banyak moleku2 air dan unsur hara yang bisa di angkut oleh pembuluh kapiler xilem di akar serabut tersebut.

Ketiga : Petani tidak perlu menunggu masa toping/sabung klon atas untuk mendapatkan hasil buahnya, dengan waktu 5 tahun.  Berbanding terbalik dengan genertif dan perlu waktu untuk klon terwebut tumbuh dengan sempurna.

ke'empat : stek intres bawasannya bagus di bibit didalam polybag, sehingga tidak ada masa karantina pada saat mulai menanam/peremajaan kopi di musim penghujan.

Untuk kelemahannya berdasarkan fakta dilapangan stek intres ini tidak memiliki akar pancer/tunggal sehingga harus benar-benar posisi tepat dalam penanamannya dan tidak mudah roboh ketika terkena anggin kencang.


Gambaran teknik budidaya kopi diatas merupakan beberapa pilihan petani , agar bisa Mandiri bibit sehingga tidak lagi menunggu atau mencari bibit ke luar derahnya, karena jenis kopi yang baik di wilayah kita akan bagus dikembangkan dan tidak lagi menyesuaikan dengan iklim dan cuaca di daerah luar.