Oleh : Anisa Putri Rismayanti, S.Pt./Penyuluh Pertanian BPP Seririt
Pertanian Indonesia dalam 5 tahun terakhir (menurut data pertanian yang diunggah di website kementrian pertanian tahun 2014-2018) khususnya padi, mengalami kenaikan yang tidak signifikan. Produktivitas tanaman padi bergantung pada beberapa faktor, beberapa faktor tersebut adalah varietas padi yang digunakan, perawatan dan perlakuan selama masa tanam, lingkungan tempat dimana padi itu tumbuh serta adanya organisme pengganggu tumbuhan yang mengganggu pertumbuhan maupun menimbulkan penyakit. Organisme pengganggu tumbuhan atau yang sering disebut sebagai hama patogen kini menjadi fokus dalam pemeliharaan padi. Rusaknya lingkungan secara tidak langsung memengaruhi ekosistem disekitar tempat tanam, termasuk merebaknya hama dimusim tanam tertentu. Pengendalian hama merupakan salah satu faktor penting yang harus dilakukan dalam usaha budidaya padi, karena jika tidaK dikendalikan berdampak pada penurunan produksi padi (Safitri dan Afrian, 2019).
Pengendalian yang cukup dikenal dan efektif mengendalikan hama dan patogen adalah penggunaan pestisida kimia. Seiring berjalannya waktu, penggunaan pestisida kimia umum di masyarakat dan meningkat dari tahun ke tahun. Namun, penggunaannya tidak hanya memberikan efek positif saja, tetapi banyak sekali efek negatif yang membahayakan. Salah satu efek negatif tersebut adalah adanya residu dalam tanaman atau dibagian tanaman yang jika terkonsumsi oleh manusia dapat berdampak buruk bagi kesehatan (Muslim, 2019). Selain itu, penggunaan pestisida dalam jangka panjang dapat mengakibatkan terganggunya
ekosistem dan kerusakan lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut, perlu adanya pengembangan pengendalian yang aman, efektif dan kompetitif yang
dapat menggantikan pestisida sebagai agen pengendali. Pengendalian hayati atau kontrol biologi merupakan salah satu cara alternatif yang potensial untuk tujuan
tersebut, karena berasal dari alam dan tidak membahayakan kesehatan pengguna maupun lingkungannya.
Pengertian Agensia Pengendali Hayati
Pengendalian hayati atau kontrol biologi merupakan kontrol suatu organisme menggunakan organisme lain. Pengertian secara luas, pengendalian hayati merupakan penggunaan organisme alami atau yang telah direkayasa, gen atau hasil rekayasa gen untuk mengurangi efek dari hama dan penyakit (Sharma, et al., 2013). Pengendalian hayati memanfaatkan musuh-musuh alami dari organisme pengganggu tumbuhan, musuh-musuh alami disini dapat juga disebut dengan agensia pengendali hayati. Agensia pengendali hayati dapat berupasubspesies, spesies, varietas, semua jenis protozoa, serangga, bakteri, cendawan/jamur, virus serta organisme lain yang setiap tahap perkembangannya dapat digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit, serta organisme pengganggu tanaman lainnya. Terdapat campur tangan manusia dalam pemanfaatan musuh alami, musuh alami berperan sebagai yang dimanfaatkan sedangkan manusia berperan sebagai pengguna atau pengambil manfaat (Sopialena, 2018). Pengendalian hayati dapat dibedakan menjadi dua, yaitu memperkenalkan musuh alami pada suatu daerah yang terdapat hama dan memperbanyak (memanipulasi) musuh alami pada daerah yang terdapat hama, sehingga musuh alami tersebut dapat meningkatkan angka kematian pada hama yang ingin dikendalikan. Tujuan dari pengendalian hayati adalah untuk mengurangi terjadinya penyakit pada tanaman atau aktivitas yang mengakibatkan penyakit pada tanaman, dengan cara menekan aktivitas patogen, terjadinya infeksi oleh patogen dan intensitas serangan patogen (Muslim, 2019).
Selanjutnya Klik Link pada tautan dibawah ini :
https://drive.google.com/file/d/1c8O-4Mf39naUAiXwsUxt8kKC8ffLNr-Z/view?usp=sharing