(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Strategi Modern Menghadang Penggerek Batang: Efektivitas Klorantraniliprol dan Tiametoksam dalam Perlindungan Tanaman Padi (Studi Kasus Padi Varietas Sertani di Subak Anyar Desa Penglatan)

Admin distan | 25 November 2025 | 168 kali


Oleh : I Kade Purnawirawan Putra, S.P (POPT BPP Kecamatan Buleleng)

Penggerek batang padi merupakan salah satu organisme pengganggu tanaman (OPT) yang paling merugikan pada budidaya padi, karena larvanya mampu masuk ke dalam batang dan merusak jaringan internal yang berfungsi sebagai penyalur nutrisi. Serangan pada fase vegetatif menyebabkan gejala sundep, sedangkan serangan pada fase generatif menimbulkan gejala beluk yang berdampak langsung terhadap penurunan hasil panen. Keberadaan larva yang bersembunyi di dalam batang membuat pengendaliannya menjadi lebih sulit, sehingga diperlukan bahan aktif dengan kemampuan menembus jaringan tanaman dan bekerja secara efektif meskipun larva tidak berada di permukaan daun. Dalam konteks ini, Klorantraniliprol (100 g/L) menjadi pilihan unggul karena memiliki mekanisme kerja yang sangat selektif dan mampu menghentikan aktivitas makan larva dalam waktu cepat. Sebagai insektisida dari golongan anthranilic diamide, klorantraniliprol menargetkan reseptor ryanodine sehingga otot larva mengalami kelumpuhan, berhenti makan, dan akhirnya mati. Keunggulan lainnya adalah persistensinya yang cukup lama sehingga dapat memberikan perlindungan berkelanjutan selama beberapa minggu setelah aplikasi, serta tingkat keamanannya yang relatif tinggi terhadap musuh alami, sehingga cocok digunakan dalam sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT).

Di sisi lain, Tiametoksam (200 g/L) merupakan insektisida sistemik dari golongan neonicotinoid yang bekerja dengan menargetkan reseptor nikotinik asetilkolin (nAChR) pada sistem saraf serangga. Mekanisme ini menyebabkan gangguan impuls saraf yang berujung pada kelumpuhan dan kematian serangga dewasa maupun nimfa. Tiametoksam sangat efektif mengendalikan ngengat dewasa yang menjadi pelaku utama dalam penyebaran populasi penggerek batang melalui aktivitas peletakan telur. Dengan kemampuan sistemik yang menyebar ke seluruh jaringan tanaman, bahan aktif ini mampu memberikan perlindungan merata pada daun, batang, hingga titik tumbuh baru yang rawan dijadikan tempat bertelur. Efek knockdown yang cepat membantu memutus siklus hidup hama sejak dini, sehingga fase generasi berikutnya dapat ditekan sebelum menyebabkan kerusakan lebih jauh. Selain itu, tiametoksam memiliki kemampuan meningkatkan vitalitas tanaman dalam beberapa kondisi karena pengendalian hama yang efisien dapat mengurangi stres fisiologis pada tanaman.

Kombinasi Klorantraniliprol dan Tiametoksam dalam satu formulasi memberikan pendekatan pengendalian yang jauh lebih komprehensif dan efektif terhadap hama penggerek batang padi. Merk Dagang yang paling terkenal di Lpapangan adalah merk dagang Virtako. Klorantraniliprol bekerja optimal dalam menekan larva yang sudah masuk ke dalam batang, sementara Tiametoksam menghambat perkembangan populasi ngengat dewasa sehingga mengurangi jumlah telur yang akan menjadi sumber serangan baru. Pendekatan ganda ini mampu memutus dua fase penting dalam siklus hidup penggerek—imago dan larva—sehingga populasi hama dapat ditekan secara signifikan dalam satu periode tanam. Selain itu, kombinasi ini sangat sesuai diterapkan pada wilayah dengan tingkat serangan endemis, karena memberikan perlindungan panjang dan stabil. Ketika dikombinasikan dengan langkah-langkah PHT seperti tanam serempak, pengaturan jarak tanam, penggunaan varietas tahan, dan monitoring rutin, penggunaan kedua bahan aktif ini mampu menjaga kesehatan tanaman padi, menekan potensi kehilangan hasil, dan meningkatkan produktivitas lahan secara berkelanjutan. Dengan penerapan yang tepat, formulasi ini dapat menjadi salah satu strategi kunci dalam menjaga ketahanan pangan di tingkat petani maupun wilayah.