(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Karakteristik Hama Penggerek Buah Kakao dan Implementasi Pengendaliannya pada Tanaman Kakao

Admin distan | 21 November 2025 | 1076 kali


Oleh : I Gede Sila Adnyana, S.P.

( POPT Ahli Pertama di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sukasada )

Tanaman kakao merupakan salah satu komoditas penting yang banyak diusahakan oleh petani dan memiliki peranan besar dalam mendukung pendapatan perkebunan rakyat. Dalam praktik di lapangan, produktivitas kakao sering mengalami hambatan akibat gangguan organisme pengganggu tanaman, terutama Penggerek Buah Kakao. Hama ini menjadi perhatian utama karena larvanya merusak buah dari dalam sehingga menurunkan hasil dan mutu biji. Gejala serangan sering terlambat terlihat, sehingga penanganan di lapang membutuhkan ketelitian dan pemantauan rutin. Kondisi tersebut menjadikan Penggerek Buah Kakao sebagai salah satu fokus utama dalam upaya pengendalian hama pada tanaman kakao.Penggerek Buah Kakao yang disebabkan oleh ngengat Conopomorpha cramerella merupakan hama utama pada tanaman kakao dan menjadi perhatian penting dalam pengelolaan kebun. Serangan Penggerek Buah Kakao  dapat menurunkan produksi secara signifikan sehingga diperlukan pemahaman yang tepat mulai dari biologi hama hingga teknik pengendalian yang sesuai. Artikel ini disusun sebagai bahan informasi teknis bagi petani kakao.

Penggerek Buah Kakao mengalami siklus hidup mulai dari stadia telur, larva, pupa, hingga ngengat dewasa. Telurnya berwarna jingga dan pipih, biasanya diletakkan pada alur kulit buah sehingga sulit terdeteksi oleh pengamat lapang. Pengetahuan mengenai letak peneluran ini sangat penting untuk menentukan strategi pengendalian.

Larva merupakan stadia yang paling merusak. Larva berwarna putih kekuningan hingga hijau muda atau ungu muda dan hidup di dalam buah kakao. Aktivitas menggerek daging buah menyebabkan biji tidak berkembang normal dan kualitas buah menurun. Gejala luar sering tidak tampak sehingga serangan terlambat diketahui.

Stadia pupa berlangsung di luar buah dan terbungkus dalam kokon berwarna transparan. Pupa dapat ditemukan pada permukaan buah, daun, atau serasah di bawah tajuk tanaman. Lama stadia ini berkisar antara 5–8 hari. Informasi ini penting untuk menentukan waktu sanitasi kebun.

Ngengat dewasa berwarna cokelat dengan pola zig-zag putih pada sayap depan. Ngengat aktif pada malam hari dan mampu bertelur hingga 50–100 butir. Mobilitasnya cukup tinggi sehingga populasi cepat meningkat jika kondisi lingkungan mendukung.

Dampak serangan Penggerek Buah Kakao dapat menyebabkan kehilangan hasil. Pada buah yang terserang akan menunjukkan gejala belang-belang dan mengalami pemasakan sebelum waktunya. Biji menjadi saling menempel, keriput, dan gagal berkembang. Kondisi ini menyebabkan penurunan mutu hasil kakao.

Pengendalian mekanik dapat diterapkan pada kebun produksi. Sarungisasi buah dilakukan pada buah muda untuk mencegah peneluran oleh ngengat. Pemetikan buah terserang dilakukan secara rutin pada periode pengamatan untuk menekan perkembangan hama.

Pengendalian biologis memberikan alternatif ramah lingkungan. Keberadaan semut hitam dan semut angkrang dapat dimanfaatkan sebagai musuh alami. Penggunaan jamur entomopatogen Beauveria bassiana dapat diterapkan pada kondisi lapang sesuai rekomendasi teknis.

Insektisida kimia yang dapat direkomendasikan untuk pengendalian Penggerek Buah Kakao meliputi bahan aktif emamectin benzoate yang efektif menekan larva, chlorantraniliprole yang bekerja kuat pada fase larva dengan tingkat keamanan relatif tinggi terhadap musuh alami, lambda-cyhalothrin yang cepat menekan aktivitas ngengat dewasa, deltamethrin yang efektif terhadap imago namun perlu rotasi untuk mencegah resistensi, serta metoxyfenozide yang menghambat proses pergantian kulit larva. Penggunaan insektisida tersebut tetap harus didasarkan pada hasil monitoring lapang, terutama saat aktivitas ngengat meningkat, dengan penyemprotan diarahkan pada area kanopi dan buah yang rentan. Rotasi bahan aktif sangat dianjurkan dan aplikasi insektisida perlu dikombinasikan dengan teknik pengendalian lain seperti sarungisasi, sanitasi kebun, dan pemetikan buah terserang agar pengendalian Penggerek Buah Kakao lebih efektif.

Pestisida kimia merupakan pilihan terakhir setelah upaya pengendalian mekanik, biologis, dan sanitasi kebun dilakukan. Penggunaannya harus dilakukan secara bijak dan bertanggung jawab, mengikuti prinsip 6T yaitu tepat waktu, tepat mutu, tepat dosis, tepat sasaran, tepat cara, dan tepat jenis untuk mencegah dampak negatif terhadap lingkungan, menjaga keamanan hasil panen, serta mengurangi risiko resistensi hama..

Teknik sambung samping dapat digunakan pada tanaman yang rentan. Penggantian bagian tanaman dengan varietas kakao yang lebih toleran bertujuan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap Penggerek Buah Kakao . Langkah ini mendukung keberlanjutan produksi kakao.

Pengelolaan Penggerek Buah Kakao  memerlukan pendekatan teknis yang tepat berdasarkan kondisi lapang. Peran petani dalam melakukan pemantauan rutin sangat menentukan keberhasilan pengendalian. Informasi ini diharapkan dapat mendukung peningkatan efektivitas pengendalian Penggerek Buah Kakao  di tingkat lapangan (perkebunan).          

 

Daftar Pustaka:

Karmawati, E., et al. 2010. Budidaya dan Pengendalian Hama Utama Tanaman Kakao. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor.

Samsudin, A., & Taufik, M. 2016. “Biologi dan Pengendalian Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella) di Indonesia.” Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, 20(1): 25–34.