Oleh
: I Gede Sila Adnyana, S.P.
(
POPT Ahli Pertama di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sukasada )
Tanaman
kakao merupakan salah satu komoditas penting yang banyak diusahakan oleh petani
dan memiliki peranan besar dalam mendukung pendapatan perkebunan rakyat. Dalam
praktik di lapangan, produktivitas kakao sering mengalami hambatan akibat
gangguan organisme pengganggu tanaman, terutama Penggerek Buah Kakao. Hama ini
menjadi perhatian utama karena larvanya merusak buah dari dalam sehingga
menurunkan hasil dan mutu biji. Gejala serangan sering terlambat terlihat,
sehingga penanganan di lapang membutuhkan ketelitian dan pemantauan rutin.
Kondisi tersebut menjadikan Penggerek Buah Kakao sebagai salah satu fokus utama
dalam upaya pengendalian hama pada tanaman kakao.Penggerek Buah Kakao yang
disebabkan oleh ngengat Conopomorpha cramerella merupakan hama utama
pada tanaman kakao dan menjadi perhatian penting dalam pengelolaan kebun.
Serangan Penggerek Buah Kakao dapat
menurunkan produksi secara signifikan sehingga diperlukan pemahaman yang tepat
mulai dari biologi hama hingga teknik pengendalian yang sesuai. Artikel ini
disusun sebagai bahan informasi teknis bagi petani kakao.
Penggerek
Buah Kakao mengalami siklus hidup mulai dari stadia telur, larva, pupa,
hingga ngengat dewasa. Telurnya berwarna jingga dan pipih, biasanya diletakkan
pada alur kulit buah sehingga sulit terdeteksi oleh pengamat lapang.
Pengetahuan mengenai letak peneluran ini sangat penting untuk menentukan
strategi pengendalian.
Larva merupakan stadia yang paling merusak. Larva berwarna putih
kekuningan hingga hijau muda atau ungu muda dan hidup di dalam buah kakao.
Aktivitas menggerek daging buah menyebabkan biji tidak berkembang normal dan
kualitas buah menurun. Gejala luar sering tidak tampak sehingga serangan
terlambat diketahui.
Stadia
pupa berlangsung di luar buah dan terbungkus dalam kokon berwarna transparan.
Pupa dapat ditemukan pada permukaan buah, daun, atau serasah di bawah tajuk
tanaman. Lama stadia ini berkisar antara 5–8 hari. Informasi ini penting untuk
menentukan waktu sanitasi kebun.
Ngengat
dewasa berwarna cokelat dengan pola zig-zag putih pada sayap depan.
Ngengat aktif pada malam hari dan mampu bertelur hingga 50–100 butir.
Mobilitasnya cukup tinggi sehingga populasi cepat meningkat jika kondisi
lingkungan mendukung.
Dampak
serangan Penggerek Buah Kakao dapat menyebabkan kehilangan hasil. Pada buah
yang terserang akan menunjukkan gejala belang-belang dan mengalami pemasakan
sebelum waktunya. Biji menjadi saling menempel, keriput, dan gagal berkembang.
Kondisi ini menyebabkan penurunan mutu hasil kakao.
Pengendalian
mekanik dapat diterapkan pada kebun produksi. Sarungisasi buah dilakukan
pada buah muda untuk mencegah peneluran oleh ngengat. Pemetikan buah terserang
dilakukan secara rutin pada periode pengamatan untuk menekan perkembangan hama.
Pengendalian
biologis memberikan alternatif ramah lingkungan. Keberadaan semut hitam dan
semut angkrang dapat dimanfaatkan sebagai musuh alami. Penggunaan jamur entomopatogen
Beauveria bassiana dapat diterapkan pada kondisi lapang sesuai rekomendasi
teknis.
Insektisida
kimia yang dapat direkomendasikan untuk pengendalian Penggerek Buah Kakao
meliputi bahan aktif emamectin benzoate yang efektif menekan larva, chlorantraniliprole
yang bekerja kuat pada fase larva dengan tingkat keamanan relatif tinggi
terhadap musuh alami, lambda-cyhalothrin yang cepat menekan aktivitas
ngengat dewasa, deltamethrin yang efektif terhadap imago namun perlu rotasi
untuk mencegah resistensi, serta metoxyfenozide yang menghambat proses
pergantian kulit larva. Penggunaan insektisida tersebut tetap harus didasarkan
pada hasil monitoring lapang, terutama saat aktivitas ngengat meningkat, dengan
penyemprotan diarahkan pada area kanopi dan buah yang rentan. Rotasi bahan
aktif sangat dianjurkan dan aplikasi insektisida perlu dikombinasikan dengan
teknik pengendalian lain seperti sarungisasi, sanitasi kebun, dan pemetikan
buah terserang agar pengendalian Penggerek Buah Kakao lebih efektif.
Pestisida
kimia merupakan pilihan terakhir setelah upaya pengendalian mekanik, biologis,
dan sanitasi kebun dilakukan. Penggunaannya harus dilakukan secara bijak dan
bertanggung jawab, mengikuti prinsip 6T yaitu tepat waktu, tepat mutu, tepat
dosis, tepat sasaran, tepat cara, dan tepat jenis untuk mencegah dampak negatif
terhadap lingkungan, menjaga keamanan hasil panen, serta mengurangi risiko
resistensi hama..
Teknik
sambung samping dapat digunakan pada tanaman yang rentan. Penggantian bagian
tanaman dengan varietas kakao yang lebih toleran bertujuan meningkatkan
ketahanan tanaman terhadap Penggerek Buah Kakao . Langkah ini mendukung
keberlanjutan produksi kakao.
Pengelolaan
Penggerek Buah Kakao memerlukan
pendekatan teknis yang tepat berdasarkan kondisi lapang. Peran petani dalam
melakukan pemantauan rutin sangat menentukan keberhasilan pengendalian.
Informasi ini diharapkan dapat mendukung peningkatan efektivitas pengendalian Penggerek
Buah Kakao di tingkat lapangan (perkebunan).
Daftar Pustaka:
Karmawati, E., et al. 2010. Budidaya dan Pengendalian
Hama Utama Tanaman Kakao. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan,
Bogor.
Samsudin, A., & Taufik, M. 2016. “Biologi dan
Pengendalian Penggerek Buah Kakao (Conopomorpha cramerella) di
Indonesia.” Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, 20(1): 25–34.