Oleh Vani Silvana, S.P.
POPT Ahli Pertama pada Dinas Pertanian
OPT utamanya penyakit pada tanaman padi berkembang pesat pada
kelembapan tinggi, terutama pada saat intensitas matahari sedikit karena tingginya
intensitas hujan dan tutupan awan. Serangan penyakit dapat menurunkan
produktivitas, dan bahkan gagal panen. OPT yang muncul pada musim hujan itu di
antaranya hawar daun, blas, hawar pelepah, hingga serangan wereng batang
coklat. Hawar Pelepah adalah penyakit pada tanaman padi dengan gejala bercak
abu-abu berbentuk oval atau elips dengan bagian tepi tidak teratur pada pelepah
dekat permukaan air. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani,
perkembangannya sangat dipengaruhi oleh kondisi kelembaban yang tinggi dan
pemupukan nitrogen yang tinggi dalam berbudidaya padi.
Mekanisme penularan hawar pelepah padi melibatkan
jamur Rhizoctonia
solani yang menyebar melalui beberapa cara, termasuk sisa-sisa
tanaman terinfeksi di lahan, bibit yang sudah terinfeksi, dan melalui aliran
air irigasi. Jamur ini dapat
bertahan hidup di tanah dalam bentuk sklerotia dan kemudian menginfeksi tanaman
yang tumbuh di dekatnya atau tanaman yang berdekatan, menyebar dari satu anakan
ke anakan lain atau dari satu daun ke daun lainnya.
Untuk
mencegah hawar pelepah padi, gunakan varietas tahan, terapkan sanitasi
lahan (bersihkan gulma & sisa tanaman), atur pemupukan nitrogen
berlebih, pastikan drainase baik, tanam dengan jarak tanam optimal, dan
gunakan agen hayati seperti Trichoderma atau
bakterisida / fungisida jika perlu, serta lakukan rotasi tanaman. Varietas
Tahan Pilih varietas unggul yang tahan terhadap hawar pelepah sejak awal
seperti Inpari 1, Inpari 6 Jete, Inpari 17, Angke, Ciujung, Conde, Ciherang, Cimelati, Konawe, Singkil, dan Inpari 30. Pencegahan penyakit Hawar Pelepah Padi dapat
dilakukan dengan sanitasi lahan dengan membersihkan
gulma dan sisa tanaman terinfeksi (jerami, anakan liar) untuk mengurangi sumber
penyakit, dan bajak sisa tanaman agar terkubur. Selain sanitasi drainase harus
dijaga baik dan keringkan lahan di antara musim tanam untuk menekan jamur. Jarak
Tanam berpengaruh terhadap kelembaban sekitar tanaman, jarak tanam dengan memberi
ruang lebih luas antar tanaman untuk sirkulasi udara dan sinar matahari lebih
baik, misalnya dengan sistem Jajar Legowo. Pemupukan yang seimbang dengan Hindari
pemupukan nitrogen berlebihan, lakukan bertahap, dan tambahkan Kalium (K) saat
dibutuhkan. Gunakan Trichoderma sp. atau bakteri seperti Pseudomonas
fluorescens sebagai fungisida
hayati yang efektif menekan patogen.
Untuk pengendalian jika serangan
parah, gunakan fungisida berbahan aktif seperti iprodion, heksakonazol, atau
trifloksistrobin saat ambang batas serangan tercapai. Perlakuan Benih Rendam
benih dengan agen hayati sebelum tanam untuk perlindungan awal. Melakukan
monitoring lahan secara rutin untuk deteksi dini gejala dan membersihkan Alat
pertanian setelah panen untuk mencegah kontaminasi silang.
Daftar Pustaka
Nuryanto, Bambang. 2017. Penyakit Hawar Pelepah
(Rhizoctonia solani) pada Padi dan Taktik Pengelolaannya. Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi. Jawa Barat.
Widyaswari, Rizkia. 2019. Uji Ketahanan Beberapa
Varietas Tanaman Padi (Orzya Sativa L.) Terhadap Infeksi Jamur Patogen
Rhizoctonia Solani Khun. Universitas Brawijaya. Jawa Timur.