(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Daun Keriting, Panen Menyusut: Inilah Bahaya Penyakit Gemini pada Cabai

Admin distan | 17 Desember 2025 | 108 kali


I Kade Purnawirawan Putra, S.P/ Pengendali OPT Ahli Pertama BPP Kec. Buleleng


Tanaman cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan dibudidayakan secara luas oleh petani di berbagai wilayah. Namun dalam proses budidayanya, tanaman cabai sering menghadapi berbagai kendala, terutama serangan organisme pengganggu tanaman (OPT). Salah satu penyakit yang sangat merugikan dan sulit dikendalikan adalah penyakit Gemini atau yang lebih dikenal oleh petani sebagai penyakit keriting daun kuning. Penyakit ini dapat menyebabkan penurunan produksi yang sangat signifikan, bahkan hingga menyebabkan gagal panen apabila tidak ditangani dengan baik sejak dini.

Penyakit Gemini pada tanaman cabai disebabkan oleh virus dari kelompok Begomovirus yang termasuk dalam famili Geminiviridae. Virus ini tidak menyebar melalui tanah atau air, melainkan ditularkan oleh serangga vektor utama yaitu kutu kebul (Bemisia tabaci). Penyakit ini berkembang sangat cepat, terutama pada kondisi cuaca panas dan kering yang sangat mendukung perkembangan populasi kutu kebul sebagai pembawa virus.

Tanaman cabai yang terserang penyakit Gemini menunjukkan gejala yang cukup khas dan mudah dikenali. Daun muda mengalami keriting, menggulung, dan menebal, disertai perubahan warna menjadi kuning cerah. Pertumbuhan tanaman menjadi terhambat atau kerdil, batang tampak lemah, serta pembentukan bunga dan buah menjadi tidak normal. Pada serangan yang berat, tanaman sering kali tidak mampu menghasilkan buah sama sekali sehingga menyebabkan kerugian besar bagi petani.

Penularan penyakit Gemini terjadi melalui aktivitas kutu kebul yang mengisap cairan tanaman. Kutu kebul yang telah mengisap tanaman terinfeksi akan membawa virus tersebut dan menularkannya ke tanaman sehat saat melakukan pengisapan berikutnya. Penyebaran penyakit ini berlangsung sangat cepat, terutama pada pertanaman cabai yang tidak disertai dengan sanitasi lahan yang baik, adanya gulma sebagai inang alternatif, serta jarak tanam yang terlalu rapat.

Serangan penyakit Gemini memberikan dampak yang sangat merugikan terhadap produksi tanaman cabai. Tanaman yang terserang berat dapat mengalami penurunan hasil hingga 50–100 persen. Selain menurunkan jumlah produksi, kualitas buah yang dihasilkan juga menjadi rendah. Hal ini berdampak langsung terhadap pendapatan petani serta meningkatkan biaya pengendalian akibat perlunya perlakuan tambahan di lapangan.

Pengendalian penyakit Gemini harus dilakukan secara terpadu karena hingga saat ini belum terdapat pestisida yang mampu membunuh virus secara langsung. Langkah utama yang perlu dilakukan adalah mengendalikan vektor kutu kebul melalui penggunaan insektisida sesuai anjuran, menjaga sanitasi lahan dengan membersihkan gulma dan memusnahkan tanaman terserang, serta menggunakan benih sehat dan bersertifikat. Penggunaan mulsa plastik perak juga sangat dianjurkan karena dapat menghambat keberadaan kutu kebul. Selain itu, pengaturan jarak tanam yang baik akan membantu memperlancar sirkulasi udara dan menekan perkembangan hama dan penyakit.