(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

CARA KERJA (MODE OF ACTION) INSEKTISIDA DALAM PERTANIAN

Admin distan | 17 Januari 2025 | 824 kali

CARA KERJA (MODE OF ACTION) INSEKTISIDA DALAM PERTANIAN

Oleh: Pande Made Giopany, S.P.

(POPT – Ahli Pertama BPP Kecamatan Sukasada)

 

Serangga hama merupakan salah satu tantangan utama yang dapat menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil panen dalam dunia pertanian. Untuk mengatasi masalah tersebut, insektisida telah menjadi media yang sangat penting bagi petani. Insektisida diartikan sebagai suatu senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan populasi serangga yang dapat merusak tanaman. Insektisida tidak hanya berfungsi untuk mengendalikan populasi serangga, tetapi juga mencegah penyebaran penyakit yang dibawa oleh serangga hama.

Namun, penggunaan insektisida yang tidak tepat dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti resistensi serangga, pencemaran lingkungan, dan risiko kesehatan bagi manusia. Oleh karena itu, untuk memahami efektivitas insektisida, penting untuk mengetahui cara kerja atau mode of action (MoA) dari bahan kimia tersebut.

Cara kerja atau Mode of Action adalah kemampuan pestisida dalam mematikan hama atau penyakit sasaran menurut cara masuknya bahan beracun ke organisme sasaran dan menurut sifat dari bahan kimia tersebut. Berdasarkan cara masuknya ke dalam jasad sasaran (mode of action), insektisida dibagi menjadi beberapa golongan, berikut ini :

1.    Racun perut/lambung adalah bahan beracun pestisida yang dapat menyebabkan kerusakan sistem pencernaan jika tertelan oleh serangga.

2.    Racun kontak adalah bahan beracun pestisida yang dapat membunuh dan menganggu perkembangbiakan serangga saat mereka bersentuhan langsung dengan bahan aktifnya.

3.    Racun nafas merupakan bahan racun pestisida yang bekerja dengan cara mengganggu sistem pernapasan serangga. Biasanya berbentuk gas atau fumigan yang masuk ke dalam

4.    Racun saraf merupakan pestisida yang cara kerjanya mengganggu sistem saraf jasad sasaran

5.    Racun protoplasmik merupakan racun yang bekerja dengan cara merusak protein dalam sel tubuh jasad sasaran

6.    Racun sistemik merupakan bahan racun pestisida bekerja dengan cara diserap oleh tanaman melalui akar atau daun, lalu didistribusikan ke seluruh jaringan tanaman. Serangga yang memakan bagian tanaman tersebut akan terkena efek insektisida.

 

Berdasarkan sifat kimianya, insektisida dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yang memiliki cara kerja berbeda, antara lain:

1.           Organofostat, bekerja dengan cara menghambat enzim asetilkolinesterase (AChE), yang berperan dalam memecah neurotransmitter asetilkolin di sinaps saraf. Akibatnya, terjadi akumulasi asetilkolin yang menyebabkan gangguan fungsi sistem saraf serangga, seperti kejang dan kelumpuhan, yang akhirnya berujung pada kematian.

2.           Organoklorin atau yang sering disebut sebagai Hidrokarbon Klor. merupakan insektisida sintetik yang paling tua. Organoklorin bekerja dengan mengganggu aliran ion klorin melalui saluran GABA-gated chloride channel. Hal ini menyebabkan hiperaktivitas saraf yang berujung pada kematian serangga. Organoklorin bersifat stabil di lapangan, sehingga residunya sangat sulit terurai.

3.           Piretiroid merupakan senyawa kimia yang memberi efek sebagai racun kontak yang kuat, serta mempengaruhi sistem saraf tepi dan saraf pusat serangga. Senyawa ini menyebabkan depolarisasi yang berkepanjangan, sehingga serangga mengalami kejang, kelumpuhan, dan akhirnya kematian.

4.           Karbamat merupakan insektisida yang memiliki spektrum luas. Senyawa ini memiliki mode kerja yang mirip dengan organofosfat, yaitu menghambat enzim asetilkolinesterase. Namun, pengikatan enzim oleh karbamat bersifat reversibel sehingga memiliki tingkat toksisitas yang relatif lebih rendah terhadap non-target dibandingkan organofosfat.

Pemahaman mengenai cara kerja atau mode of action insektisida berdasarkan cara masuknya ke jasad sasaran atau sifat kimianya sangat diperlukan dalam praktik pertanian. Hal ini berguna untuk mengoptimalkan efektivitas cara pengendalian, meminimalkan risiko resistensi, serta mengurangi dampak negatif terhadap organisme non-target dan lingkungan. Penggunaan insektisida secara tepat dan bijak akan membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan pertanian secara berkelanjutan

 

Sumber referensi:

Gigih. (2011). Pestisida (Bagian 2). http://pejuang-pangan.blogspot.com/2011/07/pestisida-bagian-2.html. Diakses pada Januari 2025

Huddaya, A dan H. Jayanti. (2013). Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of Action). Kementerian Pertanian Republik Indonesia