CARA KERJA (MODE OF ACTION) INSEKTISIDA DALAM PERTANIAN
Oleh: Pande Made Giopany, S.P.
(POPT – Ahli Pertama BPP Kecamatan Sukasada)
Serangga hama merupakan salah satu
tantangan utama yang dapat menyebabkan penurunan kualitas dan kuantitas hasil
panen dalam dunia pertanian. Untuk mengatasi masalah tersebut, insektisida
telah menjadi media yang sangat penting bagi petani. Insektisida diartikan
sebagai suatu senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan populasi
serangga yang dapat merusak tanaman. Insektisida tidak hanya berfungsi untuk mengendalikan
populasi serangga, tetapi juga mencegah penyebaran penyakit yang dibawa oleh
serangga hama.
Namun, penggunaan insektisida yang tidak
tepat dapat menyebabkan berbagai masalah, seperti resistensi serangga,
pencemaran lingkungan, dan risiko kesehatan bagi manusia. Oleh karena itu, untuk
memahami efektivitas insektisida, penting untuk mengetahui cara kerja atau mode
of action (MoA) dari bahan kimia tersebut.
Cara kerja atau Mode of Action
adalah kemampuan pestisida dalam mematikan hama atau penyakit sasaran menurut
cara masuknya bahan beracun ke organisme sasaran dan menurut sifat dari bahan
kimia tersebut. Berdasarkan cara masuknya ke dalam jasad sasaran (mode of
action), insektisida dibagi menjadi beberapa golongan, berikut ini :
1.
Racun perut/lambung adalah
bahan beracun pestisida yang dapat menyebabkan kerusakan sistem pencernaan jika
tertelan oleh serangga.
2.
Racun kontak adalah bahan
beracun pestisida yang dapat membunuh dan menganggu perkembangbiakan serangga
saat mereka bersentuhan langsung dengan bahan aktifnya.
3.
Racun nafas merupakan bahan
racun pestisida yang bekerja dengan cara mengganggu sistem pernapasan serangga.
Biasanya berbentuk gas atau fumigan yang masuk ke dalam
4.
Racun saraf merupakan pestisida
yang cara kerjanya mengganggu sistem saraf jasad sasaran
5.
Racun protoplasmik merupakan
racun yang bekerja dengan cara merusak protein dalam sel tubuh jasad sasaran
6.
Racun sistemik merupakan bahan
racun pestisida bekerja dengan cara diserap oleh tanaman melalui akar atau
daun, lalu didistribusikan ke seluruh jaringan tanaman. Serangga yang memakan
bagian tanaman tersebut akan terkena efek insektisida.
Berdasarkan sifat kimianya, insektisida
dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa kelompok yang memiliki cara kerja
berbeda, antara lain:
1. Organofostat, bekerja dengan
cara menghambat enzim asetilkolinesterase (AChE), yang berperan dalam memecah
neurotransmitter asetilkolin di sinaps saraf. Akibatnya, terjadi akumulasi
asetilkolin yang menyebabkan gangguan fungsi sistem saraf serangga, seperti
kejang dan kelumpuhan, yang akhirnya berujung pada kematian.
2. Organoklorin atau yang sering
disebut sebagai Hidrokarbon Klor. merupakan insektisida sintetik yang paling
tua. Organoklorin bekerja dengan mengganggu aliran ion klorin melalui saluran
GABA-gated chloride channel. Hal ini menyebabkan hiperaktivitas saraf
yang berujung pada kematian serangga. Organoklorin
bersifat stabil di lapangan, sehingga residunya sangat sulit terurai.
3. Piretiroid merupakan senyawa
kimia yang memberi efek sebagai racun kontak yang kuat, serta mempengaruhi
sistem saraf tepi dan saraf pusat serangga. Senyawa ini menyebabkan
depolarisasi yang berkepanjangan, sehingga serangga mengalami kejang,
kelumpuhan, dan akhirnya kematian.
4. Karbamat merupakan insektisida
yang memiliki spektrum luas. Senyawa ini memiliki mode kerja yang mirip dengan
organofosfat, yaitu menghambat enzim asetilkolinesterase. Namun, pengikatan
enzim oleh karbamat bersifat reversibel sehingga memiliki tingkat toksisitas
yang relatif lebih rendah terhadap non-target dibandingkan organofosfat.
Pemahaman mengenai cara kerja atau mode of action insektisida berdasarkan cara masuknya ke jasad sasaran atau sifat kimianya sangat diperlukan dalam praktik pertanian. Hal ini berguna untuk mengoptimalkan efektivitas cara pengendalian, meminimalkan risiko resistensi, serta mengurangi dampak negatif terhadap organisme non-target dan lingkungan. Penggunaan insektisida secara tepat dan bijak akan membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan pertanian secara berkelanjutan
Sumber
referensi:
Gigih. (2011). Pestisida
(Bagian 2). http://pejuang-pangan.blogspot.com/2011/07/pestisida-bagian-2.html. Diakses pada Januari 2025
Huddaya, A dan H.
Jayanti. (2013). Pengelompokan Pestisida Berdasarkan Cara Kerja (Mode of
Action). Kementerian Pertanian Republik Indonesia