(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Aplikasi Fungisida : Menekan Penyebaran Penyakit Blas dan Hawar Pelepah di Musim Penghujan

Admin distan | 12 Desember 2025 | 115 kali


oleh : Ni Putu Eka Handayani, S.P

POPT Ahli Pertama di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sawan

 

Musim penghujan merupakan periode kritis bagi petani padi karena tingkat kelembapan tinggi dan curah hujan yang intens dapat mempercepat perkembangan berbagai penyakit. Curah hujan tinggi menciptakan lingkungan yang ideal bagi patogen jamur untuk berkembang biak. Dua penyakit utama yang sering muncul pada kondisi tersebut adalah penyakit blas yang disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae dan hawar pelepah yang disebabkan oleh Rhizoctonia solani. Penyakit ini dapat menyebabkan kerugian yang signifikan pada produksi padi sehingga salah satu cara paling efektif untuk mengendalikan keduanya adalah dengan menggunakan fungisida kimia seperti merk Benlox yang mengandung bahan aktif bensolide dikenal sebagai fungisida sistemik yang mampu mengendalikan berbagai jenis penyakit jamur pada tanaman padi. Pendekatan 5 T dapat menekan penyebaran penyakit blas dan hawar pelepah serta meningkatkan hasil panen padi.

Apa Itu Pendekatan 5 T?

Pendekatan 5 T adalah prinsip dasar dalam pengendalian penyakit tanaman menggunakan fungisida, yang terdiri dari lima elemen utama, yaitu tepat jenis, tepat dosis, tepat waktu, tepat sasaran dan tepat cara aplikasi. Dengan menggabungkan kelima elemen ini, petani dapat memaksimalkan efektivitas fungisida dalam mengendalikan penyakit sekaligus meminimalkan potensi resistensi dan kerugian akibat penggunaan yang tidak tepat.

 

Mengapa Musim Penghujan Meningkatkan Resiko Perkembangan Penyakit Blas dan Hawar Pelepah?

Musim penghujan sering membawa curah hujan yang tinggi, yang menciptakan lingkungan lembap yang sangat kondusif untuk pertumbuhan jamur penyebab penyakit pada tanaman padi. Dalam kondisi ini, penyakit-penyakit seperti blas dan hawar pelepah dapat menyebar dengan sangat cepat dan menyebabkan kerusakan yang parah pada tanaman padi.

·         Penyakit Blas disebabkan oleh jamur Pyricularia oryzae yang menyerang daun, batang, dan leher malai padi. Penyakit ini dapat menyebabkan lesi yang merusak jaringan tanaman, menurunkan fotosintesis, dan mengurangi hasil panen.

·         Hawar Pelepah disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani, yang menyerang pelepah padi dan menyebabkan penguningan dan pembusukan yang mengganggu proses pengisian bulir.

Peningkatan kelembapan yang berkepanjangan selama musim hujan membuat tanaman padi lebih rentan terhadap infeksi jamur, karena lingkungan yang lembap dan basah sangat mendukung perkembangan penyakit ini.



Aplikasi Fungisida untuk Penyakit Blas dan Penyakit Hawar Pelepah

Penyakit blas umumnya menyerang padi pada fase anakan maksimum hingga bunting (sekitar 30–70 HST). Penyakit hawar pelepah biasanya menyerang pada fase kanopi rapat, yaitu sekitar 40–70 HST saat kelembapan tinggi dan sirkulasi udara terbatas Oleh karena itu, penting untuk melakukan aplikasi fungisida pada waktu yang tepat untuk menghindari infeksi yang lebih parah..

Jadwal Aplikasi:

1. Aplikasi Pertama (25–30 HST):
Pada fase ini, tanaman padi masih berada dalam tahap pertumbuhan vegetatif aktif. Aplikasi pertama dengan fungsida bertujuan untuk mencegah infeksi awal. Pastikan untuk menyemprotkan dengan dosis yang tepat dan merata pada seluruh bagian tanaman, terutama daun

2. Aplikasi Kedua (40–45 HST):
Setelah fase anakan maksimum, tanaman padi mulai mempersiapkan fase reproduktifnya. Aplikasi kedua penting untuk memberikan perlindungan tambahan, terutama pada bagian leher malai yang rentan terhadap serangan jamur Pyricularia oryzae. Pada fase ini, tanaman padi mulai tumbuh dengan tajuk yang rapat dan seringkali lembap, yang menjadi tempat ideal bagi jamur Rhizoctonia solani.

3.  Aplikasi Ketiga (60–70 HST):
Pada tahap ini, tanaman padi sudah mulai bunting dan mengeluarkan malai. Aplikasi ketiga bertujuan untuk melindungi malai dan mencegah blas leher yang dapat menyebabkan malai hampa. Aplikasi ini sangat penting untuk mencegah infeksi pada bagian pelepah padi yang dapat mengganggu proses pengisian bulir.

 

Teknik Aplikasi Fungsida di Musim Penghujan

Di musim penghujan, pengendalian penyakit dengan fungisida memerlukan perhatian khusus pada teknik aplikasi. Berikut adalah beberapa tips untuk memastikan efektivitas aplikasi:

1.      Waktu dan Volume Penyemprotan
Penyemprotan fungisida harus dilakukan pada pagi hari sebelum jam 9 atau sore hari setelah hujan berhenti, sehingga fungisida memiliki waktu untuk menyerap sebelum hujan turun kembali. Gunakan volume semprotan yang lebih tinggi, sekitar 300–500 L/ha, untuk memastikan fungisida mencapai bagian bawah tajuk tanaman tempat banyak infeksi berkembang.(Latifah, S., & Sudarsono.,2019).

2.    Penggunaan Perekat Perata (Surfactant):
Pada musim hujan, disarankan untuk menambahkan perekat-perata pada campuran fungisida agar lebih efektif menempel pada permukaan daun dan pelepah yang lembap, serta mencegah tercucinya fungisida oleh hujan.

3.    Rotasi Bahan Aktif:
Untuk mencegah resistensi, penting untuk merotasi dengan fungisida lain yang memiliki mekanisme aksi berbeda, terutama jika penyakit terus menyerang meski sudah dilakukan aplikasi.

 

Daftar Pustaka

Latifah, S., & Sudarsono. (2019). Pengaruh Waktu Penyemprotan dan Volume Semprot terhadap Efektivitas Fungisida pada Tanaman Padi. Jurnal Proteksi Tanaman Indonesia, 23(2), 115–124.