(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

TANAMAN PORANG

Admin distan | 02 Februari 2022 | 82507 kali

TANAMAN PORANG


Oleh : Gede Yoga Wirawan / BPP Kubutambahan

 

Tanaman Porang merupakan tumbuhan herba dan "menahun". Memiliki batang semu (sebenarnya tangkai daun) yang tegak, berkulit halus, berwarna hijau pucat dan putih yang belang-belang dan berkelok-kelok. Di ujung batang memecah menjadi tiga batang sekunder yang akan memecah lagi menjadi beberapa batang dimana helaian daun berjajar beriringan. Pada setiap pertemuan batang terdapat bubil/katak berwarna coklat kehitaman sebagai bahan perkembangbiakan tanaman.

Pada musim hujan umbi yang dorman di dalam tanah akan tumbuh tunas baru sehingga lama-kelamaan umbi semakin mengecil dan akan semakin membesar menjelang musim kemarau dan begitu selanjutnya. Porang dapat diperbanyak dengan cara vegetatif dan generatif (biji, tetas/bupil). Untuk bibit yang baik dipilih dari umbi dan bupil yang sehat. Bibit porang cukup ditanam sekali saja, setelah bibit yang ditanam berusia 3 tahun dan dapat dipanen untuk pertama kalinya, selanjutnya porang dapat dipanen kembali tanpa perlu dilakukan penanaman kembali.

Kebutuhan bibit per satuan luas sangat tergantung pada jenis bibit yang digunakan dan jarak tanam. Dengan presentase tumbuh benih di atas 90%, kebutuhan benih per hektar dengan jarak tanam 1 m x 0,5 m adalah : 1. Umbi : 1.500 kg (± 20 – 30 buah/kg) 2. Biji : 300 kg 3. Bupil : 350 kg (± 170 – 175 buah/kg). Tata cara penyiapan bibit dari umbi adalah :

a.     Menentukan anakan tanaman porang yang telah berumur kurang lebih satu tahun yang pertumbuhannya subur dan sehat.

b.     Membongkar rumpun/tanaman tadi kemudian dibersihkan umbi dari akar – akar dan tanah yang masih menempel.

c.     Mengumpulkan bibit tersebut ditempat yang teduh dan mudah untuk penanganan selanjutnya yaitu penanaman.

d.     Perlu diingat bahwa satu umbi hanya menghasilkan satu tanaman.

Tanaman Porang yang telah berumur di atas tiga tahun, akan muncul bunga yang disangga tangkai bunga tunggal yang keluar tepat di pusat umbi. Tangkai bunga menjulur ke permukaan tanah, panjangnya mencapai 0,5 m s.d. 1,5 m.

Tata cara penyiapan bibit dari bupil/katak adalah :

a.     Bupil diperoleh di sekitar rumpun tanaman yang telah cukup tua.

b.     Bupil dipilih melalui seleksi, sehingga diperoleh bupil yang sehat.

c.     Bupil yang terpilih dikumpulkan dalam wadah dan disimpan di tempat yang kering untuk menunggu penanganan selanjutnya.

d.    


Dari setiap tanaman porang yang cukup besar dan tua mampu menghasilkan sampai 15 bupil.  

Permukaan tangkai bunga berwarna hijau segar dan berbau tidak enak. Tongkol bunga terdiri dari tiga bagian. Bagian paling atas merupakan bunga mandul, bagian tengah bunga jantan dan paling bawah merupakan bunga betina. Tinggi tanaman dapat mancapai 1,5 m tergantung pada tingkat kesuburan tanah. Dari bunga ini akan menghasil biji - biji yang dapat digunakan sebagai benih/bibitTanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umurnya mencapai 2 tahun. Umbi yang dipanen adalah umbi besar yang beratnya lebih dari 1 kg/umbi, sedangkan umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya. Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya. Ciri-ciri porang yang siap panen adalah jika daunnya telah kering dan jatuh ke tanah. Satu pohon porang bisa menghasilkan umbi sekitar 2 kg dan dari sekitar 40 ribu tanaman dalam satu hektar bisa dipanen 80 ton umbi pada periode pemanenan tahun kedua (Suwardji, et al., 2020).

 

 

Tanaman Porang merupakan tumbuhan herba dan "menahun". Memiliki batang semu (sebenarnya tangkai daun) yang tegak, berkulit halus, berwarna hijau pucat dan putih yang belang-belang dan berkelok-kelok. Di ujung batang memecah menjadi tiga batang sekunder yang akan memecah lagi menjadi beberapa batang dimana helaian daun berjajar beriringan. Pada setiap pertemuan batang terdapat bubil/katak berwarna coklat kehitaman sebagai bahan perkembangbiakan tanaman.

Pada musim hujan umbi yang dorman di dalam tanah akan tumbuh tunas baru sehingga lama-kelamaan umbi semakin mengecil dan akan semakin membesar menjelang musim kemarau dan begitu selanjutnya. Porang dapat diperbanyak dengan cara vegetatif dan generatif (biji, tetas/bupil). Untuk bibit yang baik dipilih dari umbi dan bupil yang sehat. Bibit porang cukup ditanam sekali saja, setelah bibit yang ditanam berusia 3 tahun dan dapat dipanen untuk pertama kalinya, selanjutnya porang dapat dipanen kembali tanpa perlu dilakukan penanaman kembali.

Kebutuhan bibit per satuan luas sangat tergantung pada jenis bibit yang digunakan dan jarak tanam. Dengan presentase tumbuh benih di atas 90%, kebutuhan benih per hektar dengan jarak tanam 1 m x 0,5 m adalah : 1. Umbi : 1.500 kg (± 20 – 30 buah/kg) 2. Biji : 300 kg 3. Bupil : 350 kg (± 170 – 175 buah/kg). Tata cara penyiapan bibit dari umbi adalah :

a.     Menentukan anakan tanaman porang yang telah berumur kurang lebih satu tahun yang pertumbuhannya subur dan sehat.

b.     Membongkar rumpun/tanaman tadi kemudian dibersihkan umbi dari akar – akar dan tanah yang masih menempel.

c.     Mengumpulkan bibit tersebut ditempat yang teduh dan mudah untuk penanganan selanjutnya yaitu penanaman.

d.     Perlu diingat bahwa satu umbi hanya menghasilkan satu tanaman.

Tanaman Porang yang telah berumur di atas tiga tahun, akan muncul bunga yang disangga tangkai bunga tunggal yang keluar tepat di pusat umbi. Tangkai bunga menjulur ke permukaan tanah, panjangnya mencapai 0,5 m s.d. 1,5 m.

Tata cara penyiapan bibit dari bupil/katak adalah :

a.     Bupil diperoleh di sekitar rumpun tanaman yang telah cukup tua.

b.     Bupil dipilih melalui seleksi, sehingga diperoleh bupil yang sehat.

c.     Bupil yang terpilih dikumpulkan dalam wadah dan disimpan di tempat yang kering untuk menunggu penanganan selanjutnya.

d.    


Dari setiap tanaman porang yang cukup besar dan tua mampu menghasilkan sampai 15 bupil.  

Permukaan tangkai bunga berwarna hijau segar dan berbau tidak enak. Tongkol bunga terdiri dari tiga bagian. Bagian paling atas merupakan bunga mandul, bagian tengah bunga jantan dan paling bawah merupakan bunga betina. Tinggi tanaman dapat mancapai 1,5 m tergantung pada tingkat kesuburan tanah. Dari bunga ini akan menghasil biji - biji yang dapat digunakan sebagai benih/bibitTanaman porang dapat dipanen untuk pertama kali setelah umurnya mencapai 2 tahun. Umbi yang dipanen adalah umbi besar yang beratnya lebih dari 1 kg/umbi, sedangkan umbi yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya. Setelah itu, tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya. Ciri-ciri porang yang siap panen adalah jika daunnya telah kering dan jatuh ke tanah. Satu pohon porang bisa menghasilkan umbi sekitar 2 kg dan dari sekitar 40 ribu tanaman dalam satu hektar bisa dipanen 80 ton umbi pada periode pemanenan tahun kedua (Suwardji, et al., 2020).