TANAMAN PORANG
Oleh : Gede Yoga Wirawan / BPP Kubutambahan
Tanaman Porang
merupakan tumbuhan herba dan "menahun". Memiliki batang semu
(sebenarnya tangkai daun) yang tegak, berkulit halus, berwarna hijau pucat dan
putih yang belang-belang dan berkelok-kelok. Di ujung batang memecah menjadi
tiga batang sekunder yang akan memecah lagi menjadi beberapa batang dimana
helaian daun berjajar beriringan. Pada setiap pertemuan batang terdapat
bubil/katak berwarna coklat kehitaman sebagai bahan perkembangbiakan tanaman.
Pada
musim hujan umbi yang dorman di dalam tanah akan tumbuh tunas baru sehingga
lama-kelamaan umbi semakin mengecil dan akan semakin membesar menjelang musim
kemarau dan begitu selanjutnya. Porang dapat diperbanyak dengan cara vegetatif
dan generatif (biji, tetas/bupil). Untuk bibit yang baik dipilih dari umbi dan
bupil yang sehat. Bibit porang cukup ditanam sekali saja, setelah bibit yang
ditanam berusia 3 tahun dan dapat dipanen untuk pertama kalinya, selanjutnya
porang dapat dipanen kembali tanpa perlu dilakukan penanaman kembali.
Kebutuhan bibit
per satuan luas sangat tergantung pada jenis bibit yang digunakan dan jarak
tanam. Dengan presentase tumbuh benih di atas 90%, kebutuhan benih per hektar
dengan jarak tanam 1 m x 0,5 m adalah : 1. Umbi : 1.500 kg (± 20 – 30 buah/kg)
2. Biji : 300 kg 3. Bupil : 350 kg (± 170 – 175 buah/kg). Tata cara penyiapan
bibit dari umbi adalah :
a. Menentukan
anakan tanaman porang yang telah berumur kurang lebih satu tahun yang
pertumbuhannya subur dan sehat.
b. Membongkar
rumpun/tanaman tadi kemudian dibersihkan umbi dari akar – akar dan tanah yang
masih menempel.
c. Mengumpulkan
bibit tersebut ditempat yang teduh dan mudah untuk penanganan selanjutnya yaitu
penanaman.
d. Perlu
diingat bahwa satu umbi hanya menghasilkan satu tanaman.
Tanaman Porang
yang telah berumur di atas tiga tahun, akan muncul bunga yang disangga tangkai
bunga tunggal yang keluar tepat di pusat umbi. Tangkai bunga menjulur ke
permukaan tanah, panjangnya mencapai 0,5 m s.d. 1,5 m.
Tata cara penyiapan bibit dari
bupil/katak adalah :
a. Bupil
diperoleh di sekitar rumpun tanaman yang telah cukup tua.
b. Bupil
dipilih melalui seleksi, sehingga diperoleh bupil yang sehat.
c. Bupil
yang terpilih dikumpulkan dalam wadah dan disimpan di tempat yang kering untuk
menunggu penanganan selanjutnya.
d.
Permukaan
tangkai bunga berwarna hijau segar dan berbau tidak enak. Tongkol bunga terdiri
dari tiga bagian. Bagian paling atas merupakan bunga mandul, bagian tengah
bunga jantan dan paling bawah merupakan bunga betina. Tinggi tanaman dapat
mancapai 1,5 m tergantung pada tingkat kesuburan tanah. Dari bunga ini akan
menghasil biji - biji yang dapat digunakan sebagai benih/bibitTanaman porang
dapat dipanen untuk pertama kali setelah umurnya mencapai 2 tahun. Umbi yang
dipanen adalah umbi besar yang beratnya lebih dari 1 kg/umbi, sedangkan umbi
yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya. Setelah itu,
tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya.
Ciri-ciri porang yang siap panen adalah jika daunnya telah kering dan jatuh ke
tanah. Satu pohon porang bisa menghasilkan umbi sekitar 2 kg dan dari sekitar
40 ribu tanaman dalam satu hektar bisa dipanen 80 ton umbi pada periode
pemanenan tahun kedua (Suwardji, et al., 2020).
Tanaman Porang
merupakan tumbuhan herba dan "menahun". Memiliki batang semu
(sebenarnya tangkai daun) yang tegak, berkulit halus, berwarna hijau pucat dan
putih yang belang-belang dan berkelok-kelok. Di ujung batang memecah menjadi
tiga batang sekunder yang akan memecah lagi menjadi beberapa batang dimana
helaian daun berjajar beriringan. Pada setiap pertemuan batang terdapat
bubil/katak berwarna coklat kehitaman sebagai bahan perkembangbiakan tanaman.
Pada
musim hujan umbi yang dorman di dalam tanah akan tumbuh tunas baru sehingga
lama-kelamaan umbi semakin mengecil dan akan semakin membesar menjelang musim
kemarau dan begitu selanjutnya. Porang dapat diperbanyak dengan cara vegetatif
dan generatif (biji, tetas/bupil). Untuk bibit yang baik dipilih dari umbi dan
bupil yang sehat. Bibit porang cukup ditanam sekali saja, setelah bibit yang
ditanam berusia 3 tahun dan dapat dipanen untuk pertama kalinya, selanjutnya
porang dapat dipanen kembali tanpa perlu dilakukan penanaman kembali.
Kebutuhan bibit
per satuan luas sangat tergantung pada jenis bibit yang digunakan dan jarak
tanam. Dengan presentase tumbuh benih di atas 90%, kebutuhan benih per hektar
dengan jarak tanam 1 m x 0,5 m adalah : 1. Umbi : 1.500 kg (± 20 – 30 buah/kg)
2. Biji : 300 kg 3. Bupil : 350 kg (± 170 – 175 buah/kg). Tata cara penyiapan
bibit dari umbi adalah :
a. Menentukan
anakan tanaman porang yang telah berumur kurang lebih satu tahun yang
pertumbuhannya subur dan sehat.
b. Membongkar
rumpun/tanaman tadi kemudian dibersihkan umbi dari akar – akar dan tanah yang
masih menempel.
c. Mengumpulkan
bibit tersebut ditempat yang teduh dan mudah untuk penanganan selanjutnya yaitu
penanaman.
d. Perlu
diingat bahwa satu umbi hanya menghasilkan satu tanaman.
Tanaman Porang
yang telah berumur di atas tiga tahun, akan muncul bunga yang disangga tangkai
bunga tunggal yang keluar tepat di pusat umbi. Tangkai bunga menjulur ke
permukaan tanah, panjangnya mencapai 0,5 m s.d. 1,5 m.
Tata cara penyiapan bibit dari
bupil/katak adalah :
a. Bupil
diperoleh di sekitar rumpun tanaman yang telah cukup tua.
b. Bupil
dipilih melalui seleksi, sehingga diperoleh bupil yang sehat.
c. Bupil
yang terpilih dikumpulkan dalam wadah dan disimpan di tempat yang kering untuk
menunggu penanganan selanjutnya.
d.
Dari
setiap tanaman porang yang cukup besar dan tua mampu menghasilkan sampai 15
bupil.
Permukaan
tangkai bunga berwarna hijau segar dan berbau tidak enak. Tongkol bunga terdiri
dari tiga bagian. Bagian paling atas merupakan bunga mandul, bagian tengah
bunga jantan dan paling bawah merupakan bunga betina. Tinggi tanaman dapat
mancapai 1,5 m tergantung pada tingkat kesuburan tanah. Dari bunga ini akan
menghasil biji - biji yang dapat digunakan sebagai benih/bibitTanaman porang
dapat dipanen untuk pertama kali setelah umurnya mencapai 2 tahun. Umbi yang
dipanen adalah umbi besar yang beratnya lebih dari 1 kg/umbi, sedangkan umbi
yang masih kecil ditinggalkan untuk dipanen pada tahun berikutnya. Setelah itu,
tanaman dapat dipanen setahun sekali tanpa harus menanam kembali umbinya.
Ciri-ciri porang yang siap panen adalah jika daunnya telah kering dan jatuh ke
tanah. Satu pohon porang bisa menghasilkan umbi sekitar 2 kg dan dari sekitar
40 ribu tanaman dalam satu hektar bisa dipanen 80 ton umbi pada periode
pemanenan tahun kedua (Suwardji, et al., 2020).