Oleh : Ketut Agus
Ary Subakti, S.TP / Pengawas Mutu Hasil Pertanian Bidang Tanaman Pangan pada
Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng
Musim hujan kerap menjadi tantangan
utama dalam penanganan pascapanen jagung, terutama pada tahap pengeringan.
Jagung pipilan yang memiliki kadar air tinggi sangat rentan terhadap penurunan
mutu, baik dalam bentuk kerusakan fisik, perkembangan mikroorganisme, hingga
risiko cemaran jamur seperti Aspergillus flavus yang berpotensi
menghasilkan aflatoksin. Dalam kondisi di mana pengeringan alami (penjemuran
matahari) tidak dapat dilakukan secara optimal karena curah hujan tinggi dan
kelembapan udara yang besar, penggunaan oven pengering menjadi solusi praktis
dan efektif untuk menjaga kualitas hasil panen.
Peran
Oven Pengering dalam Mengurangi Kadar Air
Oven pengering bekerja berdasarkan
prinsip sirkulasi udara panas yang stabil dan terkontrol. Suhu yang digunakan
umumnya berkisar antara 45–60°C, tergantung pada tingkat awal kadar air
jagung dan standar mutu yang ingin dicapai. Pengaturan suhu dan aliran udara
memungkinkan proses evaporasi berlangsung lebih cepat dan merata dibandingkan
metode konvensional.
Penggunaan oven juga meminimalkan
risiko kerusakan biji akibat kenaikan suhu yang terlalu tinggi, sekaligus
menjaga integritas fisik jagung seperti warna, tekstur, dan kekerasan biji.
Ketika kadar air turun hingga berada dalam kisaran aman penyimpanan (sekitar 13–14%),
jagung menjadi lebih tahan terhadap serangan jamur dan hama gudang.
Keunggulan
Pengeringan Mekanis di Musim Hujan
Dampak
terhadap Mutu dan Keamanan Pangan
Mutu jagung yang terjaga berdampak
langsung pada kestabilan harga, nilai jual, serta keamanan pangan. Dalam
kondisi musim hujan yang rawan jamur, oven berperan sebagai alat mitigasi
risiko. Dengan kadar air yang tepat, jagung tidak hanya lebih layak disimpan
dalam jangka panjang, tetapi juga lebih aman untuk rantai distribusi hingga
konsumsi.
Selain itu, proses pengeringan yang
konsisten membantu mempertahankan karakteristik fungsional biji seperti daya
tumbuh (jika digunakan sebagai benih), warna cerah, dan aroma yang tidak apek.
Aspek-aspek ini menjadi indikator penting dalam standar mutu komoditas jagung.
Kesimpulan
Oven pengering merupakan teknologi
sederhana tetapi sangat strategis dalam menjaga mutu jagung selama musim hujan.
Dengan kemampuan mengontrol suhu, mempercepat penurunan kadar air, dan
mengurangi risiko kontaminasi jamur, oven menjadi alternatif yang efisien dan
terukur dibandingkan penjemuran tradisional. Penerapan pengeringan mekanis
tidak hanya mendukung kualitas hasil panen, tetapi juga meningkatkan ketahanan
petani terhadap ketidakpastian cuaca dan memastikan produk yang dihasilkan aman
untuk dikonsumsi maupun diperdagangkan.
Sumber :
Tanggasari, Devi dkk. 2023. Pengaruh
Pengeringan Lapis Tipis Jagung (Zea mays L) sebagai Bahan Pakan dengan Suhu
yang Berbeda [ diakses tanggal 12 Desember 2025 ]
Ismandari, Titik. 2023. Optimasi
suhu dan waktu pengeringan pada kegiatan pascapanen jagung (Zea Mays L) [
diakses tanggal 12 Desember 2025 ]