(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Oven Pengering: Teknologi Sederhana untuk Menjaga Mutu Jagung Saat Hujan

Admin distan | 17 Desember 2025 | 80 kali


Oleh : Ketut Agus Ary Subakti, S.TP / Pengawas Mutu Hasil Pertanian Bidang Tanaman Pangan pada Dinas Pertanian Kabupaten Buleleng

 

Musim hujan kerap menjadi tantangan utama dalam penanganan pascapanen jagung, terutama pada tahap pengeringan. Jagung pipilan yang memiliki kadar air tinggi sangat rentan terhadap penurunan mutu, baik dalam bentuk kerusakan fisik, perkembangan mikroorganisme, hingga risiko cemaran jamur seperti Aspergillus flavus yang berpotensi menghasilkan aflatoksin. Dalam kondisi di mana pengeringan alami (penjemuran matahari) tidak dapat dilakukan secara optimal karena curah hujan tinggi dan kelembapan udara yang besar, penggunaan oven pengering menjadi solusi praktis dan efektif untuk menjaga kualitas hasil panen.

Peran Oven Pengering dalam Mengurangi Kadar Air

Oven pengering bekerja berdasarkan prinsip sirkulasi udara panas yang stabil dan terkontrol. Suhu yang digunakan umumnya berkisar antara 45–60°C, tergantung pada tingkat awal kadar air jagung dan standar mutu yang ingin dicapai. Pengaturan suhu dan aliran udara memungkinkan proses evaporasi berlangsung lebih cepat dan merata dibandingkan metode konvensional.

Penggunaan oven juga meminimalkan risiko kerusakan biji akibat kenaikan suhu yang terlalu tinggi, sekaligus menjaga integritas fisik jagung seperti warna, tekstur, dan kekerasan biji. Ketika kadar air turun hingga berada dalam kisaran aman penyimpanan (sekitar 13–14%), jagung menjadi lebih tahan terhadap serangan jamur dan hama gudang.

Keunggulan Pengeringan Mekanis di Musim Hujan

  1. Tidak tergantung kondisi cuaca
    Oven memberikan kepastian proses pengeringan meskipun langit mendung, kelembapan tinggi, atau terjadi hujan berhari-hari.
  2. Kontrol suhu yang lebih presisi
    Suhu yang stabil membantu memperoleh kualitas pengeringan yang seragam tanpa risiko over-drying maupun under-drying.
  3. Mengurangi waktu pengeringan
    Dibandingkan penjemuran, oven jauh lebih cepat mencapai kadar air target, sehingga mempersingkat waktu pascapanen dan mengurangi kemungkinan kerusakan.
  4. Menghambat pertumbuhan jamur dan mikotoksin
    Dengan pengeringan cepat, peluang tumbuhnya jamur berbahaya selama proses sangat berkurang.
  5. Cocok untuk skala kecil hingga menengah
    Karena bentuknya yang sederhana, oven dapat digunakan petani, kelompok tani, atau unit pascapanen desa tanpa investasi yang terlalu besar.

Dampak terhadap Mutu dan Keamanan Pangan

Mutu jagung yang terjaga berdampak langsung pada kestabilan harga, nilai jual, serta keamanan pangan. Dalam kondisi musim hujan yang rawan jamur, oven berperan sebagai alat mitigasi risiko. Dengan kadar air yang tepat, jagung tidak hanya lebih layak disimpan dalam jangka panjang, tetapi juga lebih aman untuk rantai distribusi hingga konsumsi.

Selain itu, proses pengeringan yang konsisten membantu mempertahankan karakteristik fungsional biji seperti daya tumbuh (jika digunakan sebagai benih), warna cerah, dan aroma yang tidak apek. Aspek-aspek ini menjadi indikator penting dalam standar mutu komoditas jagung.

Kesimpulan

Oven pengering merupakan teknologi sederhana tetapi sangat strategis dalam menjaga mutu jagung selama musim hujan. Dengan kemampuan mengontrol suhu, mempercepat penurunan kadar air, dan mengurangi risiko kontaminasi jamur, oven menjadi alternatif yang efisien dan terukur dibandingkan penjemuran tradisional. Penerapan pengeringan mekanis tidak hanya mendukung kualitas hasil panen, tetapi juga meningkatkan ketahanan petani terhadap ketidakpastian cuaca dan memastikan produk yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi maupun diperdagangkan.

 

Sumber :

Tanggasari, Devi dkk. 2023. Pengaruh Pengeringan Lapis Tipis Jagung (Zea mays L) sebagai Bahan Pakan dengan Suhu yang Berbeda [ diakses tanggal 12 Desember 2025 ]

 

Ismandari, Titik. 2023. Optimasi suhu dan waktu pengeringan pada kegiatan pascapanen jagung (Zea Mays L) [ diakses tanggal 12 Desember 2025 ]