(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

WANI NGUMPEN (MANGIFERA CAESIA JACK)

Admin distan | 09 Februari 2022 | 11014 kali

WANI NGUMPEN

(MANGIFERA CAESIA JACK)

Gede Ngurah Sani Arimbawa, S.P (BPP Kubutambahan)

Wani (Mangifera Caesia Jack) merupakan tanaman buah tropis tergolong kerabat mangga yang bernilai ekinomis tinggi, tetapi belum mendapat perhatian secara memadai. Salah satu kultivar yang paling spesifik dan sangat berpotensi untuk di kembangkan adalah Wani Ngumpen atau sering disebut dengan Wani tanpabiji. Disebut wani tanpa biji karena 90 % dari total buahnya tidak berbiji.

  Jenis tanaman Hortikultura yang cocok tumbuh di dataran tinggi, wani bukanlah mangga namun berkerabat dengan mangga. Wani sebenarnya tumbuh di sebagian wilayah Indonesia, walaupun begitu banyak orang yang belum pernah mencicipinya. Bahkan teman-teman dari luar Bali rata-rata tidak pernah melihatnya, apalagi memakannya. Di Bali Wani adalah salah satu buah lokal yang hadir di pasar dan sangat diminati konsumen jika musimnya telah tiba.

Wani terdiri dari beberapa varietas yakni wani tembaga, madu dan ngumpen yang paling disukai karena nyaris tanpa biji. Walaupun bentuknya sekilas mirip dengan mangga namun ketika dikupas dagingnya memiliki warna yang berbeda, yakni berwarna putih, berserat dan rasanya asam manis. 

Wani tumbuh di dataran tinggi, wani tidak dibudidayakan secara khusus, ia tumbuh di kebun tanpa ada yang tahu siapa yang menaman dan berapa tahun usianya, mungkin karena buahnya yang matang jatuh dan akhirnya dia tumbuh lagi, begitu seterusnya. 

Di Kabupaten Buleleng buah wani sangat banyak peminatnya, maka tidak heran kemudian hari di pasar jika musim wani tiba banyak varietas wani yang muncul. Wani termasuk buah klimakterik, yakni proses pematanggannya terus berlanjut walaupun sudah dipetik (boleh diperam). Saat belum matang pun banyak yang membelinya untuk membuat rujak bumbu Bali, atau dimakan langsung.

Buah wani ngumpen belum mengisi pasar komersial, baik pasar tradisional maupun pasar swalayan,karena populasinya masih sangat sedikit. Prospek pemasaran buah wani ngumpen sangat menjanjikan karena spesifik buahnya tanpa biji, daging buahnya tebal, rasanya sangat enak dengan cita rasa khas, dan harganya 3 kali lipat lebih mahal dibandingkan harga buah kultivar lainnya. Harga jual buah wani ngumpen berkisar Rp. 15.000 – Rp. 35.000 per kilogram

Wani akan mulai berbunga bulan Juni sampai dengan Desember dan buahnya matang antara bulan September sampai Maret. Musim wani sangat ditunggu, apalagi di kalangan anak-anak desa, di akhir tahun saat angin mulai berhembus kencang wani mulai matang, di Bali disebut sasih keulu (perhitungan kalender Saka) anak-anak akan menunggu di bawah pohon wani, wani jatuh dari pohon, mereka berebut dan biasanya langsung memakannya tanpa diperam lagi.

Pemilik pohon wani juga biasanya mulai bersiap-siap memanen wani di kebunnya, dengan menyewa seorang 'tukang penek' atau dalam bahasa Indonesia artinya seorang pemanjat. 'Tukang penek' adalah orang yang ahli dalam memanjat pohon yang tergolong tinggi seperti pohon wani.

Jika tidak berniat menyewa tukang penek, biasanya wani dijual kepada 'Tukang Pajeg' atau seorang yang berani membeli wani dengan harga tertentu walaupun wani masih berada di atas pohon. Dengan memperhatikan wani dari bawah pohon ia berani memperkirakan harga dan ia langsung membawa 'tukang penek' untuk memetik wani tersebut. 

Jadi yang berencana liburan ke Bali di akhir tahun dan belum pernah mencoba buah wani, mungkin saatnya mencicipi sensasi buah wani, dengan rasa dan aroma yang khas atau mungkin dijadikan oleh-oleh.