Pisang merupakan salah satu buah yang cukup umum dikonsumsi
oleh masyarakat, pohon pisang memang tumbuh subur di negara Indonesia. Budidaya pisang merupakan potensi besar yang belum
dikelola dengan baik dan profesional oleh para petani di beberapa daerah.
Padahal bertani pisang memiliki nilai ekonomi yang tidak kalah menjanjikan
dibanding dengan komoditas tanaman semusim lainya, harga jual juga tinggi serta pemanenan yang mudah.
Ada begitu banyak jenis pisang yang umum dikonsumsi oleh
masyarakat, salah satunya adalah jenis pisang kepok atau sebutan menurut Bali disebut dengan nama pisang saba.
Pisang kepok adalah salah satu kultivar pisang yang banyak dikembangkan oleh
masyarakat untuk mendukung produksi memenuhi kebutuhan komoditas pisang di pasaran. Buah
yang satu ini memang dikenal tidak mengenal musim, dimana tanaman pisang
ini dapat berbuah kapan saja.Pisang ini memang menyuguhkan cita rasa yang manis dan nikmat, dapat
diolah dalam berbagai jenis olahan makanan mulai dari pisang goreng, bakar,
rebus ataupun selai. Olahannya yang beragam membuat permintaan pisang kepok di
pasaran terbilang sangat tinggi. Disamping itu juga, pisang gepok ini kaya akan
manfaatkan sehingga layak dibudidayakan. Pisang kepok mengandung serat yang cukup tinggi sehingga buah
ini baik untuk menjaga kesehatan pencernaan Anda. Pisang kepok merupakan sumber
kalium yang memiliki manfaat berlimpah untuk tubuh, terutama bagi kesehatan
kardiovaskular (jantung dan pembuluh darah). Selain itu, makan pisang
kepok dapat menggantikan asupan kalium yang hilang ketika Anda diare atau
muntah-muntah. Manfaat lain dari pisang terdapat
pada kandungan karbohidratnya yang tinggi, Ini membuat pisang bisa dapat
dijadikan pengganti makanan pokok, sehingga mengurangi ketergantungan
masyarakat terhadap beras. Buah pisang mentah dapat diolah menjadi gaplek,
tepung, pati sebagai bahan pokok penganti beras. elain buahnya, tanaman pisang
juga dapat dimanfaatkan bagian bonggol hingga daunnya. Bonggol tanaman pisang
(berupa umbi batang) dan batang muda dapat diolah menjadi sayuran. Bunga pisang
(dikenal sebagai jantung pisang) dapat digunakan untuk sayur maupun lalapan.
Adapun daunnya lazim digunakan untuk pembungkus makanan yang dapat memberikan
rasa harum spesifik pada makanan yang dibungkus dalam keadaan panas. Di
beberapa daerah di Provinsi Bali pisang kepok juga dipakai sebagai sarana
pelengkap buah pada sesajan kebutuhan persembahyangan masyarakat.
Melihat kondisi seperti itu peluang
budidaya pisang dapat menjadi alternative pilihan bagi para petani. Dimana budidaya pisang kepok ini memang terbilang tidak susah dan mudah
untuk dilakukan. Pisang kapok tidak membutuhkan perawatan khusus dan hama
pengganggunya terbilang minim. Dengan kemauan dan minat yang tinggi maka bisnis
budidaya pisang kepok ini dapat dijalankan dengan mudah dan cocok dijalankan
oleh semua orang. Untuk memulai bisnis budidaya pisang kepok ini dapat dilakukan
pada lahan kecil atau pekarangan rumah. Dalam memulai menjalankan bisnis
budidaya pisang kepok membutuhkan beberapa sarana pendukung diantaranya
pengadaan bibit pisang kepok, persiapan lahan dan olah lahan, sewa lahan, cangkul,
gerobak dorong, golok dan sabit, keranjang panen pisang kepok,
timbangan, timba, pompa air, hand sprayer, selang air dan gunting. Dengan
adanya peralatan tersebut maka bisnis budidaya pisang kepok makin maksimal.
Dalam hal pemasaran pisang
kepok, petani atau pelaku usaha tani dapat memasarkannya dengan cara menjualnya
ke pasar atau langsung ke pengepul yang percaya dalam kerjasama pemasarannya, serta
juga dapat memasarkan pisang kepok tersebut ke pelaku bisnis produk yang
menggunakan bahan ini. Konsumen pisang kepok memang tidaklah sulit, konsumen yang
memanfaatkan komoditas pisang kepok cukup besar, mulai dari masyarakat yang
memanfaatkan sebagai buah menja untuk
konsumsi langsung maupun dari pelaku bisnis yang membutuhkan bahan
pisang kepok dalam bahan baku pembuatannya.
Peluang bisnis budidaya pisang kepok
secara tidaklangsung diharapkan menumbhkan UMKM berbasis produksi hortikultura, di kawasan hortikultura atau sentra-sentra produksi
hortikultura.