(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

KENALI BAHAYA KANKER BATANG PADA TANAMAN KOPI

Admin distan | 17 Juni 2025 | 14 kali


I Wayan Sudiarta, S.P.

Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan Ahli Pertama

Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Busungbiu

 

   Tanaman kopi (Coffea spp.) merupakan salah satu komoditas perkebunan penting yang memiliki nilai ekonomi tinggi, khususnya di Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia. Namun, produktivitas tanaman kopi sering mengalami hambatan akibat serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), salah satunya adalah penyakit kanker batang.

Penyakit kanker batang pada tanaman kopi adalah penyakit yang ditandai dengan munculnya luka berwarna cokelat kehitaman pada batang atau cabang, yang kemudian berkembang menjadi cekungan, mengelupas, dan dapat menyebabkan kematian jaringan di sekitarnya. Penyakit ini umumnya disebabkan oleh cendawan patogen seperti Colletotrichum gloeosporioides, Phomopsis spp., dan Corticium koleroga.

Gejala awal berupa bercak-bercak kecil pada batang atau cabang, yang membesar dan membentuk kanker (nekrosis) dengan tepi yang tidak teratur. Luka ini bisa mengeluarkan eksudat berwarna coklat atau kehitaman. Dalam kondisi parah, jaringan kayu dapat terinfeksi, menyebabkan tanaman layu, mati cabang, bahkan kematian tanaman.

Patogen penyebab kanker batang berkembang pesat pada kondisi kelembaban tinggi, curah hujan tinggi, dan lingkungan yang kurang mendapat sinar matahari. Luka pada batang akibat pemangkasan yang tidak bersih atau kerusakan mekanis juga dapat menjadi pintu masuk infeksi. Menurut Yuliasmara et al. (2018), infeksi sering terjadi pada tanaman yang tumbuh di lahan dengan drainase buruk dan sanitasi kebun yang rendah.

Serangan kanker batang menghambat aliran air dan nutrisi, menyebabkan pertumbuhan terhambat, produksi menurun, dan bahkan kematian tanaman. Jika tidak dikendalikan, penyakit ini dapat menyebar dengan cepat ke tanaman lain, terutama dalam kondisi lingkungan yang mendukung.

Pengendalian penyakit kanker batang dilakukan melalui pendekatan terpadu, seperti:

  • Sanitasi kebun: pembersihan dan pemangkasan bagian tanaman yang terinfeksi.
  • Penggunaan fungisida: seperti yang berbahan aktif tembaga atau mankozeb untuk menghambat perkembangan patogen (Sutrisno & Hartono, 2020).
  • Penggunaan varietas tahan penyakit jika tersedia.
  • Pemangkasan dan perawatan luka: luka akibat pemangkasan harus segera ditutup dengan fungisida atau bahan penutup luka tanaman.
  • Rotasi tanaman dan peningkatan drainase kebun juga disarankan.

 

Daftar Pustaka

Hadi, M. S., Suryanto, D., & Prasetyo, B. E. (2015). Identifikasi dan pengendalian penyakit batang pada tanaman kopi di dataran tinggi. Jurnal Perlindungan Tanaman Indonesia, 19(2), 45-52.

Subandi, M., Ardiansyah, R., & Wibowo, A. (2017). Penyakit utama pada tanaman kopi dan strategi pengendaliannya. Buletin Perkebunan, 43(1), 23-30.

Sutrisno, B., & Hartono, S. (2020). Efektivitas berbagai fungisida dalam menekan perkembangan penyakit kanker batang kopi. Jurnal Agrikultura Tropika, 5(1), 66–73.

Yuliasmara, F., Andriyani, N., & Firmansyah, R. (2018). Studi epidemiologi penyakit kanker batang pada tanaman kopi arabika. Jurnal Penelitian Tanaman Industri, 24(1), 37-44.