Oleh : I Kade Purnawirawan Putra, S.P/ Pengendali OPT Pertama
Tanaman
cengkeh (Syzygium aromaticum L.) dari famili Myrtaceae merupakan salah satu
tanaman perkebunan penghasil rempah-rempah yang telah digunakan sebagai obat
tradisional, bahan anastetik dalam dunia kedokteran dan banyak dimanfaatkan
sebagai bahan baku dalam farmasi. Cengkeh juga mempunyai nilai ekonomi cukup
tinggi dalam komoditas perkebunan di Bali. Umur
tanaman cengkeh yang panjang (300-400 tahun) juga salah satu alasan bahwa
tanaman cengkeh mendatangkan keuntungan yang menjanjikan bagi pendapatan
petani. Permasalahan OPT utama yang dihadapi di Kabupaten Buleleng yaitu adanya
serangan Jamur Akar Putih (JAP). Pada bagian akar kelihatan
benang-benang jamur (rizomorf) berwarna putih yang menyerupai jamur akar putih
penyebab penyakit akar putih pada tanaman mente. Penyakit akar putih yang
disebabkan oleh jamur Rigidoporus lignosus merupakan penyakit yang memiliki
kisaran inang luas dan menyerang beberapa jenis tanaman, seperti: tanaman cengkeh,
karet, mente, teh, kopi, kakao, kelapa, kelapa sawit, mangga, nangka, ubi kayu
dan jati.
Tanaman cengkeh yang terserang patogen penyakit akar putih di lapangan menunjukkaan gejala berupa daun tanaman terlihat berwarna pucat dan kurang mengkilap (kusam), daun layu, kering dan bagian tepi atau ujung daun melipat ke dalam, akhirnya daun gugur. Tanaman cengkeh tampak hanya ranting yang mengering dan akhirnya ranting mati. Pada akar tanaman cengkeh terlihat rizomorf jamur berwarna putih menempel dari leher akar dan menjalar longitudinal sepanjang akar.
Pengendalian patogen penyakit akar putih yang menyerupai jamur akar putih (JAP) cukup sulit, karena patogen ini bersifat tular tanah. Oleh karenanya perlu dilakukan tindakan pengendalian secara terintegrasi berupa kultur teknis (sanitasi kebun, penjarangan jarak tanam), pengendalian biologis dan mekanis, serta menjaga tanaman agar terhindar dari luka. Potensi Trichoderma spp. sebagai jamur antagonis yang bersifat preventif terhadap serangan penyakit tanaman telah menjadikan jamur tersebut semakin luas digunakan oleh petani dalam usaha pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT). Trichoderma sp. dapat digunakan sebagai agensia biokontrol melawan beberapa jamur petogenik tular tanah seperti Jamur Akar Putih.