Oleh: I Kade Purnawirawan Putra, S.P/ POPT Pertama di BPP Kec. Buleleng
Tikus merupakan salah satu hama
utama yang merusak tanaman padi di berbagai wilayah pertanian, khususnya di
Asia Tenggara. Serangan tikus bisa terjadi sejak awal musim tanam hingga masa
panen dan dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar, baik dari segi hasil
panen maupun biaya pengendalian.
Jenis Tikus yang
Menyerang Tanaman Padi
Jenis tikus yang paling sering
menyerang tanaman padi antara lain:
· Rattus
argentiventer (tikus sawah)
· Rattus
tanezumi (tikus rumah)
· Bandicota
indica (tikus wirok)
Dari ketiganya, Rattus
argentiventer merupakan yang paling merusak di lahan persawahan.
Serangan tikus pada tanaman padi
bisa menyebabkan kerusakan pada bibit dan tanaman muda, patah batang padi saat
fase anakan dan bunting, kehilangan gabah saat fase pematangan, penurunan hasil
panen secara signifikan (hingga 20–50% pada serangan berat). Tikus bersifat
nokturnal (aktif di malam hari), bersembunyi di pematang, semak, atau
lubang-lubang tanah, sehingga sulit dideteksi dan dikendalikan secara langsung.
Beberapa faktor yang mempercepat
populasi tikus di sawah adalah Kondisi lingkungan yang mendukung:
seperti pematang yang tidak bersih dan banyak semak, Sistem tanam tidak
serempak: membuat tikus selalu memiliki makanan di berbagai usia
tanaman, Minimnya predator alami: seperti ular, burung hantu,
atau luwak, Kurangnya pengendalian terkoordinasi antar petani.
Pengendalian hama tikus harus
dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan. Beberapa metode yang umum digunakan
meliputi:
1.
Pengendalian Hayati
·
Memelihara predator alami seperti burung hantu (Tyto
alba) dengan memasang rumah burung hantu di sekitar sawah.
2.
Pengendalian Kultur Teknik
·
Tanam serempak di satu kawasan.
·
Membersihkan pematang dari semak-semak dan
lubang sarang tikus.
·
Penggenangan lahan secara berkala.
3.
Pengendalian Mekanik dan Fisik
·
Menangkap tikus dengan jebakan.
·
Gropyokan atau perburuan tikus massal secara
rutin.
·
Menutup lubang sarang tikus.
4.
Pengendalian Kimia
·
Menggunakan rodentisida (racun tikus) dengan
hati-hati dan sesuai dosis agar tidak membahayakan manusia dan hewan lain.
·
Penempatan umpan beracun di lokasi strategis.
Kesimpulan
Tikus merupakan hama berbahaya bagi tanaman padi dan dapat menurunkan
produktivitas secara drastis jika tidak dikendalikan. Pengendalian hama tikus
harus dilakukan secara terpadu, terorganisir, dan berkelanjutan,
melibatkan seluruh petani di satu kawasan. Dengan strategi yang tepat, ancaman
tikus dapat dikurangi sehingga hasil panen tetap optimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Anggara
Agus Warya, Sudarmaji. 2008. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Modul. Balai
Besar Penelitian Tanaman Padi.
Priyambodo
S. 2003. Pengendalia Hama Tikus Terpadu. Jakarta.
Santosa
Sartono Joko, Sulistyo Joko. 2007. Peranan Musuh Alami Hama Utama Padi Pada
Ekosistem Sawah. Jurnal Inovasi Pertanian.