(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Dari Lubang ke Ladang: Mengupas Tuntas Hama Tikus pada Padi!

Admin distan | 30 Mei 2025 | 34 kali


Oleh: I Kade Purnawirawan Putra, S.P/ POPT Pertama di BPP Kec. Buleleng


Tikus merupakan salah satu hama utama yang merusak tanaman padi di berbagai wilayah pertanian, khususnya di Asia Tenggara. Serangan tikus bisa terjadi sejak awal musim tanam hingga masa panen dan dapat menyebabkan kerugian yang sangat besar, baik dari segi hasil panen maupun biaya pengendalian.

Jenis Tikus yang Menyerang Tanaman Padi

Jenis tikus yang paling sering menyerang tanaman padi antara lain:

·       Rattus argentiventer (tikus sawah)

·       Rattus tanezumi (tikus rumah)

·       Bandicota indica (tikus wirok)

Dari ketiganya, Rattus argentiventer merupakan yang paling merusak di lahan persawahan.

Serangan tikus pada tanaman padi bisa menyebabkan kerusakan pada bibit dan tanaman muda, patah batang padi saat fase anakan dan bunting, kehilangan gabah saat fase pematangan, penurunan hasil panen secara signifikan (hingga 20–50% pada serangan berat). Tikus bersifat nokturnal (aktif di malam hari), bersembunyi di pematang, semak, atau lubang-lubang tanah, sehingga sulit dideteksi dan dikendalikan secara langsung.

Beberapa faktor yang mempercepat populasi tikus di sawah adalah Kondisi lingkungan yang mendukung: seperti pematang yang tidak bersih dan banyak semak, Sistem tanam tidak serempak: membuat tikus selalu memiliki makanan di berbagai usia tanaman, Minimnya predator alami: seperti ular, burung hantu, atau luwak, Kurangnya pengendalian terkoordinasi antar petani.

Pengendalian hama tikus harus dilakukan secara terpadu dan berkelanjutan. Beberapa metode yang umum digunakan meliputi:

1.    Pengendalian Hayati

·      Memelihara predator alami seperti burung hantu (Tyto alba) dengan memasang rumah burung hantu di sekitar sawah.

2.    Pengendalian Kultur Teknik

·      Tanam serempak di satu kawasan.

·      Membersihkan pematang dari semak-semak dan lubang sarang tikus.

·      Penggenangan lahan secara berkala.

3.    Pengendalian Mekanik dan Fisik

·      Menangkap tikus dengan jebakan.

·      Gropyokan atau perburuan tikus massal secara rutin.

·      Menutup lubang sarang tikus.

4.    Pengendalian Kimia

·      Menggunakan rodentisida (racun tikus) dengan hati-hati dan sesuai dosis agar tidak membahayakan manusia dan hewan lain.

·      Penempatan umpan beracun di lokasi strategis.

 

Kesimpulan
Tikus merupakan hama berbahaya bagi tanaman padi dan dapat menurunkan produktivitas secara drastis jika tidak dikendalikan. Pengendalian hama tikus harus dilakukan secara terpadu, terorganisir, dan berkelanjutan, melibatkan seluruh petani di satu kawasan. Dengan strategi yang tepat, ancaman tikus dapat dikurangi sehingga hasil panen tetap optimal.

 

DAFTAR PUSTAKA

Anggara Agus Warya, Sudarmaji. 2008. Pengendalian Hama Tikus Terpadu. Modul. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.

Priyambodo S. 2003. Pengendalia Hama Tikus Terpadu. Jakarta.

Santosa Sartono Joko, Sulistyo Joko. 2007. Peranan Musuh Alami Hama Utama Padi Pada Ekosistem Sawah. Jurnal Inovasi Pertanian.