Oleh
: I Made Carma,SP.
Yang satu ini sangat menarik bagi yang
mau menambah incam keluarga dari usaha dibidang pertanian tanpa membutuhkan
biaya/cost dan lahan usaha yang luas. Hanya dengan tanah ukuran 4 x 12 m telah
dapat menambah penghasilan rata-rata Rp.1.013.500,- (Satu Juta Tiga Belas Ribu
Lima Ratus Rupiah) setiap bulannya yaitu
budidaya jamur tiram putih (Flourotus
Floridae) dengan membuat kumbung dari bahan-bahan bangunan bekas. Berikut ini
penulis memaparkan hasil kajiannya : Dahulu jika ada masyarakat yang merenopasi
rumah, maka bahan-bahan bangunan bekasnya akan digunakan kayu bakar untuk
memasak atau keperluan lainnya. Namun sekarang seiring dengan meningkatnya
tarap hidup masyarakat telah hampir semua menggunakan kompor gas untuk memasak.
Sehingga sekarang bahan-bahan bangunan bekas tersebut tidak ada artinya bahkan
sering kali menjadi beban si pemilik bangunan jika merenopasi
rumahnya.Memperhatikan masalah tersebut penulis mencoba memanpaatkan peluang
tersebut dengan meminta bahan-bahan bangunan bekas pada orang nyang merenopasi
rumah untuk dijadikan Kumbung/rumah jamur. Bahan bangunan bekas yang bisa
bermanpaat untuk pembuatan kumbung jamur diantaranya : Genteng bekas untuk
atap, balok-balok bekas untuk kerangka/kap bangunan kumbung, plapon bekas untuk
dinding kumbung, balok kecil/usuk bekas untuk pembuatan rak tempat baglog. Jadi
yang perlu biaya ekstra adalah hanya membeli beton untuk tiang penyangga, paku
dan membeli baglog yang siap simpan.
I.Tehnik pembuatan kumbung dengan
bahan bangunan bekas :
1. Kumpulkan dahulu bahan-bahan bangunan
bekas tersebut diatas: untuk kayu balok pilih jangan yang sudah lapuk,
sedangkan untuk dinding sangat baik jika dapat flapon bekas dari kasa bambu,
genteng bekas dibersihkan dahulu lumut-lumut yang menempel dengan sikat kawat
sedangkan untuk tiang penyangga usahakan dari balok beton tentunya dengan
membeli.
2. Tempat bangunan kumbung : lokasinya
diusahakan ada naungan pohon,tidak dekat dengan bengkel motor, arah bangunan
usahakan memanjang Timur Barat untuk memudahkan sirkulasi udara, mudah
ditenggok sewaktu waktu, dan mudah untuk menyiram.
3. Tiang bangunan/balok beton minimal
dibuat tinggi 4,5 m (membuat/membeli).
4. Buatkan Pentelasi pada dinding sebelah
utara dan selatan dengan ukuran 60 x 50 cm,dibuat sedemikian rupa agar bisa
dibuka dan ditutup.
5. Lantai kumbung cukup dari tatah dan
sangat baik bila dicampur dengan pasir dengan perbandingan 4 : 1 ( tanah :
pasir ), tujuannya untuk menjaga kelembaban ruangan agar pertumbuhan mesilium
dapat berkembang baik menjadi bakal tubuh buah.
6. Pembuatan rak utuk tempat baglog
disesuaikan dengan cara menempatkan baglog :
Jika penempatannya horizontal (lobang
baglog kesamping) lebar rak dibuat 50 cm dan tinggi masing-masing ruang 25 cm,
dengan demikian baglog dapat ditumpuk dua secara horizontal untuk tiap ruang
rak, rak semacam ini baglog dapat ditempatkan secara tail the tail (bertolak
belakang) dan sangat efisien dengan tempat. Jarak antar rak satu dengan lainnya
cukup 70 cm saja untuk ruang jalan 1 orang. Bangunan kumbung dengan ukuran 12 x
4 m serta model pembuatan rak seperti ini akan dapat disimpan baglog sebanyak ±
4.000 log.
7. Setelah kumbung selesai kegiatan
selanjutnya adalah penyemprotan ruangan kumbung dengan desinfektan/antiseptic
dengan tujuan agar mikroorganisme atau cendawan lain dalam ruangan kumbung
seteril. Setelah 1 (satu) hari penyemprotan baglog siap simpan boleh dimasukkan
ke dalam ruangan kumbung.
Pertumbuhan
mesilium akan sangat dipengaruhi lingkungan sekitarnya untuk itu perlu
diketahui kondisi yang cocok untuk pertumbuhan jamur tiram sbb :
A. Suhu : Mesilium jamur tiram putih akan
tumbuh baik pada kisaran suhu 23 - 28°C sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buah
(yang bentuknya seperti cangkang tiram) membutuhkan suhu 13 - 15°C. Untuk
maksud tersebut maka membuka dan menutup ventelasi sangat tergantung pada
kondisi pertumbuhan jamur.
B. Kelembaban : Jamur tiram putih bersih
(Flourotus Floridae) membutuhkan
kelembaban antara 60 – 90 %, untuk mencapai kelembaban tersebut masing-masing
petani memiliki pengalaman yang berbeda sesuai dengan kondisi lingkungan
masing-masing.
C. Udara : Jamur tiram putih bersih
termasuk tanaman Saprofit Fakultatif Aerobic yaitu membutuhkan oksigen sebagai
senyawa pertumbuhannya. Sirkulasi udara dalam kumbung akan mempengaruhi dan
menjamin pasukan oksigen. Jika kurang oksigen miselium yang bertumbuh menjadi
batang tubuh buah akan mudah layu dan mati untuk itu perlu dibuat ventelasi
udara .
D. PH : Miselium jamur akan bertumbuh
dengan baik pada media yang memiliki PH agak masam yaitu : 5,0 – 6,5, PH media
diperlukan untuk metabolisme seperti untuk memproduksi asam organic, jika
terlalu asampertumbuhan akan terganggu dan jikan terlalu basa akan mati.
II.Tehnik
Budidaya :
a. Kalau belum terampil membuat/menyemai
spora jamur dalam baglok maka untuk lebih simpelnya dapat membeli baglog yang
sudah siap simpan/pelihara pada perusahaan/petani yang sudah ahli dan
teruji/terkenal keberhasilannya. Untuk kumbung 12 x 4 m bias disiapkan ± 4.000
baglog. Simpanlah baglog dengan teratur pada rak yang disudah disiapkan dan
pastikan sudah disemprot dengan desinfektan.
b. Pelepasan kapas penutup baglog
dilakukan apabila miselium sudah tumbuh merata pada media/baglok, yang
ditandakan dengan warna putih serta tidak kelihatan serbuk gergaji kayu.
Biasanya dilakukan 4-5 minggu sejak menyemaian baglog, namun sesuai dengan
kondisi lingkungan daerah masing-masing.
c. Penorehan plastic baglog tahap pertama
bisa dilakukan bersamaan saat pelepasan kapas penutup baglog. Torehlah pada
bagian depan baglog sebanyak 4 lobang memanjang dengan menggunakan silet/pisau
yang sudah disterilkan dengan alkohol. Batang tubuh buah jamur akan tumbuh pada
lobang torehan tadi. Penorehan berikutnya pada bagian tengah baglog pada umur 8
minggu dan penorehan ke tiga pada umur 12 minggu.Penorehan pada tahap ke tiga
ini bisa ditoreh sebanyak-banyaknya dengan catatan jangan sampai pisik baglog
rusak.
d. Buka tutup pentelasi : pentelasi
ditutup apabila angin cukup kencang, cuaca sangat panas. Pada kondisi seperti
ini penyiraman air bersih dengan cara penyemprotan sangat perlu dilakukan
usahakan penyemprotan memakai tangki bebas pestisida dengan posisi nosel
berkabut.
e. Pengendalian hama penyakit : hama
penting yang menyerang jamur yaitu : ulat,rayap dan lalat muring. Pengasapan
diluar kumbung secara rutin dapat mencegah hama tersebut, tidak dianjurkan
menggunakan bahan kimia untuk mengendalikan hama agar kualitas jamur tetap
terjaga.
f.
Panen
: Panen dilakukan pada umur 2 – 3 hari sejak munculnya bakal tubuh buah dengan
cara mencabut batang seluruhnya,usahakan jangan ada pangkal batang yang tersisa
karena jika hal ini terjadi pangkal batang yang tersisa akan membusuk dan
mengundang serangga muring,dan cendawan lain dan mengeluarkan bau busuk. Waktu
panen yang menguntungkan adalah sore hari-petang hari hal ini bertujuan untuk
menjaga kesegaran jamur saat dipasarkan dan mengurangi susut bobot. Demikian
selamat mencoba,dan mari berbuat untuk kertahanan pangan RI.