(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DENGAN BAHAN BANGUNAN BEKAS

Admin distan | 14 Juni 2022 | 6311 kali

BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DENGAN BAHAN BANGUNAN BEKAS


Oleh : I Made Carma,SP.

            Yang satu ini sangat menarik bagi yang mau menambah incam keluarga dari usaha dibidang pertanian tanpa membutuhkan biaya/cost dan lahan usaha yang luas. Hanya dengan tanah ukuran 4 x 12 m telah dapat menambah penghasilan rata-rata Rp.1.013.500,- (Satu Juta Tiga Belas Ribu Lima Ratus Rupiah) setiap bulannya yaitu  budidaya jamur tiram putih (Flourotus Floridae) dengan membuat kumbung dari bahan-bahan bangunan bekas. Berikut ini penulis memaparkan hasil kajiannya : Dahulu jika ada masyarakat yang merenopasi rumah, maka bahan-bahan bangunan bekasnya akan digunakan kayu bakar untuk memasak atau keperluan lainnya. Namun sekarang seiring dengan meningkatnya tarap hidup masyarakat telah hampir semua menggunakan kompor gas untuk memasak. Sehingga sekarang bahan-bahan bangunan bekas tersebut tidak ada artinya bahkan sering kali menjadi beban si pemilik bangunan jika merenopasi rumahnya.Memperhatikan masalah tersebut penulis mencoba memanpaatkan peluang tersebut dengan meminta bahan-bahan bangunan bekas pada orang nyang merenopasi rumah untuk dijadikan Kumbung/rumah jamur. Bahan bangunan bekas yang bisa bermanpaat untuk pembuatan kumbung jamur diantaranya : Genteng bekas untuk atap, balok-balok bekas untuk kerangka/kap bangunan kumbung, plapon bekas untuk dinding kumbung, balok kecil/usuk bekas untuk pembuatan rak tempat baglog. Jadi yang perlu biaya ekstra adalah hanya membeli beton untuk tiang penyangga, paku dan membeli baglog yang siap simpan.

I.Tehnik pembuatan kumbung dengan bahan bangunan bekas :

1.      Kumpulkan dahulu bahan-bahan bangunan bekas tersebut diatas: untuk kayu balok pilih jangan yang sudah lapuk, sedangkan untuk dinding sangat baik jika dapat flapon bekas dari kasa bambu, genteng bekas dibersihkan dahulu lumut-lumut yang menempel dengan sikat kawat sedangkan untuk tiang penyangga usahakan dari balok beton tentunya dengan membeli.

2.      Tempat bangunan kumbung : lokasinya diusahakan ada naungan pohon,tidak dekat dengan bengkel motor, arah bangunan usahakan memanjang Timur Barat untuk memudahkan sirkulasi udara, mudah ditenggok sewaktu waktu, dan mudah untuk menyiram.

3.      Tiang bangunan/balok beton minimal dibuat tinggi 4,5 m (membuat/membeli).

4.      Buatkan Pentelasi pada dinding sebelah utara dan selatan dengan ukuran 60 x 50 cm,dibuat sedemikian rupa agar bisa dibuka dan ditutup.

5.      Lantai kumbung cukup dari tatah dan sangat baik bila dicampur dengan pasir dengan perbandingan 4 : 1 ( tanah : pasir ), tujuannya untuk menjaga kelembaban ruangan agar pertumbuhan mesilium dapat berkembang baik menjadi bakal tubuh buah.

6.      Pembuatan rak utuk tempat baglog disesuaikan dengan cara menempatkan baglog :

Jika penempatannya horizontal (lobang baglog kesamping) lebar rak dibuat 50 cm dan tinggi masing-masing ruang 25 cm, dengan demikian baglog dapat ditumpuk dua secara horizontal untuk tiap ruang rak, rak semacam ini baglog dapat ditempatkan secara tail the tail (bertolak belakang) dan sangat efisien dengan tempat. Jarak antar rak satu dengan lainnya cukup 70 cm saja untuk ruang jalan 1 orang. Bangunan kumbung dengan ukuran 12 x 4 m serta model pembuatan rak seperti ini akan dapat disimpan baglog sebanyak ± 4.000 log.

7.      Setelah kumbung selesai kegiatan selanjutnya adalah penyemprotan ruangan kumbung dengan desinfektan/antiseptic dengan tujuan agar mikroorganisme atau cendawan lain dalam ruangan kumbung seteril. Setelah 1 (satu) hari penyemprotan baglog siap simpan boleh dimasukkan ke dalam ruangan kumbung.

              Pertumbuhan mesilium akan sangat dipengaruhi lingkungan sekitarnya untuk itu perlu diketahui kondisi yang cocok untuk pertumbuhan jamur tiram sbb :

A.      Suhu : Mesilium jamur tiram putih akan tumbuh baik pada kisaran suhu 23 - 28°C sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buah (yang bentuknya seperti cangkang tiram) membutuhkan suhu 13 - 15°C. Untuk maksud tersebut maka membuka dan menutup ventelasi sangat tergantung pada kondisi pertumbuhan jamur.

B.      Kelembaban : Jamur tiram putih bersih (Flourotus Floridae) membutuhkan kelembaban antara 60 – 90 %, untuk mencapai kelembaban tersebut masing-masing petani memiliki pengalaman yang berbeda sesuai dengan kondisi lingkungan masing-masing.

C.      Udara : Jamur tiram putih bersih termasuk tanaman Saprofit Fakultatif Aerobic yaitu membutuhkan oksigen sebagai senyawa pertumbuhannya. Sirkulasi udara dalam kumbung akan mempengaruhi dan menjamin pasukan oksigen. Jika kurang oksigen miselium yang bertumbuh menjadi batang tubuh buah akan mudah layu dan mati untuk itu perlu dibuat ventelasi udara .

D.     PH : Miselium jamur akan bertumbuh dengan baik pada media yang memiliki PH agak masam yaitu : 5,0 – 6,5, PH media diperlukan untuk metabolisme seperti untuk memproduksi asam organic, jika terlalu asampertumbuhan akan terganggu dan jikan terlalu basa akan mati.

II.Tehnik Budidaya :

a.      Kalau belum terampil membuat/menyemai spora jamur dalam baglok maka untuk lebih simpelnya dapat membeli baglog yang sudah siap simpan/pelihara pada perusahaan/petani yang sudah ahli dan teruji/terkenal keberhasilannya. Untuk kumbung 12 x 4 m bias disiapkan ± 4.000 baglog. Simpanlah baglog dengan teratur pada rak yang disudah disiapkan dan pastikan sudah disemprot dengan desinfektan.

b.      Pelepasan kapas penutup baglog dilakukan apabila miselium sudah tumbuh merata pada media/baglok, yang ditandakan dengan warna putih serta tidak kelihatan serbuk gergaji kayu. Biasanya dilakukan 4-5 minggu sejak menyemaian baglog, namun sesuai dengan kondisi lingkungan daerah masing-masing.

c.       Penorehan plastic baglog tahap pertama bisa dilakukan bersamaan saat pelepasan kapas penutup baglog. Torehlah pada bagian depan baglog sebanyak 4 lobang memanjang dengan menggunakan silet/pisau yang sudah disterilkan dengan alkohol. Batang tubuh buah jamur akan tumbuh pada lobang torehan tadi. Penorehan berikutnya pada bagian tengah baglog pada umur 8 minggu dan penorehan ke tiga pada umur 12 minggu.Penorehan pada tahap ke tiga ini bisa ditoreh sebanyak-banyaknya dengan catatan jangan sampai pisik baglog rusak.

d.      Buka tutup pentelasi : pentelasi ditutup apabila angin cukup kencang, cuaca sangat panas. Pada kondisi seperti ini penyiraman air bersih dengan cara penyemprotan sangat perlu dilakukan usahakan penyemprotan memakai tangki bebas pestisida dengan posisi nosel berkabut.

e.      Pengendalian hama penyakit : hama penting yang menyerang jamur yaitu : ulat,rayap dan lalat muring. Pengasapan diluar kumbung secara rutin dapat mencegah hama tersebut, tidak dianjurkan menggunakan bahan kimia untuk mengendalikan hama agar kualitas jamur tetap terjaga.

f.        Panen : Panen dilakukan pada umur 2 – 3 hari sejak munculnya bakal tubuh buah dengan cara mencabut batang seluruhnya,usahakan jangan ada pangkal batang yang tersisa karena jika hal ini terjadi pangkal batang yang tersisa akan membusuk dan mengundang serangga muring,dan cendawan lain dan mengeluarkan bau busuk. Waktu panen yang menguntungkan adalah sore hari-petang hari hal ini bertujuan untuk menjaga kesegaran jamur saat dipasarkan dan mengurangi susut bobot. Demikian selamat mencoba,dan mari berbuat untuk kertahanan pangan RI.