Petani adalah pelaku utama wirausaha agribisnis, yang penghasilannya bersumber dari usaha agribisnis komoditas pertanian dalam arti luas, untuk itu diperlukan petani handal yang mampu melihat dan menilai peluang bisnis, mampu mengoptimalkan sumber daya dan mengambil tindakan yang tepat guna meningkatkan pendapatan dari usaha agribisnisnya Jiwa kewirausahaan tidak dibawa sejak lahir tetapi dapat dikembangkan melalui proses pembelajaran atau pendidikan (diklat) dan pengalaman langsung di lapangan. Keberhasilannya tergantung pada sejauh mana mampu mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan terutama sikap mental dan keperibadian
Tahapan untuk mengembangkan diri menjadi wirausahawan adalah : pilih kegiatan bisnis yang sesuai dengan watak, kepribadian dan profesi anda, ambil pelajaran dari pelaku sejenis yang telah berhasil, pelajari secara rinci semua tahapan kegiatan usaha yang dipilih, jangan cepat merasa puas dengen hasil yang telah berhasil dicapai, jangan bersikap statis, senantiasa berorientasi kepada aksi, buat skedul kerja sebagai acuan kedisiplinan kerja berikut targetnya, berdedikasi tinggi terhadap pekerjaan, kembangkanlah kerjasama, kembangkan penampilan dan kemampuan berkomunikasi dalam bisnis, kembangkan kemampuan utk mengambil keputusan berdasarkan informasi dan fakta
MODEL USAHA AGRIBISNIS
1. Usaha mono spesifik (produksi bibit, pupuk, pakan, obat-obatan, produksi komuditas usahatani, pengolahan dan pemasaran)
2. Usaha terintegrasi (tumpang sari berbasis komoditas, berbasis kinerja, berbasis LEISA/tanpa limbah)
3. Usaha kemitraan (kemitraan Inti-plasma (PIR, Pengelola, Penghela), Bapak angkat, kesepakatan bisnis) dll
STRATEGI PEMBERDAYAAN USAHA AGRIBISNIS
1. Memanfaatkan berbagai media untuk pembelajaran
2. Pelatihan dilakukan utk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, penerapan teknologi, manajemen agribisnis, kerjasama usaha/kemitraan, pengolahan pasca panen, dan pemasaran hasil
3. Pelatihan untuk mengembangkan sikap mental dan kepribadian usaha agribisnis
4. Penguatan peran kelembagaan dalam pemberdayaan usaha agribisnis
LEMBAGA PEMBERDAYAAN USAHA AGRIBISNIS
Kelembagaan agribisnis yang diharapkan dapat mengembangkan usaha agribisnis adalah : Penguatan kelembagaan petani (kelompok, koperasi, asosiasi serta sistem nilai dan norma), Aktivasi Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Aktivasi Diklat/sekolah Pertanian (SPP,APP,STPP), Perguruan tinggi, LSM, dan Lembaga swasta, Lembaga lainnya
Tahapan pengembangan wirausahawan agribisnis :
1. Mengupayakan unit percontohan, indikator keberhasilan: terwujud unit percontohan usaha agribisnis terpadu yang terkelola secara efisien dan efektif
2. Mengupayakan klinik konsultasi agribisnis (KKA), indikator keberhasilan : adanya ruangan konsultan dan adanya petani berkonsultasi
3. Melakukan pusat-pusat pelatihan agribisnis, indikator keberhasilan : terselanggaranya pelatihan sesuai kebutuhan peserta dan ada rencana tindak lanjut setelah selesai pelatihan
4. Melakukan fungsi pengembangan lembaga kewirausahaan agribisnis menjadi Pusat Incubator Agribisnis (PIA), indikator keberhasilan : adanya kontrak kerja dengan tenant, dan biaya manajemen PIA dari fee tenant
Stategi pengembangan kewiwausahaan agribisnis :
1. Meningkatkan kemampuan lembaga yang berpotensi sebagai penggerak agribisnis yang handal
2. Pemberdayaan masyarakat pelaku agribisnis oleh lembaga yang handal
3. Proses pembelajaran partisipatif yang sesuai dengan kebutuhan spesifik lokasi
4. Penyediaan dana kredit murah oleh lembaga keuangan pemerintah
5. Mewujudkan pasar dan sistem pemasaran diberbagai tingkatan secara jelas, mulai dari kecamatan, kabupaten, provinsi dan nasional
6. Menyediakan teknologi yang efektif sesuai perkembangan kebutuhan pelaku usaha agribisnis
Stategi pemberdayaan lembaga pengembangan kewirausahan agribisnis :
1. Penguatan kelembagaan
2. Pengembangan materi kurikulum pelatihan/diklat
3. Pengembangan berbagai metode pembelajaran diklat secara lebih kreatif
4. Fasilitasi pemerintah dalam bentuk diklat, pemagangan, pasar dan sistem pemasaran hasil, penyediaan teknologi, penyediaan krdit murah dan mudah, dan penyediaan informasi
5. Koordinasi antar instansi terkait secara konstruktif
Jalur memasuki kegiatan wirausaha:
* Memasuki bisnis keluarga
* Membuka bisnis tambahan dari bisnis yg telah ada
* Membuka suatu bisnis baru
* Membeli bisnis yg telah ada
Waktu memulai bisnis:
- Saat masih sekolah/kuliah
- setelah lulus sekolah/kuliah
- Saat bekerja pada profesi ttt (paruh waktu)
- Setelah berhenti dr suatu pekerjaan ttt
- Setelah berhasil melakukan pekerjaan pokok
- Ketika sedang menunggu pekerjaan
Dalam merintis usaha agribisnis baru, hal yang perlu diperhatikan :
Modal utama : ide, niat, pengetahuan dan keterampilan, uang, dll
Memahami tentang:
a. Jenis usaha yang akan dirintis
b. Eknis operasional usaha yang akan dirintis
c. Bentuk usaha dan kepemilikan usaha
d. Likasi usaha
e. Organisasi usaha
f. Jaminan modal usaha
g. Lingkungan usaha yg kondusif
Kiat sukses wirausahawan :
1. Adanya niat yang kuat
2. Mau bekerja keras, tekun, ulet
3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan di bidang yang diniati
4. Memiliki keberanian mengambil risiko dan memulai usaha
5. Mau dan mampu bekerjasama
6. Mampu memahami situasi lingkungan
7. Mampu kreatif dan inovatif
8. Mempunyai empati kepada SDM
9. Mampu menerapkan manajemen dan kepemimpinan dengan baik
10. Mampu mengelola keuangan dengan cermat
11. Memiliki kepribadian yang produktif
12. Berpenampilan baik
13. Pandai membuat keputusan
14. Mau belajar dan menambah ilmu tiada henti
15. Punya ambisi kuat untuk maju
16. Pandai berkomunikasi
MEMBANGUN USAHA AGRIBISNIS
Bangunlah agribisnis berkebudayaan industri agar pendapatan dan kesejahteraan petani meningkat
Ciri perilaku agribisnis berbudaya industri:
1. Tekun, ulet, kerja keras, hemat, disiplin dan menghargai waktu
2. Mampu merencanakan dan mengelola usaha
3. Selalu memegang teguh azas efsiensi dan produktivitas
4. Menggunakan tekno tepat guna akrab lingkungan
5. Mempunyai motivasi kuat utk berhasil
6. Berorientasi kpd kualitas dan permintaan pasar