Mengatasi
Hama Pada Tanaman Jagung
Hama tanaman jagung atau OPT (Organisme Pengganggu Tanaman) merupakan faktor terjadinya kegagalan dalam budidaya jagung. Selain cara budidaya yang tepat, untuk mendapatkan hasil maksimal dari tanaman jagung adalah pengendalian hama secara tepat. Jika tidak, sudah dapat dipastikan kerugian pada budidaya jagung akan mengalami kerugian. Hama yang biasanya ditemukan pada tanaman jagung antara lain belalang, lalat bibit, ulat tanah, ulat grayak, kutu daun, kumbang bubuk, penggerek tongkol, serta penggerek batang. Pengendalian dapat dilakukan secara teknis dan secara kimiawi.
Jenis-jenis
Hama pada Tanaman Jagung
1. Belalang (Oxya chinensis dan Locusta sp.)
Hama
belalang yang menyerang tanaman jagung ada dua jenis, yaitu Oxya chinensis dan
Locusta sp.. Belalang menyerang dengan cara memakan tanaman jagung yang masih
muda. Serangan belalang bisa menghabiskan seluruh bagian daun, bahkan tulang
daun. Hama belalang banyak dijumpai pada dataran rendah, persawahan dan lahan
yang berdekatan dengan padang rumput yang luas. Hama belalang dapat diatasi
dengan musuh alami, yakni burung, laba-laba dan Systoecus sp.
Pengendalian
dapat dilakukan dengan aplikasi biopestisida yang berbahan aktif Metarhizium
anisopliae. Biopestisida ini mampu mengendalikan 70 hingga 90% hama belalang.
Perlakuan secara kimiawi bisa menggunakan pestisida regent, curacron, prevathon
atau lannet.
2. Lalat Bibit (Atherigona sp.)
Lalat
bibit menyerang tunas muda pada jagung yang baru tumbuh. Kerusakan akibat hama
ini bisa mencapai 80%. Lalat ini hanya ditemukan di pulau Jawa dan Sumatera.
Lalat ini merupakan larva dari serangga yang baru menetas dan menyerang dengan
cara melubangi batang dan memakannya hingga ke dasar batang. Tanaman yang
terserang menjadi kuning, kerdil bahkan mati.
Pengendalian
dilakukan dengan pergiliran tanaman, menjaga kebersihan lahan dan pemilihan
waktu tanam yang tepat. Perlakuan secara kimiawi dapat dilakukan dengan cara
mencampur benih dengan nematisida seperti furadan, curater, petrofur atau
pentakur. Setelah tanaman berumur 5 – 7 hari dapat disemprot dengan curacron,
regent atau prevathon.
3. Ulat Tanah (Agrotis sp.)
Hama
ini menyerang batang dan daun tanaman muda, hingga menyebabkan tanaman mati.
Ulat tanah aktif dan menyerang pada malam hari, sedangkan pada siang hari
bersembunyi didalam tanah. Hama ini biasanya menyerang dengan memotong batang
tanaman muda.
Pengendalian
dapat dilakukan dengan cara pengolahan lahan yang tepat, pergiliran tanaman,
dan menjaga kebersihan lahan. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada malam hari
menggunakan insektisida curacron, lannet atau prevathon.
4. Kumbang Bubuk (Sitophilus zeamais Motsch)
Kumbang
bubuk menyerang tonggkol jagung dilahan menjelang panen, hingga ketempat
penyimpanan. Kumbang ini menyerang biji jagung dan menyebabkan biji berlubang
dan rusak. Hama ini memiliki banyak tanaman inang seperti padi, kacang tanah,
kedelai, kacang hijau dan sebagainya.
Pengendalian
dapat dilakukan dengan cara pergiliran tanaman, menggunakan varietas tahan, dan
panen tepat waktu. Pencegahan dilakukan dengan menjaga agar tongkol tetap
tertutup kelobot hingga masa panen. Pemberian nutrisi dan pengairan yang cukup
agar tongkol tidak mudah busuk. Tongkol yang busuk mudah terinfeksi oleh
kumbang ini.
5. Ulat Grayak (Spodoptera sp.)
Ulat
grayak biasanya menyerang tanaman secara berkelompok, dan bersembunyi dabawah
daun. Serangan biasanya terjadi pada daun, yang menyebabkan daun menjadi
transparan, berlubang dan bahkan hanya tersisa tulang daunnya saja.
Pengendalian
dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida lannet, santoat, regent,
prevathon atau curacron.
6. Penggerek Tongkol (Heliotis armigera, Helicoverpa armigera)
Penggerek
tongkol ada larva dari lalat heliotis. Lalat ini meletakkan telur-telurnya pada
rambut jagung hingga menetas dan menyerang tongkol dan memakan biji yang masih
dalam perkembangan. Biasanya hama ini menyerang tangkai bunga terlebih dahulu,
kemudian masuk kedalam tongkol. Pada lubang-lubang bekas hama ini terdapat
kotoran-kotorang yang menumpuk yang dikeluarkan oleh hama ini.
Pengendalian
dapat dilakukan dengan agens hayati seperti trichoderma sp. dan eriborus
argentiopilosa. Trichoderma berperan sebagai parasit telur, sedangkan Eriborus
argentiopilosa sebagai parasit larva.
7. Penggerek Batang (Ostrinia fumacalis)
Hama
ini biasanya menyerang pada seluruh fase pertumbuhan tanaman jagung. Penggerek
batang merupakan larva dari telur ngengat yang menetas. Telur-telur tersebut
biasanya diletakkan dipermukaan daun bagian bawah. Kemudian menetas dan
menyerang pada seluruh bagian tanaman, mulai dari alur bunga jantan, daun,
batang, pangkal tongkol dan pada tassel. Serangan menyebabkan kerusakan pada
bunga jantan, daun berlubang, batang berlubang, serta merusak tasel dan
mengakibatkan tasel mudah patah.
Pengendalian
dapat dilakukan dengan pemanfaatan musuh alami seperti trichoderma sp.,
predator euborellia annulata dan bacillus thuringiensis. Perlakuan kimiawi
dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif karbofuran, monokrotofos,
triazofos atau diklhrofos.
8. Kutu Daun (Myzus persicae)