(0362) 25090
distan@bulelengkab.go.id
Dinas Pertanian

Pembuatan Agen Pengendali Hayati (APH) Beauveria bassiana dalam Media EKG (Ekstrak Kentang Gula)

Admin distan | 30 November 2022 | 1061 kali

I Wayan Rusman, S.P.

  

      Salah satu tantangan utama dalam budidaya tanaman padi adalah adanya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). OPT yang sering menyebabkan kerugian secara ekonomi adalah wereng. Wereng coklat dapat menimbulkan kerusakan ringan sampai berat pada hampir semua fase tumbuh, sejak fase pesemaian, anakan sampai fase masak susu. Gajala wereng coklat pada individu rumpun dapat terlihat dari daun-daun yang menguning, kemudian tanaman mengering dengan cepat (seperti terbakar). Saat ini pengendalian menggunakan pestisida kimia sintetis masih menjadi pilihan utama petani, oleh sebab itu upaya untuk mengurangi ketergantungan dengan penggunaan insektisida maka perlu adanya pengembangan agens antagonis dalam pengendalian wereng batang coklat.


Salah satu agen pengendali hayati (APH) dalam pengendalian wereng adalah Beauveria bassiana. Jamur ini terdapat di semua lingkungan padi, syarat untuk hidupnya yaitu memerlukan kelembaban yang tinggi dan lama untuk menumbuhakan spora-spora yang terbawa oleh angin atau air. Cendawan ini akan menyerang jaringan yang lunak dan cairan tubuh inang bila siap menghasilkan spora kembara. Spora itu kelihatannya seperti kapur/ kapas putih pada tubuh wereng batang coklat atau serangga sejenis yang terinfeksi. Apabila ditemukan serangga terinfeksi pada lahan maka spora tersebut dapat digerus pada air dan disemprotkan kembali ke lahan.

Untuk menerapkan pengendalian menggunakan Beauveria bassiana Subak Babakan Bila melalui kegiatan P4 (Pemberdayaan Petani dalam Pemasyarakatan PHT) telah mencoba membuat APH dengan jamur tersebut dalam Media EKG (Ekstrak Kentang Gula). Untuk pembuatan media cair EKG sebanyak 25 liter dibutuhkan 8 kg kentang dan 400 gram gula pasir. Kentang yang digunakan bermutu baik dan harus sehat, tidak ada cacat fisik. Mula-mula kentang ditimbang sesuai kebutuhan, lalu dikupas sampai kulit bersih, kemudian dicuci dan dipotong dadu, masukan kentang kedalam panci yang berisi air lalu direbus. Setelah mendidih dan kentang sudah bertekstur lembek, saring kentang lalu masukkan gula pasir dan diaduk-aduk sampai larut. Kemudian dinginkan ekstrak kentang plus gula tersebut. Media cair EKG siap digunakan setelah dingin dan dimasukkan isolat Beauveria bassiana sebanyajk 2 botol isolat dan difermentasi selama 14 hari dalam alat khusus yang sudah disiapkan. Dengan dikembangkannya pembuatan APH di Subak Babakan Bila diharapkan Pengendalian OPT dengan agen pengendali hayati akan menyebar ke Subak/ Kelompok Tani di wilayah sekitar, sehingga petani tidak hanya bergantung terhadap penggunaan pestisida kimia sintetis.