I Wayan Rusman, S.P.
Salah satu tantangan utama dalam budidaya tanaman padi adalah adanya serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT). OPT yang sering menyebabkan kerugian secara ekonomi adalah wereng. Wereng coklat dapat menimbulkan kerusakan ringan sampai berat pada hampir semua fase tumbuh, sejak fase pesemaian, anakan sampai fase masak susu. Gajala wereng coklat pada individu rumpun dapat terlihat dari daun-daun yang menguning, kemudian tanaman mengering dengan cepat (seperti terbakar). Saat ini pengendalian menggunakan pestisida kimia sintetis masih menjadi pilihan utama petani, oleh sebab itu upaya untuk mengurangi ketergantungan dengan penggunaan insektisida maka perlu adanya pengembangan agens antagonis dalam pengendalian wereng batang coklat.
Salah
satu agen pengendali hayati (APH) dalam pengendalian wereng adalah Beauveria
bassiana. Jamur ini terdapat di semua lingkungan padi, syarat untuk
hidupnya yaitu memerlukan kelembaban yang tinggi dan lama untuk menumbuhakan
spora-spora yang terbawa oleh angin atau air. Cendawan ini akan menyerang
jaringan yang lunak dan cairan tubuh inang bila siap menghasilkan spora kembara.
Spora itu kelihatannya seperti kapur/ kapas putih pada tubuh wereng batang
coklat atau serangga sejenis yang terinfeksi. Apabila ditemukan serangga
terinfeksi pada lahan maka spora tersebut dapat digerus pada air dan
disemprotkan kembali ke lahan.
Untuk
menerapkan pengendalian menggunakan Beauveria bassiana Subak Babakan
Bila melalui kegiatan P4 (Pemberdayaan Petani dalam Pemasyarakatan PHT) telah
mencoba membuat APH dengan jamur tersebut dalam Media EKG (Ekstrak Kentang
Gula). Untuk pembuatan media cair EKG sebanyak 25 liter dibutuhkan 8 kg kentang
dan 400 gram gula pasir. Kentang yang digunakan bermutu baik dan harus sehat,
tidak ada cacat fisik. Mula-mula kentang ditimbang sesuai kebutuhan, lalu
dikupas sampai kulit bersih, kemudian dicuci dan dipotong dadu, masukan kentang
kedalam panci yang berisi air lalu direbus. Setelah mendidih dan kentang sudah
bertekstur lembek, saring kentang lalu masukkan gula pasir dan diaduk-aduk
sampai larut. Kemudian dinginkan ekstrak kentang plus gula tersebut. Media cair
EKG siap digunakan setelah dingin dan dimasukkan isolat Beauveria bassiana
sebanyajk 2 botol isolat dan difermentasi selama 14 hari dalam alat khusus yang
sudah disiapkan. Dengan dikembangkannya pembuatan APH di Subak Babakan Bila
diharapkan Pengendalian OPT dengan agen pengendali hayati akan menyebar ke Subak/
Kelompok Tani di wilayah sekitar, sehingga petani tidak hanya bergantung
terhadap penggunaan pestisida kimia sintetis.