Oleh: Rosma Susiwaty Situmeang, S.P/POPT Ahli Pertama
Penggerek Batang adalah hama penting pada tanaman padi. Hama ini menyerang dan merusak tanaman padi pada semua fase pertumbuhan. Serangan saat persemaian atau fase vegetatif dikenal sebagai sundep, sedangkan serangan saat fase generatif biasa disebut sebagai beluk. Kehilangan hasil padi akibat serangan penggerek batang pada fase vegetatif tidak terlalu besar karena tanaman masih dapat membentuk anakan baru. Namun tetap ada pengurangan hasil karena anakan baru yang terbentuk lebih kecil dan menghasilkan malai yang lebih kecil juga. Gejala sundep sudah kelihatan sejak empat hari setelah larva masuk. Larva selalu keluar masuk batang tanaman sehingga satu ekor larva sampai menjadi ngengat dapat merusak 6-15 batang padi. Seekor ngengat betina penggerek dapat menghasilkan telur 170-260 butir/kelompok dan akan menetas menjadi larva pada 4-9 hari kemudian. Larva yang menetas berukuran maksimal 21 mm dan akan hidup di batang padi selama 19-31 hari.
Dalam mengendalikan hama penggerek batang padi harus berpedoman pada sistem Pengendalian Hama Terpadu, hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya resistensi dan resurjensi hama serta kerusakan lingkungan akibat penggunaan pestisida kimia yang tidak tepat. Adapun teknik pengendalian yang dapat dilakukan, sebagai berikut:
1. Pengaturan pola tanam
Waktu tanam yang tepat
merupakan cara yang efektif untuk menghindari serangan penggerek batang.
Hindari penanaman padi pada bulan-bulan Desember-Januari, karena suhu,
kelembaban dan curah hujan pada saat itu sangat cocok untuk perkembangan hama
penggerek batang, sementara tanaman padi yang baru ditanam sangat sensitif
terhadap hama tersebut. Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan
ngengat atau populasi larva di tunggul tanaman padi. Penanaman padi tidak
dianjurkan bertepatan dengan puncak penerbangan ngengat. Penanaman padi bisa
dilakukan pada 15 hari setelah puncak penerbangan ngengat. Tanam serempak untuk
menghindari sumber makanan bagi hama penggerek batang. Dalam satu hamparan
kelompok tani batas waktu tanam awal dan akhir sebaiknya paling lama 15 hari.
2. Penggunaan lampu perangkap
Pengendalian
penggerek batang padi dapat dimulai sejak di persemaian sampai di pertanaman,
dengan cara mengumpulkan kelompok telur. Namun, jika terlihat penerbangan
imago/ngengat pada sore hari, pengendalian dilakukan dengan cara penangkapan
dengan lampu perangkap pada malam harinya (lampu patromak/lampu lain yang
dikombinasikan dengan pemasangan bak penampang yang telah di isi dengan minyak/detergen).
Fungsi lampu
perangkap di lahan sawah adalah: (1) Hama yang tertangkap merupakan hasil
monitoring dini terhadap jenis dan jumlah hama imigran yang datang di
pertanaman untuk menentukan nilai ambang ekonomi. Bila pada lampu perangkap
sudah tertangkap ngengat penggerek, maka harus segera dikendalikan 4 hari
setelah ngengat tertangkap. (2) Pengamatan dengan lampu perangkap harus
dilakukan setiap hari untuk membuat kurva bulanan sebagai dasar penetapan
persemaian atau waktu tanam. Penetapan waktu persemaian ditentukan oleh puncak hama
imigran yang tertangkap lampu perangkap. Persemaian dan penanaman padi
hendaknya dilakukan 15 hari setelah puncak imigran.
3. Pemanfaatan Parasioid
Kehidupan musuh
alami penggerek batang padi putih tidak lepas dari parasit pengatur
populasinya, sehingga terjadi biological balance. Oleh karena itu,
setiap stadium penggerek mempunyai musuh alami yang berbeda. Pemanfaatan musuh
alami parasitoid dengan melepas parasitoid telur seperti Trichogramma
japonicum dengan dosis 20 pias/ha sejak awal pertanaman dapat membantu
mengurangi serangan penggerek batang padi walau kecil.
4. Pengendalian secara kimiawi
Pengendalian
dengan insektisida segera dilakukan, jika > 10 % rumpun padi memperlihatkan
gejala sundep atau beluk. Penggunaan insektisida butiran di persemaian
dilakukan jika sekitar pertanaman ada lahan yang sedang atau menjelang panen
pada satu hari sebelum tanam. Pada pertanaman, insektisida butiran diberikan
terutama pada stadium vegetatif dan pada stadium generatif aplikasi dengan
insektisida cair. Insektisida butiran yang direkomendasikan adalah yang
mengandung bahan aktif klorantraniliprol, fipronil. Klorantraniliprol,
aplikasinya dengan dosis 7,5 kg per hektar dapat ditabur bersama dengan pupuk
pada umur 7-14 hst. Insektisida cair (semprot) yang direkomendasikan adalah
yang berbahan aktif klorantraniliprol, fipronil, dimehipo dan bensultaf. Perlu
diperhatikan, bahwa sebelum menggunakan produk pestisida, agar membaca dan
memahami informasi yang tertera pada tabel yang ada di kemasan.
Sumber:
- Amran,
M. 2007. Penggerek Batang Padi Putih dan Pengendaliannya. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP). Sulawesi Tengah.
https://tanamanpangan.pertanian.go.id/detil-konten/iptek/231